Di Jombang, kini ada pelangi yang terbit saat
petang. Lho kok bisa???
Iya, soalnya pelangi ini bukan pelangi yang
ada di langit, tapi pelangi warung kikil yang buka saat petang. Kenapa disebut pelangi,
karena tiap warungnya punya warna khas yang beraneka ragam. Ada merah, kuning,
biru, ijo….
Waah seru yaa…..
Jadi setiap petang, kikil warna-warni
bertebaran di sepanjang jalan raya menuju Makam Gus Dur. Berbeda dengan warung
nasi Lodeh Wak Semah yang merajai area sekitar Satlantas, dan Kikil Mak yang menguasai Pandanwangi Kikil Mojosongo ini banyak bermunculan hampir
di beberapa tempat yang dekat di jalan Hasyim Asyari.
Apabila Anda masih belum pernah kesana, Anda bisa memelototkan mata di sisi kanan jalan bila
dari arah Surabaya untuk
mendeteksi warna-warna khas tiap warung. Jangankan temboknya, kursi dan mejanya
pun dicat dengan warna senada untuk memudahkan para wisatawan dan musafir yang kelaparan
untuk mendeteksi warung kikil dengan lebih mudah.
Lokasinya dekat dengan Rumah Sakit Nahdatul
Ulama yang ada di kiri jalan, sedangkan deretan kikil berada di kanan jalan. Kalau masih belum ketemu juga, Anda bisa bertanya
pada penduduk setempat. Biasanya banyak kendaraan terparkir di kanan dan kiri
lokasi jalan, dengan tukang parkir yang siap sedia menarik ongkos parkir -____-
Maka disitulah tempatnya…..
Semua warung kikil di Mojosongo ini memberikan
tampilan yang hampir seragam, dimana disajikan dalam pincuk, dan dilengkapi
dengan Lodeh. Tentunya, nasi lodeh ya, kalau es lodeh bisa beli sendiri di Es
Lodeh Pak Seger. Hehhehehe…. Selain nasi dengan yang dibubuhi lodeh kikil, para
pelanggan bisa request tambahan lauk seperti babat, lidah, maupun kebuk yang
biasa disebut paru.
Berikut hasil petualangan Jombang City Guide :
Kikil Merah
Kikil merah mojosongo ini paling dikenal oleh
para pecinta kuliner dan paling lama berdiri. Kikil merah ini dikenal sebagai
Kikil Gus Dur, bukan karena yang bikin Gus Dur bukaaann…. Tapi kikil merah ini adalah kesukaan Gus Dur semasa
hidupnya. Seperti Rujak Bu Bokin, kikil merah adalah salah satu makanan yang
paling dirindukan Gus Dur saat pulang ke Jombang.
Dengan lokasi parkir yang lebih luas dibandingkan kikil warna lain, Kikil Merah mampu menampung lebih banyak pengunjung. Buka sejak ba’da
maghrib, kikil ini langsung dikerubungi pelanggan yang kelaparan. Xixixixi…..
Awalnya Jombang City Guide berpikir kikil ini
berwarna merah seperti namanya, yang terkenal dengan nama Kikil Merah
Mojosongo. Atau bumbu dan kuahnya warnanya merah seperti halnya merahnya bumbu Pecel Kebon Rojo. Namun ternyata warnanya tidak merah seperti yang kami bayangkan.
Warnanya normal seperti kikil pada umumnya. Dari segi rasa, kikil ini memang
paling pedas dibanding para tetangganya, dan menyuguhkan banyak lodeh di tiap
porsinya.
Kikil Kuning
Kikil Kuning ini dikenal dengan Kikil Bu
Tandur. Seperti semua kikil yang dijual di Mojosongo, kikil kuning bu tandur
ini menyajikan pilihan lauk dan aneka krupuk, termasuk mengecat hampir semua
atributnya dengan warna kuning J.
Selain itu tentunya, kikil kuning ini memang warnanya kuning segala perabotnya,
tapi kuningnya bukan karena efek isu kuningisasi yang sedang diderita Jombang
saat ini. L
Kikil Kuning Bu Tandur - Photo by Abdiel Heru |
Yang paling Jombang City Guide suka disini
adalah, selain rasanya yang paling enak dengan kuah yang kental dan kikil yang
paling nikmat, di Kikil Kuning ini terdapat pilihan minuman es jeruk!!!
Allahuakbar….!! Entah karena warna kikilnya kuning, dan es jeruk pun warnanya
senada, rasanya Kikil Kuning jadi matching
gitu. Hehhehehe…… Ya, memang minum teh setelah makan itu kurang baik, sehingga
Jombang City Guide merasa Es Jeruk rasanya paling pas sebagai teman makan J
Kikil kuning ini buka sekitar setelah maghrib,
dan biasanya sudah habis pukul 22.00 WIB. Jadi Anda harus pintar-pintar
mengambil momentum untuk menikmati Kikil Kuning ini. Kikil kuning juga
menyajikan sajian kikilnya dengan pincuk, tapi juga menyediakan mangkuk
plastik, yang sangat bermanfaat bagi adik Jombang Citu Guide yang kesulitan
makan dengan pincuk.
Si Masnya nih kelihatannya pengen tandhuk |
Es Jeruk dan Jeruk Anget yang juga kuning |
Kikil Kuning dengan Mangkuk |
Kikil Hijau
Kikil Hijau ini mungkin paling baru, paling
kecil tempatnya. Sehingga mungkin masih dalam masa pertumbuhan. Kikil hijau
juga menyajikan es jeruk yang digandrungi Jombang City Guide. Kikil hijau ini
belum seramai kikil dengan warna lain. Jadi kalau gak kuat ngantri di lokasi lainnya, mungkin bisa dicobalah mampir
kesini. Biar rame dikit gitu
tempatnya J.
Kikil Biru
Lokasinya Kikil Biru bertetangga tidak jauh
dari lokasi kikil kuning, sehingga tukang parkirnya kadang rebutan tempat
-___-. Kikil biru, dikenal sebagai Kikil Bu Ida, juga menjual nasi pecel maupun Nasi Bali, yang rasanya juga lumayan. Selain itu, rasa
Kikil Biru juga cukup enak, tidak jauh beda dengan Kikil Kuning.
Kikil Biru Bu Ida - Photo by Abdiel Heru |
Monggo dipun sekecaaken, jangan difoto aja mbak.... xixixi |
Kikil biru juga menyajikan sajian kikilnya
dengan pincuk, namun juga menyediakan piring rotan, yang sangat bermanfaat bagi
anak-anak yang susah makan dengan pincuk seperti adik Jombang Citu Guide.
Kikil Biru berPincuk dengan piring rotan |
Jual nasi pecel dan nasi bali juga lhow... lhow... lhow... |
Kikil Biru, buka paling awal dibanding para
tetangganya, yaitu sekitar pukul 15.00 -16.00 WIB. Sehingga bila Anda yang dari
luar kota sedang dalam perjalanan melewati Jombang saat belum maghrib, mungkin
hanya kikil ini yang sudah buka, jadi Anda masih bisa menikmati salah satu dari
pelangi Kikil di Mojosongo. Kikil ini juga masih buka hingga lebih dari pukul
22.00 WIB, dimana biasanya Kikil Biru akan tutup bila sajiannya sudah habis.
Menurut penuturan Bu Ida, biasanya Kikil Birunya akan tutup sekitar pukul 24.00
WIB karena sudah habis dan akan buka keesokan harinya seperti biasa.
Jombang City Guide sering makan disini karena
lokasinya paling bersih dibandingkan tetangganya, sehingga lebih nyaman dalam andok activity. Selain itu karena kadang
kami lewat di Mojosongo masih sore, sehingga hanya Kikil Biru yang sudah buka. J
Tuh kan masih terang benderang sudah buka... Mana mobil yang parkir kok ya pas sama birunya kikil... |
Mungkin kedepannya, akan muncul ‘spektrum’
warung kikil lain lagi yang akan buka di Mojosongo. Hehheheh…… mungkin nanti
ada ungu, pink, oranye, nila, atau hitam dan putih. Hehehehhe……
Gimana, para Andokers sekalian, sudah pernah
mencoba salah satu kikil di Mojosongo???? Atau bahkan sudah mencoba semuanya???
Tak bisa dipungkiri, sejak Presiden Abdurrahman Wahid wafat, Jombang
kembali ramai dikunjungi untuk wisata religi di Tebuireng. Beberapa kuliner menuju
lokasi wisata religi sepanjang jalan menjadi ramai dan menjelma menjadi ikon
kuliner baru yang bahkan mengalahkan kepopuleran Soto Dhog. Tentunya,
terimakasih banyak kepada keluarga Ponpes Tebuireng yang kemudian dari trah
keluarganya kembali membawa keberkahan untuk seluruh masyarakat Jombang.
Kikil Mojosongo
Jl. Hasyim Asyari, Jombang
(Dekat Rumah Sakit NU)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar