Minggu, 27 Maret 2011

Air Terjun Tretes Pengajaran : Cikal Bakal Legenda Romansa Dewi Anjarwati dan Raden Baron Kusumo


Sebelum berbagai destinasi menjamur di Wonosalam seperti sekarang ini, ada satu magnet wisata legendaris yang menjadi ikon Wonosalam di masa lampau : Air Terjun Tretes Pengajaran. Tak banyak pula yang tau, bahwa air terjun yang terletak di Dusun Pengajaran, Desa Galengdowo, Kecamatan Wonosalam ini yang diklaim sebagai air terjun paling menjulang di Jawa Timur dan tertinggi ketiga di Indonesia.



Semua catatan menuliskan air terjun ini setinggi 158 meter, dan ada satu tulisan mencantumkan 178 meter. Padahal Madakaripura di Probolinggo punya tinggi 200 meter. Jadi sepertinya predikat tertinggi di Jawa Timur kurang tepat karena masih kalah dengan Madakaripura. Sedangkan predikat tertinggi ketiga di Indonesia juga dirasa kurang faktual karena masih kalah tinggi dengan Air Terjun Nokan Nayan di Kalimantan Barat yang dicatat setinggi 180 meter.




Menariknya, saat dilakukan syuting oleh salah satu stasiun televisi swasta dalam kunjungannya ke Galengdowo, ketinggian Air Terjun Tretes Pengajaran berhasil diukur menggunakan drone dan mendapat angka sekitar 190 meter. Jadi mungkin lebih tinggi dari Nokan Nayan, tapi tetap masih kalah dengan Madakaripura. Jadi tetap bukan yang tertinggi di Jawa Timur.



Pun ternyata, nama Tretes Pengajaran belum tercantum di Wikipedia dalam daftar air terjun tertinggi di Indonesia. Bila belum ada tambahan dan penemuan air terjun baru, maka Tretes layak dimasukkan daftar dalam urutan tertinggi keempat se-Indonesia. Btw… Air terjun Jaran Dawuk yang ada di balik Puncak Kukusan itu… bagaimana ya??? Lebih tinggi lagi pasti, kan kukusan ada di 2230 Mdpl.



Air terjun ini berada di ketinggian 1250 mdpl, yang membuat hawa sekitarnya cukup dingin dengan suhu rata-rata 24 derajat celcius. Memang, Desa Galengdowo dikenal sebagai salah satu kawasan paling sejuk di Wonosalam. Curah hujannya berkisar 5,856 mm/th, dimana kabut awan bisa datang setiap saat menyelimuti lokasi.



Kawasan ini masih terjaga keasrianya karena memang berada di dalam hutan lindung. Hutan perawan yang masih banyak hewan-hewan liar dan buas. Masih ditemukan elang, burung hantu, rangkong, burung perci, woody woodpecker, kutilang, trocok, cendet dan masih banyak lagi.

Para peneliti dan penjelajah lokal ada juga yang melaporkan melihat rusa, celeng, monyet, lutung, landak, ular, trenggiling dan macan gunung. Monggo diburu biar rusak hutannya ya!!!! Kurang ajar! Flora yang beragam, termasuk bunga anggrek hutan juga masih tumbuh subur di sudut-sudut hutan sehingga menginspirasi adanya Rumah Anggrek Kebutan yang juga menjadi destinasi tambahan regional Galengdowo.



Kawasan gunung ini secara geologis merupakan batuan hasil gunung api kuarter tua. Jadi tak heran, pada saat terjadinya bencana longsor beberapa tahun lalu, tampak dari kejauhan longsorannya berjajar berwarna putih mirip seperti rantai, sehingga gunung kecil di sampingnya disebut Gunung Watu Rante.


Gunung Watu Rante

Tretes Pengajaran berasa dari aliran air sungai yang terbagi menjadi tiga bagian. Satu bagian ke tretes yang ada di Pengajaran, satu aliran lainnya di Desa jarak yang masih tetangga, sedangkan sisanya mengalir ke Pujon. Bisa jadi air terjun lain yang dialiri sumber air yang sama ini salah satunya adalah Coban Rondo. Bila memang benar, ada keterkaitan dari segi legenda, letak geografis pegunungan dan sumber aliran air di antara kedua air terjun.

Ada yang mengatakan, Coban Tretes Pengajaran ini merupakan hulu Sungai Bonakah yang airnya mengailir dari Sumber Watu Bonakah. Air Terjun Pengajaran berada di hutan Gunung Jurug Guah yang merupakan bagian dari Gugusan Pegunungan Anjasmoro bagian selatan. Uniknya, penduduk setempat malah tak mengenali tiga nama ini. Mungkin mereka punya istilah lokalnya. Beberapa wisatawan lokal bahkan menyebutnya dengan Niagara-nya Jombang, meski penampilannya hanya berupa satu grojokan besar, bukan seperti air terjun Niagara sama sekali.

Namanya mirip dengan kawasan wisata yang berada tak jauh di kota tetangga : Tretes. Mojokerto punya Tretes, Malang juga punya kawasan dengan nama yang sama. Tapi yang ini, Tretes ala Wonosalam, yang Jombang punya. Supaya tak menimbulkan kerancuan, nama air terjun ini harus disebutkan lengkap : Coban Tretes Pengajaran, karena bertempat di Dusun Pengajaran.

Sebutan Pengajaran sendiri bukan nama kuno, tapi baru muncul di era penjajahan Jepang. Dulunya kawasan ini menjadi tempat pelatihan tentara Jepang yang terkenal sadis itu. Terdapat juga peninggalan Gua Jepang yang merupakan bunker tempat persembunyian senjata perang hasil kerja romusha. Jadi nama Pengajaran muncul dari kata ajar yang berarti pelatihan/pendidikan. Hmm…. Bukan hajar ya??? Kan… penduduk setempat korban romusha juga...

Tretes memang berasal dari kata tetes, yang bisa diartikan air yang menetes. Bahasa nJombangan lebih cenderung menyebut air terjun dengan diksi ‘tretes’ atau grojokan. Sedangkan kota tetangga di Malang yang berdekatan dengan kawasan ini lebih condong menggunakan kata coban.

Konon, air terjun Tretes Pengajaran ini dulunya pernah jadi tempat mandi Sang Mahapatih Wilwatikta. Btw, Gajah Mada ini tiap ada air terjun juga dikit-dikit dikaitkan dengannya ya??? Heheheh… Sedangkan kisah legenda lain menyatakan Air Terjun Tretes Pengajaran ini ada kaitannya dengan Legenda Coban Rondo.

Ceruk air terjun Tretes Pengajaran, dipercaya sebagai lokasi pertemuan Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi dengan Raden Baron Kusumo. Raden Baron Kusumo memang diyakini berasal dari Gunung Anjasmoro, yang merupakan gugusan pegunungan dimana Air Terjun Tretes Pengajaran berada. Dari pertemuan ini, tumbuhlah benih-benih cinta di antara keduanya. Singkat cerita, mereka kemudian menikah meski akhirnya berujung kutukan yang kemudian kisah pilu itu jadi latar legenda air terjun tetangga yaitu Coban Rondo.


Ilustrasi : Raden Baron Kusumo dan Dewi Anjarwati

Hanya disebutkan Raden Baron Kusumo berasal dari Gunung Anjasmoro, tanpa menyebutkan lokasi detail dimana dia bermula. Hal ini masih menjadi misteri, dimana bentangan pegunungan Anjasmoro yang begitu besar. Bisa jadi, Raden Baron Kusumo ini pemuda yang tinggal di dekat kawasan Air Terjun Tretes Pengajaran hingga akhirnya berjumpa dengan Dewi Anjarwati yang kebetulan sedang bertandang ke air terjun di dekat wilayah tempat tinggalnya. *hipotesis awal* Yang jelas, kenapa namanya ada unsur baron segala, mirip sebutan bangsawan eropa macam Baron Araruna?

Air terjun Tretes Pengajaran ini berjarak kurang lebih 40km arah tenggara dari pusat kota Jombang. Untuk mencapai destinasi ini dari rute Pengajaran tentunya paling cepat melalui Bareng. Dari pasar Bareng lurus ke Selatan hingga Desa Galengdowo. Pertigaan monumen Sapi Perah ambil jalan kanan ke Jalan Batalyon Merak. Lurus saja hingga jalan habis dan kita tiba di Bumi Perkemahan Pengajaran di Dusun pengajaran.

Sebenarnya ada dua track menuju air terjun ini, yaitu melalui Dusun Pengajaran Desa Galengdowo dan jalur satunya dari arah Kandangan-Kediri. Jalur dari Kandangan-Kediri, bisa jalan kaki namun lebih dekat meski sama-sama jelajah hutan. Dari parkiran, hanya menempuh jalur hutan sejauh sekitar 2km tapi lebih ekstrim dengan pemandangan kalah cantik dari jalur Pengajaran. Medan roda empat menuju parkiran lebih didominasi jalanan berbatu yang sebaiknya dilalui mobil jeep dan kendaraan sejenis trabas adventure.

Karena itu, air terjun Tretes Pengajaran sering dikira masuk wilayah Kediri, termasuk tragedi caption di MTMA yang mencantumkan Kediri sebagai lokasi coban ini. Untungnya, setelah banyak mendapat serbuan komentar dari para pembaca Kota Santri, akhirnya ditambahkan mention Jombang dalam postingannya, meski tampilan di siaran video tak berubah karena caption sudah kadung jadi sepertinya. Huh.

Air Terjun Tretes Pengajaran, memang lokasinya berada di ujung selatan Wonosalam, yang juga pucuk Jombang. Desa Galengdowo sendiri, juga merupakan daerah perbatasan dengan Kandangan-Kediri. Gunung di balik puncak air terjun itu pun sudah masuk wilayah Malang. Jadi ya mefet-mefet puuol, tapi untungnya Air Terjunnya masuk wilayah Kabupaten Jombang. Kalau ndak percaya, lihato peta wes.

Sedangkan bila dari jalur Pengajaran, wisatawan harus melalui track sejauh hampir empat kilometer dari parkiran untuk mencapai titik air terjun ini. Rinciannya, lokasi start menuju air terjun ada di Bumi Perkemahan Pengajaran. Dari parkiran BumPer, pengunjung berjalan kaki atau naik ojek sejauh 2,5km hingga sampai Pos TAHURA. Dari sini ojek sudah tak bisa naik lagi karena medan menanjak, jadi 1km sisanya harus dilalui dengan jalan kaki. Btw monggo kalau mau bawa sepeda onthel.



Tarif parkir di BumPer untuk sepeda motor seharga Rp. 5000,- sedangkan untuk mobil setara dua kali lipatnya. Wisatawan yang tiba di loket tiket yang berjarak 1km dari titik air terjun dikenai harga Rp. 10.000,- per orang, yang biasanya digratiskan untuk anak kecil dan seharga Rp. 25.000,- untuk turis mancanegara (rodok diskriminasi).



Seperti yang sudah disebutkan di atas, menuju air terjun ini tak seperti destinasi air terjun pada umumnya yang sudah dilengkapi jalan setapak berpaving, tapi semacam jelajah hutan dengan pemandangan tebing dan jurang di kanan-kiri. Memang, lokasinya berada di tengah hutan yang masuk dalam wilayah TAHURA R. Soerjo milik Dinas Kehutanan Jawa Timur.


Area Hutan Lindung TAHURA R. Soerjo

Jombang City Guide masih ingat betul pertama kali menjelajah track hutannya saat masih kelas 2 SD, bersama kakak-kakak dan beberapa paman. Apalagi di masa itu belum dibangun fasilitas apapun. Awalnya ibu dan bapak Jombang City Guide tak izinkan karena jalur rimba yang mungkin kurang ramah untuk anak kecil. Tapi dengan janji tidak menangis selama perjalanan, Jombang City Guide pun akhirnya diizinkan turut serta.



Dari lokasi start penjelajahan track menuju loket air terjun, wisatawan bisa memilih berjalan kaki atau menggunakan jasa ojek. Ojek ini biasanya selalu standby saat akhir pekan. Memang, destinasi Coban Tretes Pengajaran ini paling ramai ketika weekend, yang biasanya sampai 100 orang per harinya. Namun saat weekdays, jumlah itu menurun drastis setengahnya. Jadi, bila berkunjung ke air terjun ini saat weekdays dan wisatawan perlu ojek ada baiknya harus booking dulu (salah satu ojek nomor tertera di bawah alamat). Lalu setelah dari loket jalan kaki lagi sampai air terjun.

Supaya bisa benar-benar menikmati pemandangan alam yang sangat eksotis alam Lereng Anjasmoro bagian selatan, menuju air terjun Tretes Pengajaran memang sebaiknya berjalan kaki tapi pulang-pulang langsung gempor gak bisa bangun. Sepanjang jalur track penjelajahan, wisatawan akan disajikan pemandangan pesona hutan rimba yang masih begitu asri.



Beberapa pemandangan unik bisa didapat dari track ini seperti pohon siku yang ikonik. Batangnya tumbuh belok hampir siku, sehingga menjadi sala satu spot paling diburu oleh wisatawan, termasuk Mas Richard Kyle saat berkunjung ke pengajaran dalam rangka syuting MTMA.



Selain juga karena medan yang agak susah dilalui kendaraan bermotor. Tak jarang, di beberapa sudut wisatawan juga akan menyusuri tebing di satu sisinya, sedang sisi lainnya adalah jurang. Monggo bagi yang memang niat bunuh diri, tempatnya cocok sekaleee. Jalan yang sempit berbibir jurang, kadang juga harus berbagi medan dengan penduduk yang membawa rumput untuk ternaknya. Memang penduduk setempat banyak memelihara sapi perah sebagai bagian dari Wisata Kampung Sapi Perah Galengdowo. Namun bagi penganut Trabas Adventure, medan ini sangat menarik dan bisa tetap dilalui dengan kendaraan motor trail roda dua.



Selama melalui jalur penjelajahan, kadang pengunjung bisa berpapasan dengan wisatawan lainnya, baik yang berangkat menuju air terjun atau yang akan pulang. Biasanya, mereka akan tersenyum dan menyapa “SEMANGATttt” karena melihat wisatawan yang akan memulai penyusuran jalur yang sudah mereka lalui. Sebuah kearifan lokal yang menyejukkan dari negeri Zamrud Khatulistiwa. Btw jalur pulang memang terasa lebih cepat broooh, hehehehhe….



Makin dekat ke air terjun, suara deburan air terdengar sayup-sayup dari kejauhan. Biasanya, wisatawan sudah mulai histeris saat air terjun mulai terlihat setelah berjalan kaki menyusuri track yang cukup menguras tenaga dan kesabaran.



Sesampainya di lokasi, rasa lelah terbayar dengan keanggunan air terjun yang dihiasi lumut hijau di samping kanan-kirinya. Seperti rumput hijau yang tumbuh di tebing vertikal. Beberapa tanaman perdu mempercantik tampilan air terjun hingga menjadi spot tambahan yang menarik.



Sejuknya angin dari hembusan deburan air terjun menerpa kulit. Air dingin khas pegunungan terasa menyegarkan. Meski siang hari cuaca panas, ceruk air terjun Tretes Pengajaran tak terasa panas karena selain hawa dingin pegunungan, ceruk juga ditutup oleh menjulangnya tebing dan rimbunnya pepohonan.



Asal tahu saja, Air Tretes Pengajaran itu adalah bagian bawah dari air terjun yang ada di atasnya. Air terjun yang di atas ini, tak kelihatan karena sangat jarang manusia yang menjelajah di tepian atas air terjun tersebut. Fakta ini terkuak saat Jombang City Guide melihat video drone buatan Kampoeng Djawi. Jadi bentuk Air Tretes Pengajaran ini sebenarnya seperti tangga. Tapi air terjun di atasnya itu tak memiliki tinggi yang seberapa, meski posisinya lebih tinggi dari air terjun yang kita lihat ini.

Kelihatan air terjun kecil di balik pepohonan itu?

Dari penampakannya, air terjun Tretes Pengajaran ini begitu menjulang, bahkan di samping kiri dan kanannya juga terdapat air terjun kecil yang melengkapi keindahannya. Saat musim kemarau, debit air terjun akan membesar, bahkan memunculkan banyak air terjun kecil di sampingnya. Saat musim basah tersebut, bahkan bisa muncul lima air terjun tambahan yang memperindah air terjun utama.



Memang, air terjun akan terlihat makin indah saat musim penghujan, karena debit air terjun yang membesar dan banyak tambahan grojokan kecil di sampingnya. Namun harus diakui, tetap ada konsekuensi becek dan licin selama menyusuri tracknya yang berupa medan bergelombang, naik turun terjal mendaki gunung lewati lembah.



Yang perlu diperhatikan adalah wisatawan tidak disarankan mandi secara langsung di bawah air terjun karena derasnya guyuran air yang jatuh dari tebing. Air tersebut terasa menyakitkan dan beresiko melukai badan. Bagi pengunjung yang ingin menikmati segarnya air pegunungan itu dengan bermain di kolam yang ada di bawah air terjun. Tentunya jangan lupa bawa baju ganti karena hempasan deburan air juga bisa membuat baju kita basah, apalagi tidak ada penjual jas hujan maupun baju ganti di lokasi.


Kolam di bawah air terjun

Kini, kawasan ini mulai dikembangkan oleh para pemangku jabatan di sini. Dibangun beberapa jembatan sederhana untuk menyeberang sungai, tangga bambu untuk beberapa jalur menanjak dan beberapa fasilitas pelengkap lain. Sederhana, yang penting ada. Supaya pengunjung tak terlalu kesulitan melalui tracknya.


Medan Laga

Setelah disetujuinya Wonosalam sebagai potensi destinasi yang paling menjanjikan oleh propinsi Jawa Timur, destinasi ini pun diguyur dana 1,7 milyar padahal dana yang dibutuhkan katanya 12 milyar. Husshhh harus makasih dan bersyukur karena sudah dikasih. Rencananya akan dibangun jalan berpaving layaknya trotoar untuk memudahkan akses ke air terjun. Sayangnya dari hasil rapat desa setempat, jalan yang akan dibangun hanya sepanjang 2km dengan mengerahkan tenaga TNI dari total hampir 4km track menuju air terjun.



Fasilitas umum di lokasi masih sangat minim, meski sudah ada musholla, MCK dan kamar mandi untuk ganti baju setelah pengunjung berbasah-basah di kolam air terjun. Saat ini masih dibangun beberapa pos peristirahatan dan gazebo untuk pengunjung yang kelelahan dalam perjalanan. Mungkin hanya ada warung-warung yang didirikan secara mandiri oleh warga atas animo wisatawan yang makin meningkat dari tahun ke tahun.



Beberapa penduduk setempat memang membuka warung di beberapa titik track penjelajahan yang menunya sekitar makanan ringan yang lumayan untuk mengganjal perut selama perjalanan. Terdapat pula Taman Kututan yang merupakan sudut areal hutan yang dihias cantik oleh salah satu warga setempat bernama Pak Sohel yang mengelola salah satu warung itu. Pak Sohel membangun beberapa wahana sederhana sehingga tampilan tamannya menarik untuk dikunjungi para pejalan kaki dan jadi jujugan spot selfie oleh para pengunjung.



Warga setempat mulai banyak yang menawarkan jasa ojek motor dengan kendaraan yang sudah dimodifikasi untuk medan mirip trail. Tarif berkisar Rp.20.000,- per orang untuk jalur sejauh hampir 3.5km, sampai pintu tiket masuk. Di situ, ojek akan berhenti karena medan tak bisa dilalui lagi oleh kendaraan dan wisatawan harus berjalan kaki sekitar 1km lagi untuk mencapai titik air terjun.



Butuh kesabaran dan tenaga ekstra untuk mencapai air terjun. Namun ada satu lagi kendaraan yang mungkin akan memudahkan wisatawan untuk mencapai air terjun sekaligus menambah kekerenan selama perjalanan : Menunggang kuda. Heh??? Kuda????!!! Iya, kuda betulan.

Ojek Kuda ke Air Terjun Tretes Pengajaran

Ada satu lagi ‘ojek’ berupa menunggang kuda yang tersedia di Desa Galengdowo. Selain itu, kuda juga bisa menembus medan yang tak bisa dilalui kendaraan roda dua. Lebih fungsional dan menambah kadar kekerenan! Tapi sayangnya, kuda ini hanya ada satu armada, sehingga perlu booking dahulu dengan menghubungi Mbak Agustin selaku pemilik kuda.


Guide Argowayang

Destinasi Air Terjun Tretes Pengajaran juga bagian dari paket wisata Argowayang. Jadi Pengunjung yang ingin ditemani oleh guide resmi dari desa juga bisa menggunakan paket ini. Penjelajahan ke lokasi akan dipandu langsung oleh Pak Endon selaku Guide Argowayang kebanggaan kita semua, sehingga pengunjung yang mengambil paket ini akan lebih terarah menikmati semua detail dalam perjalanannya.


Pak Endon : Guide Argowayang kebanggaan kita semua

Berwisata ke Air Terjun Tretes Pengajaran juga harus memperhatikan adab selayaknya kita berada di hutan karena ada fase dimana kita menyusuri jalur yang melintasi kawasan rimba. Beberapa diantaranya dengan tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kelestarian hutan termasuk dilarang coret-coret vandalisme, jangan iseng teriak-teriak di hutan, maupun berhati-hati dan menjaga kesopanan selama perjalanan.


Oke deh Ney, namamu udah terkenal sekarang

Kawasan Anjasmoro bagian selatan ini juga masih punya banyak air terjun sperti Air Terjun Jurang Singo, Grojokan Kali Sat, dan Coban Tretes Lanang. Bahkan desa tetangga yaitu Desa Jarak malah dijuluki sebagai desa Coban Sewu karena banyaknya air terjun yang mengalir di kawasan hutannya. Sebut saja Grojokan Sanggar, Tretes Kembar, Tretes Watu Poteh, Tretes Banyu Mrambat, Air Terjun Gentong Growah, Coban Lungur Buntung, Coban Kobongan, Air Terjun Bangun Asmoro, Tretes Guwo, dan masih  banyak lagi air terjun tanpa nama yang ditemukan kawan-kawan dari grup jelajah hutan Explore Wonosalam.


Foto dari berbagai sumber,
Jadi, main-main ke Air Terjun Tretes Pengajaran ini bisa dijadikan wacana jelajah hutan ndek-ndekan, mirip-mirip pendakian tapi bukan hiking. Eh??!!. Wisata ke Air Terjun Tretes Pengajaran juga oke. Siapkan bekal dan tenaga prima saat mengarungi tracknya. Dijamin, pemandangan alamnya begitu mempesona.

Air Terjun Tretes Pengajaran
Kawasan TAHURA R. Soerjo
Bumi Perkemahan Pengajaran
Jl. Batalyon Merak,
Dusun Pengajaran, Desa Galengdowo,
Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang
Buka setiap hari
Guide Argowayang – Pak Endon : 0852 5900 5057
Ojek Motor – Pak Arista : 081 316 89 8085
Booking Naik Kuda ke Air Terjun - Mbak Agustin : 081 2599 32728

Jangan mampir ke wisata kota sebelah tapi destinasi di kotamu sendiri belum khatam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang Jombang Lainnya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...