Rabu, 25 Desember 2019

Bukit Durian Wonosalam : Menu nDeso dan Sajian Bahari di Lereng Anjasmoro


Destinasi kuliner baru kembali hadir di Wonosalam, judulnya Bukit Durian. Menu yang disajikan mungkin hampir sama dengan warung-warung lain di Wonosalam yang menawarkan pilihan sajian ndeso. Berkisar nasi jagung, aneka lalapan, ikan, iwak kali, bahkan sayur lompong yang akhir-akhir ini agak menanjak popularitasnya.

Kolak Ketan Durian ala Bukit Durian Wonosalam

Kolak ketan durian jelas tak bisa ketinggalan sebagai identitas Lereng Anjasmoro. Tapi tetap, ada dua menu tambahan yang spesial, yang berasal dari protein dari laut yaitu gurita dan cumi. Bila memilih dua menu laut ini, makan di Bukit Durian seperti andok di pegunungan dengan sajian bahari. Hehehhehee.........

Sabtu, 07 Desember 2019

Candi Glagahan : Bangunan Suci Cantik Yang Disebutkan dalam Prasasti Poh Rinting


Berawal dari niat membuat sumur untuk membuat kebutuhan air lancar, Candi Glagahan ditemukan. Penggalian dilanjutkan hingga menguak adanya struktur bangunan kuno dengan batu bata merah khas era kerajaan di masa lalu. Seperti bangunan pemujaan, yang juga diperkirakan berbentuk petirtaan. Keluarga Bu Tonah sendiri juga tak menyangka ternyata di halaman belakang rumahnya terdapat sebuah candi yang memiliki nilai sejarah tinggi bagi Jombang.



Candi ini berada Dusun Glagahan, Desa Glagahan, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang. Dari nama desa ditemukannya candi, kemudian bangunan kuno ini pun disebut Candi Glagahan. Karena ditemukan di Desa Glagahan, maka candi ini disebut Candi Glagahan dan telah terdaftar sebagai bangunan cagar budaya oleh BPCB. Kini rumah yang memiliki lahan itu ditinggali oleh salah satu putra Bu Tonah yang sekarang menjabat Ketua RT setempat di RT.03 RW. 02. 

Senin, 02 Desember 2019

The Ground Canyon of Jombang : Ngarai Mini Tersembunyi nan Eksotis ala Wisata Kedung Cinet


Ngarai kecil nan tersembunyi ala Jombang kini serius digarap oleh PERHUTANI sebagai destinasi wisata alam yang mempesona para traveler. Dipoles dengan konsep masa kini, Ground Canyon Kedung Cinet bahkan ditahbiskan sebagai urutan teratas dalam 10 Top Destinasi Jombang.



Disebut Ground Canyon karena destinasi ini berupa ngarai yang spot paling indahnya bisa dilihat dengan menuruni lereng sungai. Bila Grand Canyon di Colorado merupakan ngarai terbesar di dunia, Green Canyon di Pangandaran adalah versi hijaunya, maka Kedung Cinet berupa bentuk mininya, yang tersembunyi di tengah hutan di ujung kota Jombang. Jadi, disebutlah Kedung Cinet sebagai Ground Canyon ala Jombang.

Jumat, 08 November 2019

Watu Mbah-Mbeh : Relief Unik WatuGaluh Petunjuk Ibukota Kerajaan Mdang



Sebuah patok batu andesit berdiri agak miring di tengah sawah. Patok batu itu bukan sekedar tugu biasa. Patok batu itu, menjadi asal usul sejarah Desa Watu Galuh yang kini hari jadinya didasarkan dari penetapan lokasi itu sebagai ibukota Kerajaan Mataram Kuno dalam era Wangsa Isyana yang dipimpin Mpu Sindok, Sang Mahamantri Rakyyan i Hino.


Penduduk setempat menyebut patok Watu Galuh ini sebagai Watu Mbah-Mbeh, yang entah darimana penamaan ini berasal. Patok ini mungkin sebuah srandu yang menandai lokasi tertentu sebagai bagian dari batas kota. Jika memang benar, maka bisa jadi masih ada patok batu yang lain sebagai penandanya. Mirip dengan konsep yoni naga raja milik Majapahit yang menjadi pembatas wilayah ibukota kerajaan.

Sabtu, 02 November 2019

Kesegaran Es Oyen dan Es Degurian Stadion Merdeka


Jadi kalau dipikir, sebenarnya Es Oyen Stadion ini mirip sekali dengan es campur, hanya saja disajikan dalam gelas-berpegangan dan tak menambahkan pemanis berwarna lagi dalam sajiannya. Es Oyennya juga tak seperti pada pakem minuman aslinya seperti yang ada di Bandung dengan aneka buah tambahan yang semarak. Tapi, elemen cairannya yang berasal dari air kelapa penuh isotonik inilah yang menjadikan es ala Stadion Jombang ini jadi berbeda dari Es Oyen lainnya.


Es Oyen Stadion ini sebenarnya merupakan minuman yang menjadi varian tambahan para pedagang Es Degan di sepanjang Jalan Gus Dur depan GOR. Varian Es Oyen diciptakan untuk makin menyemarakkan dagangan, sehingga pembeli tak hanya bisa menikmati es degan tapi juga es oyen. Berhubung elemennya sama dengan Es Degan Stadion, jadi dengan mudah saja tinggal ditambahkan cacahan agar-agar dan sagu mutiara sehingga tampilannya jadi makin cantik.

Jumat, 01 November 2019

Taman Kututan : Keindahan Tersembunyi di Tengah Hutan


Tak disangka, di persimpangan jalan setapak menuju dua air terjun, terdapat taman yang begitu indah. Taman Kututan namanya, yang letaknya tersembunyi di dalam area hutan di Wonosalam. Bunga-bunga hutan menghiasi lokasi, pengunjung juga dimanjakan dengan jembatan dan ayunan di atas sungai yang jernih.


Jadi, taman ini sebenarnya merupakan bagian dari Taman Hutan Raya R.Soerjo regional Wonosalam Selatan Dusun Pengajaran, Desa Galengdowo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang  yang bersebelahan dengan tepi Kediri.

Rabu, 09 Oktober 2019

Si Manis Jumbo Salak (Baron) Galengdowo


Tak melulu bumi durian, Wonosalam juga merupakan penghasil salak berkualitas. Komoditas salak yang bisa dipanen sepanjang tahun benar-benar menguntungkan petani. Bahkan seluruh penjuru Wonosalam adalah penghasil salak. Galengdowo dan sekitarnya merupakan pusat kebun salak Galengdowo yang menjadi primadona kebanggaan Wonosalam selatan.

Salak Galengdowo memang terasa lebih istimewa. Salaknya terkenal sangat manis, tanpa rasa kecut sama sekali. Ukurannya besar dan begitu renyah. Dari ukurannya, Salak Galengdowo jelas memiliki daya tarik yang disukai penjual dan pembeli. Selain penampilannya yang sangat menggiurkan, rasanya juga enak. Salak Galengdowo ini pun makin menggoda dan cocok sebagai oleh-oleh yang istimewa bagi penerimanya.

Minggu, 06 Oktober 2019

Candi Dempok : Singgasana Pertapaan Damarwulan



Tumpukan bata kuno membentuk bangunan mirip candi Majapahit disinyalir merupakan peninggalan Damarwulan. Dari cerita penduduk setempat, dulunya tumpukan batu bata berukuran jumbo itu merupakan lokasi dimana Sang Ksatria andalan Majapahit itu bersemedi.


Diantara batu bata merah berukuran jumbo itu, terdapat beberapa yang memiliki ukiran khas guratan peninggalan bersejarah kerajaan kuno. Kebanyakan situs non-andesit memang tersusun dari batu bata kuno yang dihiasi guratan bentuk setengah lingkaran di permukaannya. Situs bersejarah yang dominan dari batu bata kuno bisa ditemukan di Situs Sugihwaras, Prasasti Tengaran, Prasasti Watu Gilang, Petilasan Damarwulan Sudimoro, dan masih banyak lagi.

Jumat, 04 Oktober 2019

Sayur Lompong Anti Plompang-Plompong : Kuliner Tradisional Penyemarak Sumberboto Reborn


Wana Wisata Sumberboto sepertinya tak mau ketinggalan dalam perkembangan destinasi yang sedang menjadi tren saat ini. Selain mempercantik area wisatanya dengan membangun beberapa bangunan baru, arena selfie, maupun menghiasinya dengan berbagai ornamen kekinian, rupanya Wana Wisata Sumberboto juga menawarkan fitur kuliner dalam sajian destinasinya. Dengan tagline ‘Sumberboto Reborn’, fitur kuliner berupa makanan tradisional Nasi Sayur Lompong didapuk menjadi andalan.

Sayur Lompong adalah makanan ‘spesies’ sayuran yang terbuat dari batang umbi talas. Bentuknya panjang dan teksturnya empuk mirip spons. Jadi bukan hanya umbinya yang dimanfaatkan, tapi batangnya juga bisa disantap. Jika sudah disajikan dalam mangkuk, pasti tak ada yang mengira bahwa bahan sayuran itu terbuat dari batang sebuah tanaman.



Selasa, 01 Oktober 2019

Petik Langsung Sayur Segar di Wisata Kampung Hidroponik Mojowarno


Berawal dari bencana badai yang merusak ratusan rumah warga di Desa Karanglo tahun lalu, akhirnya pemerintah Kabupaten Jombang dengan sigap menurunkan bantuan. Dari sinilah kemudian dilakukan inovasi dengan budidaya tanaman hidroponik yang digagas pertama kali oleh seorang warga yang berhasil menggunakan metode ini dalam aktivitas bercocok tanamnya.


Budidaya tanaman hidroponik ini kemudian diikuti oleh beberapa warga desa lain sehingga membuat Camat Mojowarno berani menetapkan Dusun KarangLo, Desa KedungLo sebagai kampung hidroponik pertama di Jombang kebanggaan Mojowarno. Dari keberhasilan inilah, akhirnya Wisata Kampung Hidroponik tercetus kemudian diresmikan di akhir November 2018 oleh Bupati Jombang terpilih.

Senin, 09 September 2019

Kikil Balungan Warung Sate H. Faqih : Kuota Terbatas, Grab It Fast!



Jombang memang sedang gencar-gencarnya menahbiskan dirinya sebagai kota berkuliner khas kikil. Pelangi Kikil di Mojosongo, Kikil Mojokrapak, Lodeh Mak Semah adalah buktinya. Namun Semuanya itu masih dalam kategori lodeh kikil, bukan sajian sup kikil sesungguhnya. Meski demikian, masih ada pula Kikil Jumbo Bu Shokib yang baru bisa dikategorikan sajian murni ‘sikil’ yang porsinya lumayan bikin klenger.


Lebih dari 50 tahun

Kuliner kikil yang unikmat satu lagi disumbangkan oleh Warung Sate H. Faqih yang berasal dari kawasan Cukir samping Pabrik Gula Tjoekir yang legendaris itu. Bertempat di jalan Raya Cukir-Mojowarno dekat lampu merah perempatan Cukir, ternyata warung sate ini tak kalah legendarisnya dengan pabrik gula tetangganya. Sepak terjangnya dalam dunia sate sudah tak perlu diragukan lagi karena sudah lebih dari 50 tahun menggelutinya. Jadi rasanya agak membosankan bila bahasan berkisar tentang sate.

Selasa, 03 September 2019

Pesona Alam Lembah Winden : Persembahan Wisata dari Sumber Gogor


Lembah Winden, satu lagi destinasi wisata di Wonosalam dari regional Sumber Gogor. Terletak di Sumber Gogor, Lembah Winden memang merupakan destinasi wisata yang erat kaitannya dengan mata air Sumber Gogor yang mengalirkan air ke Sungai Gogor.


Pesona Alam Lembah Winden menawarkan wisata berupa keindahan lembah yang dipenuhi taman hijau dan asri dengan kolam renang yang airnya langsung dari aliran Sumber Gogor yang berada tak jauh dari destinasi ini.

Senin, 02 September 2019

Candi Medeleg : Situs Punden Medelek dan Kisah-Kisah Mistis Yang Menyertainya


Di dalam area Makam Medelek, terdapat puing-puing batu bata kuno yang disinyalir sebagai peninggalan Kerajaan Medang Kamulan. Puing-puing itu dipercaya sebagai sisa bangunan kuno yang bentuknya sudah tak bisa diperkirakan lagi. Oleh penduduk, dan juru kunci makam, pecahan batu bata kuno itu disusun melingkar mirip sumur.

Batu bata kuno berwarna merah tampak sudah banyak yang pecah menjadi beberapa bagian. Terlihat ukurannya yang lebih besar dari batu-bata produksi zaman modern. Tampak beberapa ada yang memiliki ukiran seperti batu-bata khas peninggalan kerajaan Medang yang berhiaskan pahatan setengah lingkaran.

Minggu, 25 Agustus 2019

KanSa : Wisata Edukasi Kandang Sapi Wonosalam


Setelah lama dinanti akhirnya terwujudlah destinasi baru yang benar-benar berupa wisata edukasi tentang sapi perah berikut segala kelengkapannya : KanSa РKandang Sapi Wonosalam. Ternyata, destinasi ini tak melulu berisi kandang sapi sesuai namanya. Ada restoran, kolam renang, rumah hobbit, rumah jamur dan caf̩ susu yang jelas murni dan segarnya.


Kansa, atau KanSaLam -begitu Jombang City Guide lebih suka menyebutnya- berkonsep sebagai one stop shopping destinasi sapi perah, dimana semua yang berkaitan dengan ‘kegiatan laktasi’ dan peternakan salah satu hewan memamah biak ini ada dalam satu area khusus yang sangat layak dikunjungi wisatawan.

Jumat, 09 Agustus 2019

Peyek Cantik ala Keripik Kembang Goyang


Ada sebuah perusahan produsen kerupuk rempeyek di Wonosalam yang melakukan sebuah inovasi dengan membuat keripik peyek yang tidak biasa. Ketidak-umuman peyek yang diproduksi ini berupa keripik peyek yang digoreng menjadi bentuk yang sangat cantik seperti bunga. Keripik peyek Mentari Putri Ayu produksi Jombang ini berbentuk seperti keripik kembang goyang. Ada-ada saja.

Rabu, 07 Agustus 2019

Prasasti Watu Gilang : Jejak Ibukota Kerajaan Medang Kamulan



Prasasti Watu Gilang diduga merupakan peninggalan Kerajaan Medang Kamulan. Tugu batu ini sudah menjadi ‘inventaris’ cagar budaya Jombang dengan nomor 10/JMB/91 dan masuk dalam pendataan benda bersejarah peninggalan kerajaan kuno.


Seseorang pernah mengatakan bahwa gilang artinya hitam, sedangkan watu dalam bahasa Jawa artinya batu. Jika memang benar perkataan itu, Watu Gilang artinya batu hitam. Kalah wes Hajar Aswad, xixixixi… Namun saat diteliti lebih lanjut, tak ada terjemahan gilang dalam Bahasa Sansekerta.  Memang benar, Watu Gilang berwarna hitam. Memang bukan sepenuhnya hitam, namun prasasti ini jelas dibuat dari batu andesit sehingga warnanya hitam, bukan batu bata yang berwarna merah.

Minggu, 04 Agustus 2019

Griya Kawitan : Destinasi Apik Nuansa Mojopahitan Yang Masih Tertutup Untuk Umum


Sebuah destinasi baru yang dilengkapi villa, taman, kolam renang, pendopo dan joglo, akan dibuka di Wonosalam. Obyek wisata apik itu bernama Griya Kawitan, yang mengusung nuansa Jawa-Mojopahitan. Griya Kawitan ini seakan mengingatkan kita pada Kampoeng Djawi yang sebelumnya sudah merajai Wonosalam sebagai jujugan idaman wisatawan di Lereng Anjasmoro.


Griya Kawitan, yang foto-fotonya sudah beredar di internet memang menawarkan destinasi wisata dengan konsep taman dan resort bernapaskan desain Jawa. Tampak dari gambar yang beredar, sudah selesai dibangun kolam renang, aneka taman dan gapura Majapahitan yang sekilas begitu mirip dengan Kampoeng Djawi.  Sepertinya mereka bisa saingan nih... atau mungkin mereka terkait???!!??

Jumat, 02 Agustus 2019

Semangat Nasionalisme di Puncak Merah-Putih Gunung Kekep


Warna merah-putih terlihat begitu mencolok dari kejauhan saat menyusuri Jalan Cemorosewu menuju De Durian Park. Warna bendera pusaka kebanggaan negeri ini, sangat kontras dengan hijaunya perbukitan di seberang lereng. Sepertinya itu sebuah bendera, tapi sebenarnya itu tempat apa???


Lokasi menarik itu akhirnya terkuak. Rupanya tempat itu merupakan sebuah musholla sederhana, yang pemiliknya mendirikan bendera merah putih raksasa. Bendera itu bukan dikibarkan, tapi didirikan di dua buah tiang. Awalnya Jombang City Guide mengira Sang Dwiwarna itu adalah dinding yang diwarnai merah-putih, ternyata terbuat dari kain. Bendera merah-putih itu begitu besar, ukurannya sekitar 9 meter hingga tampak dari seberang bukit.

Sabtu, 06 Juli 2019

Legenda Joko Mujung dan Sang Boklorobubuh dari Gunung Anjasmoro Versi Panglungan


Bentuk Puncak Kukusan yang ikonik memunculkan cerita yang berkembang di kalangan penduduk setempat. Legenda Joko Mujung dan Sang Boklorobubuh juga menjadi cerita yang berkembang turun temurun. Lekuknya yang menarik dan tak biasa, serta memiliki bentuk yang berbeda tergantung darimana kita melihatnya, memberikan kisah tersendiri. Ada beberapa versi, yang kali ini Jombang City Guide akan menceritakan dari edisi yang berkembang dari warga Panglungan.

Via Blentreng

Secara administratif, Puncak Kukusan masuk wilayah Mojokerto dan dapat dicapai paling aman meski tetap super ekstrim melalui Nawangan. Meski demikian, view terdekat berbentuk lancip bisa didapat melalui Blentreng, sedangkan panorama paling cantik dari kemegahan Kukusan yang ikonik adalah dari Panglungan, Wonosalam.

Kamis, 04 Juli 2019

Kopi Jegidik : 'Sentuhan' Tupai dalam Cita Rasa Kopi Istimewa


Dunia sudah terlalu dibuai dengan kenikmatan Kopi Luwak. Jombang pun punya lokasi wisata penangkaran luwak yang memang memproduksi Civet coffee asli yang bukan sekedar kopi yang logonya diberi gambar musang. Lalu bagaimana kalau kopi yang sama, diproduksi dengan campur tangan tupai??? Jenis kopi yang serupa, tapi tak sama namun juga tak kalah nikmat dan eksotisnya. Sudah pernah mencicipinya? Atau malah baru dengar pertama kali??

Di samping sebagai penghasil durian, Wonosalam memang dikenal sebagai kawasan hamparan kebun kopi sejak masa kolonial Belanda. Kopi ekselsa, merupakan andalan Wonosalam karena varietas ini merupakan jenis kopi eksotis nan langka yang tak banyak dibudidayakan, tak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia.

Rabu, 03 Juli 2019

Prasasti Pucangan : Silsilah Wangsa Isyana Yang Tersandera di Negeri Seberang


Ada sebuah prasasti di museum nun jauh di negeri asing seberang lautan, namanya Prasasti Pucangan. Inskripsi mahapenting ini dijuluki Prasasti Pucangan karena menyebutkan nama sebuah tempat yang dijadikan tanah perdikan untuk sebuah area pertapaan di Lereng Gunung Pugawat, yang kini menjadi kawasan Wisata Religi Pertapaan Dewi Kilisuci di Gunung Pucangan, Ngusikan, Jombang.

Prasasti Pucangan bisa dikatakan salah satu prasasti yang sangat penting karena memuat profil Prabu Airlangga, Raja Jawa yang bahkan kiprahnya dianggap lebih hebat dari Hayam Wuruk dari Majapahit. Selain itu tertera pula nasab Airlangga berupa silsilah Wangsa Isyana termasuk dari garis istrinya, trah Kerajaan Medang Kamulan periode Jawa Timur. Tersebut pula peran Mpu Narotama,  beserta petaka besar yang pernah melanda kerajaan.

Senin, 01 Juli 2019

Senangnya Berwisata Menunggang Kuda Galengdowo



Rekreasi ke Galengdowo sepertinya tak ada habisnya dan masih punya banyak potensi yang tersembunyi. Berkonsep wisata desa, tentunya destinasinya tersebar di banyak titik termasuk satu hiburan menarik di Desa yang berbatasan dengan Kandangan-Kediri ini : Wisata Naik Kuda di Istal Sekar Wangi.


Adalah Mbak Agustin yang sehari-harinya merawat kuda anteng jantan berwarna brunette ini. Kuda besar berwarna coklat itu rupanya keturunan kuda luar negri, jadi ukurannya begitu menjulang lebih besar dibanding kuda lokal. Jadi agak takut pertama kali melihatnya, namun ke-antengan kuda itu sepertinya meruntuhkan semua kekhawatiran. Jombang City Guide tiba-tiba teringat kuda-kuda keren harga milyaran milik Pak Prabowo yang impor itu. Iri.

Selasa, 25 Juni 2019

Pendakian Anjasmoro via Cemorosewu Bareng Gunung Bagging



Pendakian Anjasmoro memang tak terlalu populer dengan rute gunung lain di Jawa Timur. Namun, diantara yang tak populer itu, ada satu jalur yang paling dikenal dari Gunung Anjasmoro ini : Puncak Cemorosewu via Carangwulung-Wonosalam. Lokasi start pendakian berada di Segunung yang memiliki ketinggian 755 mdpl.


Pegunungan Anjasmoro bukan merupakan gunung tunggal, melainkan sebuah gugusan pegunungan yang memilik banyak puncak. Anjasmoro membentang dari Mojokerto, Jombang, Malang, Batu, hingga Kediri yang mendapat bagian kakinya. Puncak Sejati berada di Malang, sedangkan Puncak Anjasmoronya sendiri malah menempati posisi tertinggi ketiga. Yang menarik, titik tertinggi di Mojokerto ada Puncak Kukusan dengan lekuknya yang begitu ikonik. Sedangkan Jombang memiliki Puncak Cemorosewu sebagai titik terpopuler, yang menjadi jalur pendakian paling ramai di antara seluruh track pendakian Anjasmoro.

Rabu, 05 Juni 2019

Wisata Petik Salak Galengdowo : Girangnya Panen Salak Langsung dari Kebunnya!


Salak Galengdowo sudah terkenal keunggulannya karena rasanya yang sangat manis tanpa rasa sepat dan kecut sama sekali. Salak Pondoh madu, jenisnya. Ukurannya besar, karena hawa sejuk yang menaungi kawasan ini sepanjang waktu.


Tour de Wonosalam berlanjut ke Kebun Salak kawasan Lereng Anjasmoro selatan regional Galengdowo. Banyak kebun salak bertebaran di Galengdowo, yang kebetulan dalam kesempatan kali ini Jombang City Guide berkunjung ke kebun salak milik Pak Kaseran. Jadi kunjungan kali ini berjudul : Wisata Petik Buah Salak Galengdowo.

Tentang Jombang Lainnya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...