Senin, 02 September 2019

Candi Medeleg : Situs Punden Medelek dan Kisah-Kisah Mistis Yang Menyertainya


Di dalam area Makam Medelek, terdapat puing-puing batu bata kuno yang disinyalir sebagai peninggalan Kerajaan Medang Kamulan. Puing-puing itu dipercaya sebagai sisa bangunan kuno yang bentuknya sudah tak bisa diperkirakan lagi. Oleh penduduk, dan juru kunci makam, pecahan batu bata kuno itu disusun melingkar mirip sumur.

Batu bata kuno berwarna merah tampak sudah banyak yang pecah menjadi beberapa bagian. Terlihat ukurannya yang lebih besar dari batu-bata produksi zaman modern. Tampak beberapa ada yang memiliki ukiran seperti batu-bata khas peninggalan kerajaan Medang yang berhiaskan pahatan setengah lingkaran.

Warga setempat percaya bahwa di bawah susunan bata yang membentuk seperti sumur ini terdapat makam Ki Ageng Medelek, yang merupakan sesepuh desa yang dulunya membabat alas sekitar. Situs kuno ini, dikunjungi oleh para pencari wangsit. Tampak di sekitar ‘sumur’ banyak sisa sesajen maupun bunga-bunga makam untuk ritual.


Entah apa yang menginspirasi penduduk menyusun puing-puing makam ini menjadi seperti sumur. Pengurus makam kini juga telah memberi tutup terpal di atas situs ‘sumur ‘ kuno ini. Yang jelas, dengan kondisinya ini, pecahan batu bata kuno jadi terlihat rapi dan terawat. Tempatnya berupa punden yang berada di dalam area khusus di makam Desa Medelek yang dianggap keramat, seakan membuatnya menjadi lebih terjaga.


Tak ada catatan apapun mengenai Situs Medelek ini, asal usulnya mungkin hanya bisa diperkirakan dari lokasinya yang berada di Dusun Medelek, Desa Tampingmojo, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang. Medelek, kadang disebut atau dituliskan pula sebagai Medeleg.

Kawasan Tembelang memang dipercaya sebagai Ibukota Kerajaan Mataram Kuno era Wangsa Isyana yang didirikan  mpu Sindok sebagai kelanjutan dari Kerajaan Mataram yang sama dinasti Wangsa Syailendra di Jawa Tengah. Tak bisa dipungkiri, banyak peninggalan kerajaan kuno yang tersebar di Tembelang dan sekitarnya.

Paling dekat dari Medelek, ada Candi Tamping Mojo di Tampingan, Tampingmojo, Tembelang yang bersebelahan dengan Megaluh yang mungkin masih belum diketahui sejarahnya. Asal usulnya sendiri masih misteri, meski yoni naga raja kecil yang ditemukan di sampingnya sepertinya sebuah pertanda bahwa Candi Tamping Mojo merupakan sebuah check point di masanya.

Ada pula Candi Dempok yang dipercaya sebagai lokasi pertapaan Damarwulan. Sedangkan di Gilang, terdapat Watu Gilang yang dipercaya sebagai bakalan prasasti. Petilasan Damarwulan di Sudimoro juga punya kisah yang berkaitan dengan Damarwulan. Selain itu terdapat Candi Mireng yang jelas-jelas tertera asal-usulnya dalam Kitab Negarakertagama sebagai candi pendermaan Lembu Tal, ayahanda Raden Wijaya pendiri Majapahit.

Berada di dalam makam desa, membuat Situs Medelek ini dikeramatkan warga sekitar. Berbagai kisah menarik berbau horor beredar di antara penduduk desa dan siapapun yang berkunjung ke sana biasanya akan merasakan hawa mistis. Area makam ini bahkan dinobatkan sebagai salah satu dari tujuh makam paling angker di Indonesia oleh berbagai situs klenik.


Diceritakan di berbagai situs bahwa terdapat banyak kisah mistis tentang makam ini. Termasuk kisah seorang tukang becak yang kebetulan ingin buang air kecil. Karena tak ada tempat buang air, akhirnya terpaksa Pak Becak itu pun buang air di gerbang makam. Anehnya, malam hari  sekujur tubuh badan tukang becak itu terasa panas, gatal-gatal seperti dikerubungi semut merah, terutama di bagian kemaluannya bahkan seperti terbakar.

Ada kisah lain tentang makam ini, yang katanya sering diadakan hajatan di area makam. Para pengisi acara seperti dipadati ribuan penonton yang menikmati irama panggung gembira. Tapi tidak diketahui siapa yang menghelat acara.

Pernah ada acara desa yang mengundang bantengan dan sejenisnya yang memang salah satu atraksinya mengandung  unsur kesurupan. Pemain jepaplek itu pun berlari masuk ke makam dan menggila di dalamnya. Entah apa yang merasukinya.

Versi lain didapat dari cerita warga setempat yang berkawan dengan penyedia jasa sound system hajatan dari Desa Banjardowo. Kebetulan, Si Banjardowo itu mendapat order sewa hajatan di Medelek. Seperti biasa selayaknya penyedia jasa sound system hajatan melakukan tugasnya dengan memasang pengeras suara di area dekat lokasi acara. Acara berjalan normal seperti hajatan pada umumnya, dengan para tamu yang berdatangan ke acara yang biasanya dihelat beberapa malam. Petugas tersebut menjaga dan menjalankan sound sistemnya siang dan malam hingga acara hajatan selesai.

Jasa pun dibayar oleh penghelat acara dengan uang kontan sesuai kesepakatan. Entah bagaimana ceritanya, yang jelas setelah petugas sound system selesai membereskan peralatannya dan siap pergi, tak sengaja disapa oleh warga setempat yang kebetulan melintas. Warga tersebut bertanya, darimanakah petugas-petugas itu, yang sepertinya baru membereskan perelengkapan hajatan.

Merasa tak ada yang aneh, petugas sound system itu menjawab bahwa baru saja membereskan peralatannya dari sisa hajatan kemarin di lokasi. Warga tersebut heran, mengapa petugas tersebut tampak membereskan acara di depan makam, dimana lokasinya cenderung sepi dan tak mungkin dilakukan acara hajatan di kuburan. Saat menoleh ke lokasi hajatan, baru tersadar bahwa lokasi yang baru saja mereka isi acara hajatannya adalah area makam.

Beberapa ajang uji nyali maupun siaran klenik pernah melakukan syuting di sini. Sempat di salah satu scene saat berdoa di samping lingkaran sumur, ada angin nggebes yang kemudian diikuti meledaknya dupa bagai petasan.

Dari cerita warga yang merupakan tetangga makam, biasanya penduduk setempat memang tidak terpengaruh dengan keangkeran makam. Namun, warga pendatang atau tamulah yang biasanya merasakan efek khusus. Pendatang dilarang berpikiran negatif atau apa yang buruk dalam benaknya biasanya akan terjadi. Misalnya saat suasana hatinya buruk, maka hawa akan terasa begitu tidak nyaman.

Makam Medelek berada tak jauh dari jalan tol. Saat pembangunannya, jembatan dalan tol yang biasanya memiliki terowongan untuk warga setempat itu bahkan harus didesain ulang supaya tidak menggusur lahan makam. Akhirnya, pembangunan jalan tol harus dibuat agak sedikit belok supaya tidak memakan area makam.

Punden Medelek ini kabarnya tak boleh dikunjungi orang luar. Biasanya bila ada orang luar yang berkunjung, pasti warga setempat curiga, karena khawatir melakukan sesuatu yang dilarang. Miko Ajah, seorang petualang sejarah pernah mampir ke situs ini dan melakukan pemotretan situs di tengah tatapan mata warga yang penuh kecurigaan. Bersyukur, tak terjadi apapun dalam kunjungannya.

Karena banyaknya cerita  mistis yang terjadi mengenai makam Medelek, akhirnya setiap orang luar yang mampir harus izin dahulu ke Kepala Dusun setempat. Memang, ada sebuah spanduk peringatan di pagar situs yang menyatakan untuk keamanan, para tamu harus lapor ke Kepala Dusun. Rumah Pak Polo tak jauh dari area makam, jadi permintaan izin pasti jadi lebih mudah.


Foto-foto berikut didapat dari Google Plus Miko Ajah dan Kabare Wong Jombang yang pernah mampir juga ke situs ini. Informasi mengenai situs Medelek banyak terdapat di akun Google Plus Miko Ajah. Sayangnya, Google Plus kini sudah kukut. Hanya situs budaya.id yang sempat mengkopas mentah artikel ini. Semoga Apriliya Oktavianti dari situs budaya.id tak lagi mengkopas ulang artikel ini sambil lupa mencantumkan sumbernya ya.

Terlepas dari angkernya makam ini, kuburan Medelek tetaplah area pesaeran pada umumnya yang memakamkan warga setempat. Situs kuno di dalam makam jelas merupakan bagian dari sejarah yang ada di Medelek, yang kemungkinan besar sangat berkaitan dengan Kerajaan Medang. Bisa jadi juga situs ini adalah bagian dari cikal bakal Tamwlang, kota kuno yang menjadi asal usul Jombang kini.

Sebagai generasi muda kota santri kita harus menjaga dan melestarikan benda bersejarah, terutama yang ada di Jombang. Sejarah dan asal usul situs di Makam Medelek, memang masih misteri. Mungkn perlu waktu untuk menguaknya.

Situs Punden Medelek
Makam Desa Medeleg
Dusun Medelek/Medeleg, Desa Tamping Mojo
Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang
Untuk keamanan, tamu harap lapor Kepala Dusun

3 komentar:

  1. Menurut ulah batin dan trawangan ki Sambung Roso di makam Mendelek kabupaten Jombang ditempat sumur itu adalah makam yg dihuni mahkluk besar berbentuk manusia yg tingginya +- 50m dan rambutnya panjang dalam pengakuannya bernama Ki Gede( kemungkinan beragama hindu dulunya dan sbagai tokoh sepuh cikal bakal desa itu dan merupakan tokoh sakti semasa hidupnya , skarang orang yg berkunjung disitu banyak yg ngalab berkah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya jelas ki gede lah namanya lha wong tingginya aja dibilang +-50m lha kalo tingginya 50cm ya bukan ki gede namanya tapi ki krucil...☺️

      Hapus

Tentang Jombang Lainnya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...