Kamis, 03 Mei 2018

Nostalgia Tanaman Jadul nan Langka di Taman Kehati Jombang


Taman Kehati merupakan kependekan dari Taman Keanekaragaman Hayati, yang fungsinya sebagai lahan konservasi sekaligus menyimpan koleksi tanaman lokal langka. Taman ini dibangun oleh Kementerian Lingkungan Hidup melalui Dinas Lingkungan Hidup tahun 2010 dan berada di dalam wilayah Agrowisata Perkebunan Daerah Panglungan, sebagai bentuk amanat dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2012. Lokasi tepatnya berada di Dusun Sumberjo, Desa Panglungan, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang.

Taman Kehati didefinisikan sebagai kawasan pencadangan sumber daya alam hayati lokal di luar kawasan hutan yang mempunyai fungsi konservasi in-situ maupun ek-situ, khususnya bagi tumbuhan yang penyerbukan dan penyebaran bijinya harus dibantu oleh satwa dengan struktur dan komposisi vegetasinya dapat mendukung kelestarian satwa penyerbuk dan penyebar biji. Peraturan Menteri No.03/2013

Peresmian 2011

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan selain sebagai konservasi tanaman, taman kehati juga diharapkan menjadi penyokong tanaman yang bisa melestarikan satwa dan dibangun sebagai pusat observasi pengamatan flora dan fauna. Dengan perlindungan yang berada di bawah naungan kementrian Lingkungan Hidup, diharapkan potensi dan informasi mengenai tumbuhan lokal dapat terdata dengan baik. Dengan fisiknya yang berupa laboratorium alam inilah, juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam konservasi keanekaragaman hayati.


Laboratorium alam ini merupakan sarana penelitian serta pengenalan jenis-jenis tumbuhan lokal langka di Jawa Timur. Pengertian tanaman lokal di sini mengacu pada tumbuhan daerah setempat. Sedangkan endemik adalah tumbuhan asli daerah tersebut dan tidak dijumpai di tempat lain. Sedangkan tanaman kategori langka adalah tumbuhan yang telah ditetapkan oleh lembaga internasional seperti International Union for Conservation of Nature (IUCN) sebagai jenis yang sulit dijumpai.





Ada 85 jenis tanaman yang dikembangkan di Taman Kehati Jombang, dengan 10.000 bibit yang ditanam. Terdapat sekitar 130 spesies tumbuhan lokal Jawa Timur dan ada 2500 individu tanaman langka yang dipelihara sebagai koleksi ilmiah di dalam kebun. Sekitar 46 spesies telah dideskripsi manfaat dan perannya bagi kehidupan masyarakat. Beberapa spesies sudah umum digunakan masyarakat sebagai bahan pangan, bangunan, obat, jamu dan keperluan dalam upacara adat.


Identifikasi pelabelan dan titik tanam terhadap seluruh koleksi diperoleh data sekitar 2.774 titik tanam. Koleksi yang telah diidentifikasi meliputi 36 family, 78 genus, dan 114 spesies. Tegakan koleksi paling banyak dari kelompok Beringin-beringinan dengan jumlah genus terbanyak adalah Ficus dengan 11 spesies.



Di tempat kedua adalah Jambu-jambuan dengan Syzygium sebanyak 5 spesies dan Medang-medangan dengan genus Litsea sebanyak 5 spesies. Kemudian kelompok mangga-manggaan dengan genus Magnifera dengan 3 spesies dan Kayu Hitam yang lebih dikenal dengan Eboni dengan marga Diospyros sebanyak 3 spesies.

Beringin-Beringinan

Konsepnya, Taman Kehati sebagai sumber dan perlindungan bibit langka, pemuliaan tanaman dan sarana pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan edukasi serta lahan penyuluhan untuk kepentingan kelestarian lingkungan. Selain itu juga sebagai pelindung dari resiko pencurian hayati dan menjadi jendela informasi kekayaan sumber daya genetik lokal.

Ficus

Meski sama-sama sebagai lahan pelindung tanaman, Taman Kehati berbeda dengan Kebun Raya dan perbedaannya terletak pada jenis flora yang ditanam. Kebun Raya digunakan untuk penelitian dan menyimpan sebanyak mungkin koleksi tanaman untuk kepentingan penelitian. Jadi koleksi tanamannya tidak hanya tanaman lokal maupun endemik saja tapi juga aneka ragam tanaman yang bisa mendukung kesuksesan penelitian.


Sedangkan Taman Kehati lebih berfokus pada penyelamatan jenis-jenis tanaman lokal dari ancaman kepunahan. Intinya, konsep Taman Kehati adalah penanaman jenis tumbuhan beserta ekosistem penunjangnya agar kelestarian hubungan antara tumbuhan dan satwa penyerbuknya dapat menghasilkan biji dan benih dengan genetik yang baik dan kuat.


Taman Kehati diharapkan mampu menjadi satu kawasan ek-situ yang melakukan perlindungan keanekaragaman hayati yang berdampingan bersama kebun raya, khususnya untuk tanaman lokal. Konservasi dilakukan secara ek situ, artinya dilakukan di luar habitat alami dari berbagai jenis tumbuhan dan satwa. Konservasi eksitu juga memungkinkan taman kehati sebagai sumber benih dan bibit.


Taman Kehati juga merupakan penetapan sebuah lokasi yang digunakan sebagai areal khusus untuk penanaman tumbuhan endemik, tumbuhan lokal maupun tumbuhan langka. Lahan yang digunakan bisa merupakan aset pemerintah daerah, kampus, perusahaan dan pribadi. Tak heran, areal yang digunakan untuk perlindungan biasanya tidak seluas kebun raya dan umumnya berada di lahan yang tak terlalu luas tetapi  bisa menampung koleksi tanaman langka yang dilindungi.


Taman Kehati bisa berupa perlindungan tanaman lokal di area sempit. Syaratnya ada di luar area hutan, sehingga meski lokasinya berada di dalam Agrowisata Panglungan yang mirip kebun raya, arealnya dibedakan dan memiliki gerbang masuk sendiri. Akses masuk masih berupa jalan setapak, namun sudah bisa dilalui dengan mobil. Uniknya, Taman Kehati Jombang berada di lahan yang sangat luas.

15 Hektar

Secara ekologis dan ekonomis, areal yang tersedia merupakan daerah dengan kontur tanah berwarna merah, yang dapat dikembangkan dan memiliki kesesuaian lahan untuk tanaman keras, perkebunan dan pertanian. Sedangkan lahan didominasi dengan penutupan vegetasi berupa tanaman semak belukar dan tanaman semusim.


Bentang alam Taman Kehati Jombang berada pada kisaran ketinggian 500 mdpl dan secara umum memiliki topografi yang beragam dengan tingkat kemiringan lereng berkisar antara 15% hingga 40%. Suhu minimum rata-rata 22®C dan temperatur maksimum rata-rata mencapai 33®C. Curah hujan 1759 mm/th dengan hari hujan per bulan 76 mm/bln.


Sebagai pendukung sistem kehidupan, Taman Kehati juga bermanfaat untuk menjaga kualitas tanah, siklus pemurnian udara bahkan siklus karbon dan nutrisi. Taman kehati juga berfungsi sebagai reservoir air yang menyimpan dan memurnikan air. Hidrologi lokasi Taman Kehati mengandalkan air hujan dan sedikit sokongan dari sumber mata air Gondang yang berada tak jauh dari lokasi dan masih satu area dalam Agrowisata PDP Panglungan.


Selain itu, ruang terbuka hijau yang disediakan di dataran tinggi Wonosalam dengan bentang alam yang luas berpotensi sebagai sarana rekreasi dan ekowisata. Apalagi tanaman langka yang ada di lokasi, merupakan kekuatan destinasi ini untuk menjadi jujugan para wisatawan. Para wisatawan yang mengunjungi Taman Kehati selain bisa mengenal tanaman lokal dan langka Jawa Timur juga bisa bernostalgia. Tanaman yang dulu sering kita jumpai dan sekarang sudah jarang dan hampir hilang karena tergerus zaman, mungkin bisa kita temui di sini.

Pria Ambon

Beberapa diantaranya digolongkan agak jarang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Tanaman-tanaman itu diantaranya ; Cendana, Nogosari, Tranggulun, Wuni, Rukem, Kepel, Wiru Sintok, Mundu, Sawo Kecik, Kemloko, Jangkang, Gayam, Kedawung, Gowok, dan Juwet. Beberapa koleksi lain merupakan koleksi unggulan lokal seperti Durian Bido yang punya citarasa khas pahit, dan pete wonosalam yang berbuah sepanjang tahun.


Pembangunan dan Pengelolaan Taman Kehati secara benar dipastikan dapat meningkatkan keanekaragaman hayati lokal dan mendukung konservasi flora dan fauna di luar kawasan hutan. Beberapa satwa juga terdapat di kawasan ini mulai dari binatang mamalia seperti musang, luwak, kelelawar, dan tupai. Sedangkan reptil seperti ular, bunglon dan kadal serta katak terbang dari jenis amfibi juga hidup di habitat ini. Tak ketinggalan spesies burung seperti elang ular bido, srigunting, cerocokan, kutilang, perkutut, derkuku, alap-alap, kukuk beluk, kelompok burung perkici dan burung rangkong yang menjadi salah satu ikon wonosalam.


Pembangunan Taman Kehati dapat menyelamatkan tanaman langka dari ancaman kepunahan jenis tumbuhan berbiji, serta penyerbukannya di lahan kering sekunder akibat alih fungsi lahan pada elevasi 0-1000 mdpl. Koleksi tumbuhan yang disukai burung dan kelelawar juga terdapat di banyak titik di Taman Kehati seperti Kelompok Beringin-Beringinan, Jambu-Jambuan, Medang-Medangan dan masih banyak lagi. Tanaman-tanaman ini, bisa menjadi sumber makanan yang membantu menyokong keseimbangan lingkungan.


Taman ini juga memiliki fungsi lanjutan sebagai penghasil tanaman obat, berbagai bahan pangan, tanaman komoditas, bahan produksi dan energi bahkan bahan dasar sumber daya genetik pemuliaan tumbuhan. Masih ada beberapa tumbuhan liar di kawasan ini seperti pegagan yang begitu melimpah, dimana bahan bioaktifnya sebagai sediaan obat penyakit syaraf. Beberapa koleksi lain bahkan dimerupakan bahan kayu tradisional yang baik seperti uru lilin, sogo, sonokeling, angsana, dan cempaka.


Diantara koleksi tanaman yang berpotensi sebagai bahan biokatif obat modern (obat paten) antara lain mengkudu untuk penyakit tekanan darah, diabetes, dan meningkatkan stamina tubuh bagi wanita. Sedangkan buah kepel juga telah diketahui sebagai bahan penyerap bau, dan digunakan sebagai bahan penyusun kosmetika.


Ada 72 Taman Kehati yang sudah dibangun di Indonesia, ada yang dibangun oleh pemerintah propinsi maupun didirikan oleh Kementrian Lingkungan Hidup. Dari jumlah itu, masih bisa bertambah karena setiap kota kini membangun Taman Kehatinya masing-masing. Ada sembilan Taman Kehati yang dibangun kementrian Lingkungan Hidup sejak tahun 2008 dan satu diantaranya ada di Jombang.


Jombang terpilih sebagai lokasi perlindungan tumbuhan langka endemik propinsi yang berada di wilayah timur pulau Jawa ini, sehingga taman ini berstatus Taman Kehati Jawa Timur. Pembangunan taman kehati ini bertujuan sebagai semacam ‘cagar alam’ yang melindungi berbagai tumbuhan lokal dan langka Jawa Timur dan menyelamatkannya dari ancaman kepunahan. Jenis ancamannya juga kepunahan tanaman yang masuk di Taman kehati juga dikategorikan sangat tinggi terhadap kelestarian dan mengakibatkan kepunahan.


Taman Kehati ini dibangun oleh pemerintah sejak 2010, namun sepertinya pembangunannya begitu lamban. Pembangunannya dimulai tahun 2011 dan diresmikan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup pada 23 Agustus 2011. Luas Taman Kehati ini sekitar 15 hektar dengan menyewa lahan di wilayah Agrowisata PDP Panglungan selama 15 tahun. Tahun 2011, pembangunan taman Kehati masih mencapai tahap penanaman, pemeliharaan, dan pembangunan satu paket tandon air untuk mendukung kegiatan penyiraman.

PT Indonesia Power UPJP Perak Grati

Taman Kehati Jombang kini bekerja sama dengan PT Indonesia Power UPJP Perak Grati dengan kontrak selama lima tahun  untuk pengembangan dan pengelolaan, termasuk pembangunan sarana dan prasarana, program pendidikan lingkungan, pengayaan tanaman, dan pemberdayaan kelompok masyarakat pengelola. Selain itu juga diadakan penanaman tanaman langka dan berbagai acara termasuk lomba lari 5K yang bebarengan dengan Green Cullinary Festival. Lomba lari berhasil diikuti oleh 250 peserta dari kategori pelajar SMA dan umum.



Dengan adanya kegiatan yang dilakukan pihak kerjasama, setidaknya Taman Kehati kini menjadi lebih ramai karena sering dijadikan tuan rumah berbagai kegiatan. Berbagai acara diselenggarakan pengelola dan mitra, termasuk kegiatan pramuka. Aneka kegiatan yang diselenggarakan juga sebagai edukasi tentang kelestarian alam dan bagian dari pengenalan lingkungan serta eksistensi Taman Kehati Jombang itu sendiri.


Akses masuk Taman Kehati berada di dalam Agrowisata PDP Panglungan. Setelah memasuki gerbang PDP Panglungan, lurus saja hingga ada pertigaan pertama. Pertigaan pertama belok kiri lalu ikuti jalan. Sayangnya tidak ada sama sekali petunjuk mengenai arah menuju Taman Kehati, selain sebuah kertas laminating yang sudah memudar tulisannya. Hanya kertas inilah petunjuk satu-satunya menuju taman yang menyimpan koleksi tumbuhan langka di Wonosalam.

Plastik laminatingan

Akses masuk Taman Kehati dari Agrowisata PDP Panglungan

Aksesnya cukup terjal dan belum dipoles aspal maupun paving. Meski berupa jalan setapak, setidaknya masih bisa dilalui kendaraan roda empat satu arah. Akses ini sebaiknya dilalui dengan motor atau mobil tinggi, karena sedan dan mobil kecil pasti akan sangat menderita melewatinya.

Makadam bin Urban Legend

Sepanjang jalan makadam nan urban legend, kita bisa menikmati pemandangan aneka perkebunan yang ada di kawasan Agrowisata PDP Panglungan seperti kebun kopi, kebun cengkih, dan kebun buah naga. Jalanan yang masih gronjal-gronjal ini cukup jauh, dan membuat rasa penasaran karena memunculkan rasa tak kunjung sampai.
 


Sesampainya di gerbang Taman Kehati, di sampingnya tampak banyak paving block yang ditumpuk. Sepertinya proses pembangunan masih rehat, karena tak terlihat sama sekali pekerja yang memasangnya. Meski demikian, tumpukan paving block ini adalah sinyal dimana pengelola Taman Kehati cukup serius untuk memperbaiki akses, meski entah kapan selesainya.



Gerbang Taman Kehati sudah diperbaiki dan diperbarui menjadi lebih modern. Gerbang ini juga sudah berganti identitas dari Taman Kehati Jawa Timur menjadi Taman Kehati Jombang. Gerbang ini tidak memiliki loket, karena masuk kemari tidak ditarik biaya. Siapapun boleh datang, terutama untuk tujuan edukasi dan pelestarian lingkungan. Gerbang masuk Taman Kehati terbuka untuk siapa saja yang mencintai alam, dan buka setiap hari mulai pagi hingga sore hari.

Before - After

Bahkan tak jarang, beberapa perguruan tinggi di Jawa Timur terutama dari jurusan Biologi menjadikan Taman Kehati Jombang sebagai jujugan penelitiannya. Salah satunya ITS Surabaya yang dulunya menjadi kampus mimpi Jombang City Guide tapi nggak keturutan. Destinasi yang sangat cocok untuk penelitian ilmiah yang sesuai dengan materi perkuliahan jurusan terkait.


Memasuki Taman Kehati, ada satu jalur paving yang merupakan jalur utama di dalam Taman Kehati yang langsung menuju ke pendopo taman. Pendopo Taman Kehati, kerap dijadikan lokasi pertemuan dan berfungsi sebagai hall bila sedang dihelat sebuah acara di sini. Anak-anak pramuka juga biasanya melakukan kegiatan di pendopo ini.



Di kanan dan kiri taman terdapat pagar hijau dan banyak pepohonan. Batu besar yang ada di taman tampak dicat berwarna-warni, sekilas Jombang City Guide sempat tertipu dan mengira itu tenda karena kemiripan warnanya. Btw itu gak diprotes penggiat lingkungan ‘kah kok ngecat-ngecat batu sembarangan???

Sumpah itu tadi kukira tenda

Lokasinya yang tersembunyi membuat Taman Kehati tak terlalu ramai oleh pengunjung, sama dengan keheningan Agrowisata PDP Panglungan yang menimbulkan sensasi berada di tempat wisata pribadi. Sesekali hanya ada sekelompok pemuda setempat yang cangkruk dan pemudi yang datang bersama kawan-kawannya mengambil foto dan berselfie ria.

Para pemuda cangkruk


Taman Kehati Jombang, cocok untuk wisata murah hemat biaya yang edukatif untuk keluarga. Anak-anak yang mungkin kebanyakan diantara mereka sudah tak memiliki lahan bercocok tanam di rumah mereka, bisa mengenal berbagai jenis tanaman terutama tanaman langka yang tidak familiar. Anak-anak bisa berlarian diantara kebun dan aneka tanaman sambil mengamati hijaunya pepohonan. Selain itu suasana yang asri bisa digunakan untuk interaksi dan refreshing sambil menikmati atmosfer Lereng Anjasmoro.


Taman Kehati Jombang berada di kawasan Wonosalam. Meski hutan Salam sudah mulai menipis karena alihfungsi lahan dan pembalakan liar besar-besaran, setidaknya masih ada habitat burung yang tersisa. Sepaanjang waktu di lokasi, terdengar kicau burung yang bersahut-sahutan dengan merdunya.


Terdengar kicau burung

Dirawat oleh tiga petugas yang bekerja setiap hari, tanaman di Taman Kehati mulai tumbuh dan berkembang secara bertahap. Dulunya pohon-pohon masih kecil, kemudian setelah berkembang lebih tinggi taman ini terlihat lebih rimbun.


Siang itu rombongan Jombang City Guide berkunjung ke Taman Kehati. Kebetulan, Pak Pujiadi dan Pak Kasim dua dari tiga petugas Taman Kehati sedang beristirahat di pendopo taman. Dua petugas yang setiap harinya mengurus kebun tanaman langka ini diamanati untuk menjaga lokasi.

Pak Pujiadi dan Pak Kasim

Uniknya Pak Kasim adalah pria asal Maluku yang dulunya eksodus ke Wonosalam akibat kerusuhan Ambon tahun 1998, dan salah satu rombongan Jombang City Guide juga berasal dari Ambon. Akhirnya dua orang itu bernostalgia tentang kampung halamannya yang mirip dengan suasana alam di Wonosalam. Suatu kebetulan yang begitu ajaib.

Dua Pria asal Ambon yang berjumpa di Wonosalam, Jombang

Melihat tren plesir yang menjangkiti generasi milenial, pemerintah agak sadar meski sangat terlambat akan pentingnya memoles tempat wisata miliknya, sehingga dibangunlah toilet lucu nan imut di Taman Kehati Panglungan ini dengan bentuk buah durian dan salak yang merupakan komoditas ciri khas Wonosalam.


Toilet yang bentuknya sangat menarik untuk anak-anak ini, mengingatkan kita pada beberapa tempat umum yang ada di Jombang yang juga menyediakan toilet yang lucu seperti di Toilet Semangka di Kebon Rojo dan Toilet Rumah Teletubbies di Taman Kebon Ratu.

Toilet Pria

Toilet Wanita

Dengan adanya toilet ini, Taman Kehati yang letaknya cukup tersembunyi di Jombang pun memiliki spot foto yang cukup unik dan menjadi magnet generasi muda milenial yang ingin menambah perbendaharaan selfienya dengan potret berbackground toilet unik. Semoga selain dari upaya pihak pengelola merawatnya dengan baik, pengunjung juga harus menggunakan toilet ini dengan bijak supaya bentuknya yang indah tidak dinodai dengan kekumuhan ‘dalamnya’.






Pengunjung bisa menyumbangkan sampah anorganik yang sudah dipilah. Jadi selain menggalakkan pariwisata, pengelola juga mengajak masyarakat untuk bijak mengelola sampah. Dari bijaknya pengelolaan sampah, kita bisa melestarikan lingkungan. Pengelolaan sampah ini dimotori oleh Dinas Lingkungan Hidup Jombang, yang mendirikan Bank Sampah. Jadi tujuannya juga supaya semakin banyak masyarakat yang menjadi nasabah Bank Sampah Induk di Jombang.




Meski kemelut pembangunan yang begitu lamban, tahun 2018 Dinas Lingkungan Hidup Jombang menerima penghargaan prestisius dari MenKo Ekonomi dan Menteri Lingkungan Hidup sebagai pengelola Taman Keanekaragaman Hayati eksitu terbaik seindonesia. Jadi, Taman Kehati Jombang merupakan Taman Keanekaragaman Hayati yang paling bagus seluruh Indonesia.




Kedepannya, keterlibatan kelompok masyarakat ini akan berkontribusi dalam fungsi pengembangan Edu-EcoTourism and Research Tour. Terkait model Ekowisata, Dinas Lingkungan Hidup sudah bersinergi dengan perguruan tinggi untuk menyiapkan kapasitas masyarakat dalam peningkatan kemampuan tour guide, perilaku masyarakat, pendampingan penyiapan menu makanan lokal, pendampingan penyiapan guest house yang memenuhi syarat dan kegiatan lain yang medukung pariwisata.



Sedangkan dari sisi edutourism, sudah bersinergi dengan obyek ekowisata lain di Wisata Mata Air Desa Panglungan dan berbagai pihak yang terkait dengan gerakan kelestarian lingkungan seperti KEPUH, Padepokan Wonosalam Lestari, dan ECOTON. Sayangnya saat berkunjung kesana, Jombang City Guide masih belum mendapatkan tanda-tanda apapun mengenai sinergi ini.



Indonesia merupakan negara peringkat ketiga di dunia yang dikenal sebagai mega biodiversity country, yang memiliki kekayaan flora, fauna dan plasma nutfah. Indonesia memiliki 30.000 sampai 40.000 jenis flora tumbuhan berbiji atau sekitar 15,5% dari total jumlah flora dunia secara keseluruhan. Sekitar 85% flora kekayaan Indonesia itu proses penyerbukannya harus dibantu oleh satwa, sehingga konsep Taman Kehati juga menyangkut satwa-satwa penunjang sistem ekologisnya.



Sayangnya kondisi keanekaragaman hayati di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Penebangan hutan secara liar, eksploitasi terhadap keanekaragaman hayati yang sembarangan, menurunnya lahan resapan air hingga mengeringnya sumber mata air di berbagai titik, konversi kawasan hutan menjadi areal lain, perburuan dan perdagangan satwa liar dan dilindungi adalah beberapa faktor yang mengancam kelestarian keanekaragaman hayati.





Bila dilihat dari tujuan pembangunan taman kehati, kondisinya masih sangat jauh dari harapan.  Perlu dukungan berbagai pihak agar Taman Kehati Jombang dapat terwujud seperti yang diharapkan. Setidaknya, adanya Taman Kehati Panglungan ini dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan kesadaran perlunya menjaga kelestarian lingkungan yang sudah rusak karena tangan-tangan manusia. Lumayan juga untuk destinasi wisata alam tipis-tipis yang edukatif. Ayo kapan ke Taman Kehati Wonosalam???


Taman Kehati Jombang
Di dalam areal Agrowisata PDP Panglungan
Dusun Sumberjo, Desa Panglungan,
Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang
Buka Setiap Hari
Pukul 07.00 WIB - 17.00 WIB

 

2 komentar:

Tentang Jombang Lainnya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...