Tulisan ini diambil dari Get2iArea, cekidot!!! |
Bubur kacang ijo ini layak menjadi salah satu wisata kuliner enak andalan Kota Jombang (Sebenernya Kabupaten sih, bukan Kota) yang selalu dibanggakan penduduknya. Lebih sering disebut BurJo yang merupakan singkatan dari Bubur Kacang Ijo. Sebenarnya juga, malah kurang betul disebut bubur kacang hijau, karena ada elemen lain yang merupakan teman duet bubur kacang ijo ini, yaitu Ketan Hitam yang seakan dianak-tirikan karena tak pernah disebut dalam nama mereknya.
Kacang Ijo feat Ketan Hitam
Jadi, semangkuk bubur kacang ijo ini, berisi : Kacang Hijau, Ketan Hitam,
Santan, beserta esnya. Es bisa diserut atau dipotong utuh sesuai permintaan.
Bisa juga Es Bubur Ketan Hitam tanpa Kacang Hijaunya, atau sebaliknya; Es Bubur
Kacang Hijau tanpa ketan Hitam, semua sesuai selera Anda! Adduuuhh.... enaakk..
Lamma’ Bana!!!
Ketan Hitam dan Kacang Hijau
Bubur disiram Santan
Es Dipotong,
atau diserut dan disiramkan susu kental manis coklat atau tanpa es...
Es Dipotong,
atau diserut dan disiramkan susu kental manis coklat atau tanpa es...
Bubur ini disebut Bubur Kacang Hijau Klentheng karena berada tepat di depan
Klenteng Hok Liong Kiong di Jalan Veteran, Jombang. Sehingga warga
Jombang kemudian menyebutnya bubur Klentheng.
Bubur ini adalah juara bubur
diantara bubur-bubur yang ada (heheheh... mulai hiperbolis nih). Kenapa, karena
rasanya yang tiada duanya dan dari dulu tetap sama : ENAK. Bukan saya lebay, main-main, atau istanasentris,
namun bubur ini memiliki rasa yang susah ditiru bila kita membuatnya sendiri di
rumah.
Biasanya, bila kita membuat bubur kacang hijau di rumah, maka kuahnya akan
terasa serik atau kasar di
tenggorokan. Bisa pula kita membuah bubur kacang ijo yang cukup matang dengan
harapan butir kacang hijaunya empuk dengan sempurna. Konsekuensinya, butir-butir
hijau itu akan pecah alias mlethek....
dan membuat kuah santannya menjadi kasar dan serik di tenggorokan. Sedangkan bila kita memasak dengan cara
setengah matang, maka butir-butir kacang hijau tidak akan matang, dan keras.
Nah, ini dia semangkuk bubur kacang hijau Klentheng yang ajaib. Buburnya matang, namun kacang hijaunya tetap utuh, tidak pecah dan kuahnya tidak serik... wow... ada lendir-lendir ’aneh’ yang ajaibnya malah bikin rasanya tambah joss... Tak lupa ketan hitam yang menjadi soulmate kacang hijau sejak zaman dahulu kala bubur ini dikenal orang, serta es serut dan susu kental manis coklat yang disiramkan diatasnya dan sendok bebek logam yang mendingin karena terkena es....
Mungkin bagi sebagian orang, rasanya terlalu manis. Tapi es serutnya
sedikit mengambil peran mereduksi ke-diabetes-an bubur ini. Hihihihi... kalau
saya sih cuek aja. Justru enak di manisnya.... Sekali lagi saya tidak akan
bosan, saya orang Jawa yang suka manis!!! (yaa Allah, jangan buat kami diabetes
karena kegemaran kami ini, amiiiin...)
Hwwoooohhww... enak... halal... dan bergizi...
Bubur kacang ijo Klentheng memang enak dan tiada duanya,
semoga tetap ada dan menjadi kebanggaan kami warga Jombang.
semoga tetap ada dan menjadi kebanggaan kami warga Jombang.
Bubur Kacang Hijau Klentheng ini dahulunya hanya buka dari pagi hingga sore hari karena telah habis terjual. Kabar baiknya, saat ini sudah tidak seperti itu lagi, mereka menambah kapasitasnya dengan buka dari pukul 08.00 sampai 20.00-21.00 WIB. Dahulu, jalan tempat Klentheng berada disebut Jalan Veteran, yang kini disebut Jalan R.E Martadinata. Bubur kacang hijau bisa menerima pesanan dalam kapasitas acara besar, dengan menghubungi 081 515 650 790. Semoga bisa dihubungi yah...
Bubur kacang ijo Klentheng juga menyediakan tempat andok activity di tempat, sayangnya tempatnya kadang agak kurang
sip dan tidak bebas rokok. Pengunjung kadang-kadang
setelah makan bubur lalu menyalakan api untuk rokoknya dan hal ini bisa saja
sangat mengganggu dan membuat golongan anti-rokok megap-megap dan tersiksa. bahkan ini juga kadang dilakukan oleh kru
yang bertugas, mereka dengan santainya nyumet
rokok sialan itu sambil melayani pengunjung. Dan mungkin karena tingkat
pendidikan, kepedulian sosial dan pengetahuan mereka mengenai bahaya rokok
beserta asapnya masih sangat dangkal, mereka cuek saja bila ada yang terganggu.
Semoga segera ada perbaikan dan larangan merokok dari pemilik sehingga tidak
mengganggu kenyamanan pengunjung lain...
ssstt... itu lho yang pake baju biru sering ngrokok sembarangan. Sialan.
Ada pula gorengan yang berada di sebuah baskom plastik yang disajikan untuk
pengunjung. Pengunjung bisa makan berbagai gorengan sambil menyantap bubur
kacang ijo ini.
Mengenai sistem pembayaran bisa dilakukan setelah Anda puas makan dan menanyakan berapa total yang harus anda bayar pada kru yang bertugas dengan menyebutkan apa saja yang telah anda makan disana. Bubur Kacang Ijo Klenteng yang manis nan ajaib ini dibandrol seharga Rp.3500 per mangkuknya.
Mengenai sistem pembayaran bisa dilakukan setelah Anda puas makan dan menanyakan berapa total yang harus anda bayar pada kru yang bertugas dengan menyebutkan apa saja yang telah anda makan disana. Bubur Kacang Ijo Klenteng yang manis nan ajaib ini dibandrol seharga Rp.3500 per mangkuknya.
Saya masih
ingat dulu ketika saya masih SD, selembar seribu rupiah mendapatkan tiga
mangkuk bubur klentheng. Indonesia telah berubah ya... Semoga selalu bergerak
ke arah kemajuan bangsa, AMIN. (termasuk pengurangan jumlah perokok cuek-sialan
itu, AMIN AMIN AMIIIINNN)
Sialan, iklan spanduknya rokok, lagi!!! Huh.
Bila misalnya anda memilih untuk membungkus bubur dan dibawa pulang untuk
dinikmati bersama anggota keluarga di rumah, juga disarankan. Karena kru yang
bertugas bersistem shift telah sangat
terampil membungkus dengan cepat. Jadi kita tak perlu menunggu terlalu lama
untuk menunggu pesanan bubur kacang ijo ajaib ini (Kecuali saat antri gawat
yaa...). Ini adalah foto para kru yang
bergembira ria narsis dipajang di lokasi,
Dari beberapa pengakuan kawan, kami sepakat bahwa semangkuk es bubur kacang
ijo klentheng tidak akan cukup, padahal porsinya sedang-sedang saja, sewajarnya
bubur kacang hijau. Setidaknya 2-3 porsi baru terasa
puas. Seorang pengunjung yang berasal dari Balikpapan pun merasakan kedasyatan
rasa bubur ini dan menyatakan menjadi penggemar bubur ini seketika sambil
memesan porsi santapannya. Lain lagi dengan pernyataan kawan saya, ”Misalnya
sudah kenyang melahap satu porsi, pasti tetap tidak akan cukup, dan perlu
menambah lagi,” begitulah pahamnya.
Bubur Kacang Ijo Klentheng memang telah lama berdiri, melayani pengunjung
yang datang dan pergi, silih berganti. Semoga seiring berjalannya waktu, tempat
ini melakukan perbaikan, dan tetap menyajikan rasa yang konsisten tiada
duanya...
Tulisan ini diambil dari Get2iArea, dengan sedikit tambahan dan perubahan.
Lama
saya tak mampir ke Bubur Kacang Ijo Klentheng, ternyata mereka melakukan
perbaikan kecil : Tidak lagi menggunakan spanduk iklan rokok, melainkan spanduk
kartun tentang orang yang sedang makan. Alhamdulillah...
Semoga
spanduk ini bukan cuma perubahan sesaat, yang kemudian berganti lagi dengan
spanduk rokok... AMIN.
Setika
saya lewat di daerah simpang empat (dekat SD Plus Darul Ulum) saya menemukan
warung bubur kacang ijo yang menyatakan bahwa bubur mereka adalah cabang
klentheng.
Menurut lidah saya, rasanya sama, sehingga
bisa dipercaya bubur ini adalah cabang dari klentheng. Karena walau
bagaimanapun, kita harus tetap waspada karena banyak barang tiruan. Namun,
karena mungkin kurang iklan atau pemberitahuan dan publikasi, warung ini sering
tutup karena kurangnya pengunjung. Semoga warung cabang klentheng ini tetap survive ya... amin...
Tulisan ini diambil dari Get2iArea, dengan sedikit tambahan dan perubahan.
Ni mbag2 nya yg dlu ijin jepret2
BalasHapusSekarang pindah dekat dekat masjid LDII, masih di Jl RE Martadinata
BalasHapusBoleh usul : tempat Kulliner Jombang layak report gak?
BalasHapuswaduh~ sedap :3 banyak makanan enak di jombang ya :D
BalasHapusSemangat anak muda yang pantang menyerah.
BalasHapus