Sabtu, 07 Maret 2020

Kentalnya Nuansa Kerakyatan Wisata Pedesaan di Kampung Adat Segunung


Hiruk pikuk perkotaan tak jarang membuat banyak orang merindukan syahdunya suasana desa, berikut budaya tradisional yang tak lagi ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Kerinduan itulah yang kemudian memunculkan ide untuk menciptakan destinasi khas pedesaan di Wonosalam. Untuk mengobati kerinduan itu, sebuah kampung di Dusun Segunung, Desa Carangwulung, didapuk sebagai destinasi desa wisata yang menyajikan nuansa pedesaan khas Lereng Anjasmoro.


Destinasi tradisional itu, dinamakan Kampung Adat Segunung yang diproyeksikan berupa destinasi wisata yang menyajikan kekentalan suasana pedesaan berikut keramahan warganya. Ide pembuatan kampung adat ini tak luput dari campur tangan Pak Sumrambah Wakil Bupati Jombang, yang merasakan kerinduan yang sama akan nuansa pedesaan berikut hal-hal tradisional yang sudah tak lagi bisa ditemui dalam kehidupan sehari-hari di perkotaan.



Desa wisata berupa kampung adat ini juga tercipta akibat bentuk keprihatinan orang nomor dua di Jombang mengenai kapitalisasi yang makin lama makin menggerus Wonosalam. Banyak destinasi baru bermunculan di Lereng Anjasmoro, namun hampir semuanya berupa tempat wisata dengan modal besar oleh pengusaha perseorangan. Belum adanya destinasi wisata kerakyatan yang berbasis tradisional dan kegotong royongan. Dari situlah, ide mengangkat kearifan lokal berupa Kampung Adat Segunung pun tercipta.


Intinya, penduduk setempat tak ingin hanya jadi penonton di tengah merebaknya banyak destinasi wisata setempat. Jadi, warga harus ikut andil dan menjadi penggerak wisata yang bisa memajukan desanya. Nantinya, setiap penduduk di Kampung Adat Segunung adalah guide yang mewakili potensi wisata desanya.

Kleber

Desa Wisata Kampung Adat Segunung, memang berlokasi di Dusun Segunung, Desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. Lokasinya tak jauh dari Pos Pendakian Anjasmoro yang dikenal dengan I-Kancil dengan jalur ke Puncak Cemorosewunya. Bertempat agak tersembunyi agak ke atas setelah jalur ke De Durian Park, Kampung Adat Segunung tetap bisa diakses dengan kendaraan roda empat karena sudah dilengkapi dengan jalanan beton.


Destinasi yang bernama kampung ini memang tak berupa satu lokasi utuh, namun berupa semacam dukuh yang hampir setiap rumah di dalamnya akan menjadi bagian yang bersinergi satu sama lain. Sudah ada sepuluh rumah yang siap, dimana nantinya aka nada 50 rumah yang tersebar menjadi ‘partisipan’ penyaji Wisata Kampung Adat Segunung ini. Fitur yang ditawarkan bisa beragam, misalnya angkringan, warung kopi robusta dan ekselsa, maupun wisata kuliner pedesaan.

Salah satu lokasi angkringan yang siap juga untuk homestay

Oleh-oleh kopi robusta, ekselsa dan permen susu sapi

Warung kopi diperkirakan akan menjadi salah satu fitur andalan karena Segunung identik dengan kopi robustanya. Meski demikian, pecinta kopi ekselsa juga tak perlu kecewa karena varian kopi langka warisan kolonial itu juga tersedia di berbagai omah kopi yang secara bertahap mulai diselesaikan. Mau kopi bistak (robusta) oke, mau ngopi sesah (asisah/ekselsa) juga boleh.

Omah Kopi


Dalam event Kendurenan 2020 bahkan diselenggarakan minum kopi gratis lebih dari 2020 cangkir di lokasi. Kenapa dikatakan lebih dari 2020 cangkir? Karena sebelum perhelatan minum kopi gratis pun, kru Jombang City Guide pun sudah incip-incip kopi di berbagai titik di lokasi. Minuman kopi dan sajian ndeso bisa dinikmati siapapun yang berkunjung ke Kampung Adat Segunung. Berhubung Jombang City Guide nggak suka kopi, jahe yang ngawe-ngawe di meja pun bisa jadi penggantinya. Langsung samber, glek-glek-glek segerrrrrrr...

Langsung samber

Hidangan ndeso

Kolak durian nantinya juga pasti tersedia dalam setiap warung, tapi hanya saat musim durian yang biasanya terjadi di bulan Desember sampai Mei. Dalam hati Jombang City Guide mbatin : Pastinya nanti bisa incip sensasi ngopi duren ya? Maksudnya ngopi dicemplungi sepongge durian yang ada dalam secangkir kopi, pastinya???


Menu untuk wisata kuliner dijamin berupa sajian khas pedesaan yang pastinya penuh gizi tapi juga sangat menggugah selera. Nasi Jagung, nasi tiwul menjadi pilihan karbohidratnya. Lauk nya berupa iwak kali seperti wader dan kutuk, maupun pilihan protein halal lainnya yang sedang tersedia.

Sambel Pete

Cah Kangkung

Kayak Bihun ya : Padahal Tumis Pepaya Muda


Lodeh Rebung


Sayurnya pun beragam, diambil dari tanaman yang tumbuh di pekarangan warga setempat atau di pinggir sungai seperti sayur lompong, tumis daun papaya, lodeh, sayur rebung, urap-urap, cah kangkung, oseng-oseng pepaya muda dan masih banyak lainnya. Sajian makin lengkap dengan sambel petai. Kokinya pun merupakan ibu-ibu penduduk setempat yang selalu siaga menyajikan hidangan khas rumahan yang sederhana tapi nikmat.

Nasi Jagung

Kru Dapur

Nasi Tiwul


Konsentrasi

Rencananya, setiap rumah bisa memberikan penawaran wisata dengan berbagai fitur yang saling melengkapi, misalnya pondok ngopi, warung ndeso, atau homestay. Rumah yang akan menjadi homestay mungkin bisa jadi alternatif penginapan para backpacker untuk para pendaki yang butuh bermalam sebelum nanjak di Pendakian Anjasmoro ke Puncak Cemorosewu. Bisa juga nantinya jadi penginapan wisatawan yang ingin menikmati suasana Lereng Anjasmoro maupun alternatif bermalam dengan harga terjangkau ketika perhelatan festival Kendurenan yang masih minim tersedia di Wonosalam.

Menjual hasil bumi dan menyewakan bangunannya untuk homestay

Wisatawan yang menginap nantinya bisa melihat langsung kegiatan sehari-hari penduduk desa, sehingga Kampung Adat Segunung ini juga bisa menjadi wahana wisata edukasi. Memang, penduduk setempat mata pencahariannya adalah petani dan peternak, sehingga kesehariannya tak jauh dari potensi alam yang ada di lokasi.

Heri : Heboh sendiri, xixixixi

Dari pengalamannya bermalam, waktu yang dihabiskan di Kampung Adat Segunung jadi lebih panjang sehingga bisa punya banyak kesempatan menikmati kehidupan di pedesaan. Misalnya wisatawan bisa melakukan pengamatan bagaimana menanam pohon, merawat dan memanen kopi bila musimnya, atau berternak kambing bahkan belajar memerah susunya.


Kostum adat

Untuk mendukung nuansa pedesaannya, beberapa penduduk dan kru bahkan mengenakan pakaian beskap Jawa Timuran hitam lengkap dengan udengnya yang identik dengan penampilan tradisional. Kostum hitam lengan panjang dengan celana glowor itu tampaknya menjadi pakaian khas yang dikenakan para kru kampung adat. Kepala Dusun Segunung, didapuk sebagai ketua kampung adat. Para wanitanya pun banyak yang mengenakan kebaya dengan jarik batik tradisional. Jadi kalau dilakukan pemotretan, pastinya serasa kembali ke masa lalu, tapi dalam gaya masa kini.



Penduduk juga menyediakan permainan tradisional berupa balap klompen, kekompakan bakiak sambung dan jalan-jalan pakai egrang yang mungkin generasi milenial bahkan tak pernah mengenalnya. Beberapa permainan tradisional seperti gobak sodor, main bekel maupun patel lele mungkin sangat bisa dilakukan di sini, mengingat anak-anak masa kini sudah terlalu banyak yang terbius dengan gadget. Kampung Adat segunung agaknya ingin mengembalikan atau sekedar mengenalkan kebahagiaan masa kecil tanpa gadget pada generasi jaman now dengan keramahan khas pedesaan.




Suasananya memang masih berupa rumah-rumah penduduk desa biasa. Namun secara bertahap akan ditambahkan elemen-elemen yang bisa digunakan untuk kepentingan wisata yang bisa menampung kunjungan wisatawan. Beberapa di antaranya adalah pusat oleh-oleh, pusat informasi, sekertariat, termasuk memperbanyak gazebo maupun pondok-pondok bergaya tradisional.


Pembangunan lokasi sudah dilakukan sekitar enam bulan lalu, dan masih dalam fase pengerjaan lanjutan. Diperkirakan semua akan rampung enam bulan ke depan. Meski demikian, destinasi Kampung Adat Segunung sudah bisa dikunjungi dan dinikmati. Beberapa wisatawan mancanegara yang sempat kesangsang di sana mengaku senang sekali dengan nuansa pedesaan yang disajikan di Kampung Adat Segunung.



Untuk menambah gaung Kampung Adat Segunung, pemuda setempat juga berkontribusi dengan menjadi panitia dalam berbagai perhelatan di Wonosalam sambil mempromosikan potensi kampungnya. Jombang City Guide bahkan pernah kebagian gantungan kunci berlogo Kampung Adat Segunung ketika perhelatan kontes durian yang diselenggarakan tak jauh dari lokasi.



Desa Carangwulung juga nantinya akan menjadi wisata berbasis budaya dan lingkungan. Ada banyak destinasi di sana, diantaranya resort Kampong Djawi, Wisata Bukit Pinus, Ekowisata Banyumili, dan De Durian Park agritourism. Ada Kebun Si Mbok dan Petirtaan Sendang Mireng sebagai bagian aliran artesis terbesar di Wonosalam yang ada di atas Segunung.



Sungai yang mengalir di samping sekertariat Kampung Adat Segunung nantinya akan dibersihkan, sehingga bisa menjadi lokasi kecek-kecek yang seru untuk wisatawan. Tentunya, nanti akan ditata sedemikian rupa dan dirapikan sehingga tetap aman untuk keselamatan pengunjung meski aliran air cukup deras dengan medan berbatu andesit besar.

Nanti bisa kecek-kecek di sini
Desa wisata Kampung Adat Segunung ini belum punya gapura khusus untuk gerbang masuk. Hanya banner penunjuk jalan kecil yang bisa jadi penanda masuk lokasi. Jadi, masuk ke dalamnya pun tak dikenakan biaya, karena lokasinya yang memang berupa kampung yang tersebar di setiap rumah. Para wisatawan bisa menikmati suasana desa salah satunya dengan andok di kedai-kedai yang ada.

Belum ada gapura khusus

Banner penunjuk jalan
Pertanyaannya, kenapa Segunung yang didapuk jadi kampung adat? Kenapa bukan daerah lain di Wonosalam? Apa yang berbeda dari segunung dibandingkan dusun lain di Wonosalam? Adakah yang istimewa dari Segunung sehingga dipilih jadi desa wisata kampung adat? Serius nanyak, soalnya kemarin lupa pas ketemu pak Wabup kok pertanyaan ini luput dari pembicaraan. Mungkin ada yang bisa bantu jawab??? Tapi, tunggu apalagi??? Kapan mampir ke Kampung Adat Segunung??


Atmosfer kerakyatan 

Atau mau langsung dikopas aja ya, Mas Comot Bukan Wong Jombang Si Mister Kopas ????

 

Kampung Adat Segunung
Dusun Segunung, Desa Carangwulung
Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang
Pak Yanto : 0822 5753 1100
fb : Kampung Adat Segunung
ig : @kampung_adat_segunung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang Jombang Lainnya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...