Minggu, 03 Juli 2016

Kuliner Sayur Daun Sintrong : Rumput Liar Sejuta Khasiat


Bahasan kuliner tradisional Wonosalam sepertinya tak ada habisnya. Belum habis rame-rame pesta durian berikut aneka olahannya dicicipi, ternyata ada kuliner tradisional yang didapat dari bahan-bahan tanaman liar di pekarangan rumah penduduk lereng Anjasmoro. Urap-Urap Daun Sintrong namanya, yang didapat dari daun-daun kembang sebul yang tumbuh liar di pekarangan.


Daun Sintrong memang kerap dianggap sebagai gulma yang mengganggu tampilan taman karena sering tumbuh liar dan tidak diinginkan. Tanaman ini kerap dijadikan pakan kambing dan sapi oleh para penduduk. Padahal, meski berupa tanaman liar, daun sintrong memiliki sejuta kandungan gizi dan khasiat yang bisa menyehatkan badan.


Umumnya, sintrong memang tumbuh liar di mana saja bebarengan dengan tanaman liar lainnya seperti krokot dan ciplukan yang popularitasnya kini meningkat juga karena khasiatnya. Bisa di bawah pohon cengkeh, lahan kosong, maupun tumbuh di lekukan plengsengan sungai yang berlubang. Memang, daya tahan Si Kembang Sebul ini sangat tangguh. Jadi jangan heran bila tanaman ini kadang dijadikan ilustrasi dalam berbagai tulisan sebagai perlambang perjuangan hidup.

Sintrong kerap ditemui di tanah-tanah telantar yang subur, tepian sungai, tepi jalan, kebun-kebun teh, cengkeh dan kina, terutama di bagian yang lembab hingga ketinggan 2500 mdpl. Kadang juga tangguh tumbuh di sawah-sawah yang mongering. Meski berbunga sepanjang tahun, tanaman ini merupakan tumbuhan yang relatif mudah dibatasi persebarannya. Uniknya, saat ditanam dan dibudidayakan, biasanya tanaman ini malah sulit tumbuh.


Nama latinnya Crassocephalum crepidiodes, dimana Jombang City Guide biasa menjulukinya dengan Si Kembang Sebul, karena saat bunganya mekar maka akan menjadi bunga kecil-kecil yang bisa ditiup dan terbang bersama angin. Orang bule menyebutnya dengan redflower ragleaf, thinkhead dan ebolo.

Kerabat Sintrong di Indonesia mungkin punya aneka jenis dan ukuran, yang bisa jadi punya sebutan lain yang fireweed, hawksbeard, velvetplant, yang juga merupakan tanaman liar yang bisa ditiup bunganya.

Bentuknya yang ketika merekah, mengingatkan kita pada Dandelion. Jombang City Guide juga menulis tentang saudara sintrong, Dandelion, yang kebetulan masih kerabat dengan jenis Kembang Sebul lainnya. Menariknya bunga itu dijuluki sebagai Bunga Jombang. Jadi,  Jombang City Guide mungkin lebih suka menyebut Sintrong sebagai kembang sebul karena bunganya memang sama-sama bisa ditiup.


Sintrong masih dalam jenis tumbuhan suku Asteraceae. Tanaman ini bisa tumbuh hampir satu meter, tergantung kondisi tanah dan cahaya matahari yang menyinari. Jika dihancurkan dengan diremas, daunnya akan mengeluarkan aroma yang khas. Dari Wikipedia dituliskan, tanamannya tegak dengan tinggi bisa mencapai satu meter. Berbau aromatis bila diremas.

Batangnya lunak, beralur-alur dangkal. Daun-daunnya terletak tersebar, dengan tangkai yang sering bertelinga. Helaian daun jorong memanjang atau bundar telur terbalik dengan ukuran sekitar 8-20 x 3-6 cm, dengan pangkal menyempit berangsur sepanjang tangkai daun dan ujung runcing. Bertepi rata atau berlekuk hingga berbagi menyirip, bergigi-bergerigi kasar dan runcing. Daun yang paling atas lebih kecil dan sering duduk.

Bunga majemuk berupa bonggol-bonggol yang tersusun dalam malai rata terminal. Bonggol hijau dengan ujung jingga kecoklatan hingga merah bata, silindris, 13-16 x 5-6 mm, menunduk saat masih kucup dan jadi tegak ketika sudah mekar menjadi bunga yang sebenarnya buah. Mahkota kuning, dengan ujung merah kecoklatan, bertaju-5. Buah keras, (achene), ramping memanjang seperti gelendong berusuk 10. Panjangnya sekitar 2,5 mm dengan banyak rambut sikat (pappus) berwarna putih, 9-12 mm.


Seperti jenis 'Dandelion lokal' lainnya, sebelum mekar bunganya berupa kucup yang dibalut kelopak bunga warna hijau yang sama dengan warna daun dan batangnya. Di ujung kuncup bunga itu berwarna salem kemerahan. Warna ujung kuncup ini sepertinya tergantung spesies Si Kembang Sebul sendiri. Ada yang berwarna ungu, ada yang berwarna kemerahan seperti sintrong.

Saat sudah mekar, bunganya berubah warna kuning, kemudian layu lalu jadi putih. Jadi ada sebuah fase tersendiri dari Sintrong yang mungkin ‘bermetamorfosa’ seperti kerabat-kerabatnya. Ketika sudah memutih dan mekar, mahkota bunganya berubah merekah menjadi karangan bunga yang bentuknya aneh seperti bolaSebetulnya, mahkota bunga yang seperti bola itu adalah sekumpulan bunga kecil yang berkarang pada satu bonggol bunga yang menjadi ciri khas tanaman suku kenikir-kenikiran.


Jika tiap serpihan karangan bunga diamati dari dekat, serpihan bunga kecil-kecil itu bentuknya memanjang dengan akar tunggal. Serpihan bunga ini putih halus seperti kapas, lebih ringan dari bulu. Meski sederhana dan terlihat ringkih, namun sebenarnya sangat indah. Tangkainya kecil dengan bakal akar di pangkalnya. Ujungnya merekah, semacam parasut yang menjaganya tubuhnya yang ringan tetap di angkasa.



Serpihan-serpihan kecil bunganya menjadi benih yang berterbangan karena sifatnya yang ringan dan rapuh, mudah terbang bila ditiup angin. Terbang tinggi menantang angin, berpetualang menjelajah angkasa. Karangan bunga kecil-kecil inilah bentuk yang paling populer dan kemudian dikenal sebagai Bunga Dandelion sedangkan di Jombang sering juga disebut Kembang Sebul. Disebut Kembang Sebul karena karangan bunga kecil-kecil itu bisa ditiup dan terbang dengan indahnya.

Bunga kecil-kecil yang terbang dibawa angin itulah yang menjadi benih tanaman baru. Benih itu kemudian mendarat di tempat baru yang nantinya akan menumbuhkan tanaman baru. Kemanapun angin membawa Dandelion berhenti di situlah bunga ini tumbuh. Serpihan kecil karangan bunga Dandelion tadi akan tertancap dengan sendirinya saat ‘tiba’ setelah terbang dibawa angin yang kemudian menjadi bakal tanaman baru. Sehingga Tanaman Jombang ini sangat mudah tumbuh di berbagai tempat.

Jombang City Guide suka sekali dengan Si Kembang Sebul ini. Selain jenis dan nama populernya sama dengan kota kelahiran kami, juga karena bentuknya yang menarik. Bisa jadi wahana permainan anak-anak pula. Ada semacam kepuasan tersendiri saat meniup bunga sebul ini, kemudian benihnya terbang bersama angin. Sebuah lambang perjuangan dan petualangan baru yang diiringi harapan di tempat baru...


Sintrong juga memiliki banyak sebutan lain, mulai kembang sebul, junggul, mandrung-mandrung, bagini, jombloh, puyung, dantaplek, jambrong, balastrong, tespong, bedot, jebung, sawi rusa dan masih banyak lagi.


Menyantap sintrong, ternyata punya efek seperti minum jamu, mungkin mirip-mirip pula dengan khasiat herbal. Selain tubuh jadi kuat, juga melancarkan buang air kecil. Cocok untuk Anda yang punya gangguan prostat, infeksi kandung kemih, keluhan ginjal dan segala masalah yang membuat susah kencing. Diantara khasiat lainnya yang dicantumkan khasiat.id yaitu :
  • Meningkatkan stamina dan ketahanan tubuh
  • Melancarkan sistem pencernaan
  • Mencegah gangguan pembuluh darah arteri
  • Menstabilkan tekanan darahMeningkatkan nafsu makan
  • Menghilangkan nyeri
  • Memiliki efek anti-inflamasi
  • Mencegah mual pada penderita maag
  • Menanjamkan penglihatan
  • Menyeimbangkan cairan di tubuh
  • Mencegah kepikunan dini
  • Menyegarkan badan
  • Menghaluskan kulit
  • Mencegah bau badan
  • Mengatasi sembelit
  • Obat masuk angin
  • Analgesik
  • Antibiotik alami
  • Obat sakit kepala alami
  • Mood stabilizer
  • Mencegah stress
  • Membuang lemak yang mengendap
  • Menjaga berat badan jadi ideal
  • Meningkatkan kadar HB dalam darah

Dari banyaknya khasiat, tanaman ini ditengarai mengandung alkaloda pirolizidina yang diduga bisa memicu tumor. Jadi mungkin konsumsinya disarankan dalam batas wajar, sehingga efek samping yang masih diduga itu bisa ditekan.


Meski sintrong bukan tipe sayur yang lazim dimakan, ternyata tak hanya budaya jawa yang mengkreasikan sintrong dalam berbagai masakan. Masyarakat Sunda, ternyata juga melakukannya. 

Kreasi kuliner bisa muncul dari mana saja, termasuk dari pekarangan belakang rumah penduduk lereng Anjasmoro. Bila diolah, sayur sintong ini bisa jadi aneka kreasi kuliner yang menggoda. Mulai kulupan, lalapan, urap-urap, pecel, tumis, maupun lodeh sederhana.


Saat dijadikan urap-urap, kulup atau lalapan, Sintrong mengeluarkan aroma yang khas. Semacam aroma harum seperti saat kita menyantap kenikir. Maka tak heran saat daun segarnya diremas, akan mengeluarkan aroma khas, yang bisa dirasakan saat disantap. Berikut salah satu resep  Tumis Daun Sintrong dari Cookpad yang bisa dicoba di rumah :
Bahan :
  • 2 genggam daun sintrong
  • 2 siung bawang merah
  • 1 siung bawang putih
  • Separuh buah tomat
  • Garam, lada, gula secukupnya sesuai selera


Cara Memasak :
  • Cuci daun sintrong dan tangkainya sampai bersih. Pastikan ulat daun tidak luput dari pencucian, karena ulatnya geli-geli gimana gitu rasanya
  • Iris halus bawang putih,
  • Iris kasar bawang merah, tomat dan cabai merah
  • Panaskan wajan, masukkan sedikit minyak tunggu hingga panas
  • Tumis bawang merah dan bawang putih, setelah mengering masukkan cabai dan tomat, aduk hingga merata,
  • Beri garam, gula, lada, jangan masukkan MSG,
  • Bisa ditambahkan potongan jagung, wortel bakso, udang, atau sosis, untuk menyemarakkan warna hidangan,
  • Tunggu sekitar 5 menit, angkat,
  • Sajikan dengan dihias garnish untuk menambah selera, 

Bagi para pemburu incip-incip kuliner terutama hidangan tradisional setempat, mungkin pecinta makanan patut mencoba masakan warisan turun temurun warga lereng Anjasmoro ini. Tapi menariknya, bila ingin mencicipi daun sintrong ini hendaknya para pecinta kuliner tradisional harus booking dahulu. Ini disebabkan Sintrong merupakan tanaman liar yang hampir tak ada yang membudidayakan sehingga bahannya tak akan dijual di pasar dan pusat sayuran. Jadi, untuk mendapatkannya harus mbrasak kebun dahulu. Hehehhehe.... Setelah itu baru dimasak.


Sepertinya sudah banyak yang mencobanya. Atau malah belum pernah incip sama sekali??? Bagi yang ngiler, info dan pemesanan yang masih paling available hingga kini tetap dipegang oleh Guide Argowayang kebanggaan kita semua ; Pak Endon yang nomor teleponnya tertera di bagian bawah artikel ini.


Sintrong memang merupakan sejenis Kembang Sebul yang seru untuk ‘diburu’ di lahan belakang rumah. Setelah mendapatkan kepuasan meniup dan menyaksikan terbang kembangnya dibawa angin, daunnya bisa diambil untuk dijadikan santapan. Hehehheheh... Penuh khasiat lhow...

Sayur Daun Sintrong
Kuliner Tradisional Lereng Anjasmoro
Kawasan Wonosalam
Info dan Pemesanan :
Pak Endon : 085259005057

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang Jombang Lainnya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...