Jumat, 08 Januari 2016

Tugu Albatross Wonosalam : Monumen Peringatan Musibah Kecelakaan Pesawat TNI-AL di Kawasan Anjasmoro

Ada sebuah tugu mirip gapura mojopahitan di Jalan Kartosari, Dusun Banyon, Desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam. Tugu ini didirikan untuk mengenang peristiwa nahas yang pernah terjadi di Wonosalam yaitu musibah jatuhnya pesawat TNI-AL Albatross ALR-302 tanggal 18 Januari tahun 1967. Monumen peringatan itu dinamakan Tugu Albatross sesuai jenis pesawat yang jatuh kala itu.

Tugu Albatross ini bewarna hitam dan terbuat dari batu bata. Ada empat sisi prasasti yang terpasang, dimana di salah satu sisinya terukir nama-nama penumpang pesawat yang menjadi korban. Sedangkan sisi lainnya memuat logo TNI-AL beserta sedikit informasi terkait peristiwa nahas itu termasuk tanggal peresmian tugu.


Pesawat Albatros sendiri, kerap digunakan dalam berbagai acara militer. Namanya kerap disebut dengan dobel s menjadi Albatross sesuai yang tertera di prasasti yang ada di tugu. Tipe ALR-302 merupakan salah satu jenis pesawat Albatross yang dimiliki TNI ketika itu. 

Pesawat Albatros punya banyak tipe, yang kebanyakan keluarannya berupa pesawat amphibi. Sayangnya, Jombang City Guide masih belum menemukan potret pesawat Albatross tipe terkait untuk ilustrasi yang bisa menggambarkan bentuk pesawat sebelum jatuh. Berikut adalah pesawat Albatross milik TNI-AU yang dulu disebut AURI yang mungkin sedikit bisa mewakili bentuknya :


Nama Albatros sendiri diambil dari sejenis burung camar yang habitatnya di samudra pasifik dan samudra antartika. Burung Albatros termasuk burung laut terbang yang paling besar dan memiliki panjang sayap paling besar melebihi burung lainnya. Sayapnya itu digunakan untuk menantang angin kencang di lautan.

Burung Albatros sangat efisien di udara. Dengan teknik terbang melayang dan membumbung, membuat Burung Albatros mampu terbang sangat jauh tanpa menghabiskan banyak energi. Burung Albatros ini melambangkan jiwa pelaut yang gugur, sehingga membunuhnya dianggap membawa sial. Bisa jadi penggunaan nama Albatros untuk pesawat TNI-AL ini karena ingin menjadikannya sebagai petarung yang tangguh di udara.

Tak diketahui pasti mengapa pesawat itu melintas di atas pegunungan Anjasmoro, dan terbang dalam kepentingan apa. Dikatakan bahwa pesawat melintas dari arah tenggara menuju ke barat.

Kisah yang beredar masih simpang siur, termasuk kepentingan terbang yang katanya untuk menghadiri acara pernikahan. Sayangnya, tak jelas pula lokasi pernikahan yang dituju, dan pernikahan siapa yang digelar hingga harus dihadiri TNI-AL dengan mengendarai pesawat.

Tak banyak catatan mengenai kronologi kejadian. Warga yang mendengar langsung dari kepala desa yang menjabat kala itu hanya menyatakan bahwa sempat melihat ada pesawat terbang melintas di atas Cemorosewu kemudian jatuh menukik ke bawah lalu hilang tanpa jejak.

Cerita lain menyebutkan bahwa awak pesawat dan penumpang juga merupakan bagian dari keluarga mantan presiden Soeharto yang menumpang untuk perjalanan menuju sebuah perhelatan di suatu tempat. Ada yang aneh dari pernyataan ini dimana yang jelas pada masa itu masih terjadi gonjang-ganjing penggulingan Presiden Soekarno sedangkan Soeharto masih berpangkat Mayjend.

Ada satu keganjilan lain dimana untuk apa tentara angkatan laut melintasi pegunungan dengan menggunakan pesawat yang identik dengan lautan. Memang kondisi angkatan laut menjelajah pegunungan masih bisa terjadi. Tapi di balik itu pastinya ada sebuah misi yang lebih penting dari sekedar menghadiri acara pernikahan.

Ada banyak versi cerita yang menyatakan penyebab jatuhnya pesawat ini. Diantaranya yang paling terkenal adalah terdengarnya bunyi-bunyian aneh seperti alunan gamelan misterius yang kerap terdengar di banyak tempat di pegunungan Anjasmoro. Legenda ini sudah menjadi cerita rakyat setempat yang kemudian dipercaya menyebabkan gangguan sinyal radio pesawat sehingga mengacaukan radar dan fungsi pesawat lainnya.

Versi lain menyatakan adanya medan magnet tersembunyi di Pegunungan Anjasmoro yang dikatakan ada di dekat Puncak Cemorosewu, sehingga pesawat jadi oleng hingga terjadilah tragedi memilukan itu. Sayangnya peristiwa itu sudah lama berlalu dan belum ada penelitian ulang yang bisa menguak misteri jatuhnya pesawat tersebut.

Beberapa versi yang beredar menyatakan adanya kaitan mistis dengan sosok Rondo Kuning yang dulunya merupakan kembang desa setempat yang meninggal secara tidak wajar. Sepeninggalnya, Sang Kembang Desa kemudian menjadi penguasa hutan Cemorosewu. Konon apabila melewati kawasan Cemorosewu, maka harus melakukan ritual khusus. Namun jika ritual tidak dilakukan, maka akan dicelakakan.

Pesawat jatuh di dekat pesarean Rondo Kuning yang berada di sekitar Cemorosewu yang sakral dan penuh misteri. Tiga hari pencarian korban tak menunjukkan hasil berarti. Bangkai pesawat dan jasad korban kecelakaan diceritakan baru ditemukan beberapa hari setelah jatuhnya pesawat setelah dilakukan ritual khusus sesuai adat setempat.

Bisa jadi peristiwa ini juga punya keterkaitan dengan pengalaman para pendaki. Beberapa pendaki yang melintas di kaki Cemorosewu dekat puing-puing kecelakaan di luar jalur pendakian melalui Pos Kancil menyatakan pernah mengalami peristiwa mistis. Diantaranya pernah mendengar panggilan suara pria dari kejauhan, tapi tak menemukan sosok orang yang memanggilnya.

Puing-puing pesawat nahas ini dapat ditemukan di kaki Puncak Cemorosewu, yang beberapa diantaranya dapat dilihat sedikit terkubur di jalur pendakian Anjasmoro ke titik seribu cemara. Sedangkan desas-desus tentang seorang bayi yang juga menjadi korban kecelakaan ini, makamnya masih berada di antara dua pasak di Puncak Cemorosewu.


Tugu Albatross ini dibangun untuk mengenang untuk mengenang musibah ini. Keluarga korban musibah jatuhnya pesawat ini masih sering berkunjung ke tugu peringatan ini. Meski kini kondisinya kurang terawat, setidaknya generasi selanjutnya tak boleh kehilangan kisah dari tragedi ini. Supaya sepotong sejarah TNI-AL dari peristiwa ini tetap dikenang sepanjang masa.

Tugu Albatross
Jalan Kartosari,
Dusun Banyon, Desa Carangwulung,
Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang

Foto masih meminjam dari berbagai sumber di internet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang Jombang Lainnya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...