Rabu, 06 April 2016

Jejak Kolonial di Rumah Kuno Seberang KODIM


Bangunan kuno berdiri megah di depan KODIM Jombang. Meski sudah termasuk benda cagar budaya, bangunan peninggalan zaman kolonial ini masih terlihat begitu kokoh. Bangunan lama ini, adalah salah satu dari rumah kuno di Jalan Wahid Hasyim yang masih tersisa. Bangunan depan KODIM Jombang ini, kini menjadi sebuah restoran yang menggunakan ayam bakar sebagai menu andalannya.


Meski Jombang City Guide tidak sempat masuk ke dalam, namun kami berusaha menyajikan potret semampu kami. Mengingat sedang ada acara pertemuan di dalam salah satu ruangannya, Jombang City Guide yang tidak berkepentingan cukup melihat dari luarnya saja. Kami pun tak ingin tragedi di Kantor Pos Jombang terulang. Hahhahahaha………….



Bangunannya terdiri dari rumah utama yang memiliki banyak jendela dan pintu besar khas arsitektur kolonial. Di sampingnya terdapat semacam rumah kecil. Di sisi samping satunya juga terdapat paviliun yang memanjang ke belakang hingga menembus ke garasi. Antara bangunan utama dan paviliunnya, dihubungkan semacam selasar kecil yang indah.



Diantara dua bangunan ini ada angsa yang sedang berkelompok dengan tenangnya, di balik hiruk pikuk aktivitas dapur warung yang berada di paviliunnya. Angsa-angsa ini mungkin bagian dari peternakan yang ada di belakang bangunan rumah kecil. Dimana banyak hewan disana, termasuk burung dan kalkun.



Rumah kuno ini memiliki dua teras di bagian samping kanan-kirinya. Dengan semacam pagar yang mungkin bisa difungsikan para meneer dan nyonya belanda di masanya untuk duduk dan mengobrol menikmati suasana negri timur yang subur dimana berlangsung musim semi sepanjang tahun.




Setiap ruangan tampak dilengkapi dengan atap berhias garis kayu kecoklatan, dan bisa dimasuki melalui pintu besar khas belanda. Sebuah atap yang indah yang bagi masyarakat Indonesia baik zaman dulu maupun masa sekarang. Mungkin atap yang cukup artistik ini merupakan ‘hiburan’ yang memanjakan mata kala dipandang menjelang tidur.



Di bagian belakang juga terdapat teras yang cukup besar, yang ukurannya lebih besar dari teras di bagian belakang. Mungkin fungsinya untuk pertemuan dan bersantai. Di sampingnya terdapat beberapa ruangan yang bersebelahan dengan garasi.


Garasi

Sepertinya dulu tempat ini sempat dijadikan tempat tinggal tentara, mengingat dulu Jombang City Guide mengenal kawan sekolah yang tinggal di sini yang ayahnya bekerja sebagai tentara. Kawan kami itu merupakan siswi pindahan dari kota lain yang kebetulan ayahnya ditugaskan di Jombang.  




Kini, bagian depan bangunan utama dicat warna-warni. Padahal, dengan tren foto selfie di bangunan kuno harusnya warna bangunan dipertahankan seperti aslinya. Warna warna-warni ini seakan membuat bangunan ini terlihat ‘hina’ karena tidak sesuai dengan kemegahan arsitektur kekunoannya.


Jombang City Guide masih ingat, sebelum menjadi sebuah restoran, bangunan ini dulunya memiliki halaman yang luas. Halaman itu sekarang tetap luas, namun sudah dirombak menjadi gubuk yang berisi tempat duduk untuk para pengunjung restoran dan menjadi lahan parkir untuk pengunjung.


Di bagian tengahnya diletakkan semacam replika perahu ‘kapal phinisi’ yang biasa digunakan para tamu untuk berfoto ria. Meski terlihat bagus dari kejauhan sebagai pajangan, replika kapal phinisi ini sayangnya sudah benar-benar reyot dan keropos di sana-sini. Si Gadis Ambon bahkan tertawa, karena bila dibandingkan maka perahu ini kalah bagus dengan kapal-kapal yang ada di desanya di Pulau Seram. Mungkin detailnya bisa disimak di artikel Wisata Kapal Phinisi Jombang.

Wisata Kapal Phinisi

Bangunan utama dengan salah satu bagian atap lancip ini sekarang disewakan untuk rapat dan pertemuan. Belum ada catatan khusus mengenai fungsi bangunan ini ketika era kolonial. Kini, tak jarang pihak restoran menggunakannya sebagai salah satu penawaran fasilitas yang disediakannya. Terbukti saat Jombang CIty Guide mampir, tampak beberapa persiapan yang sudah dilakukan untuk menghelat adanya pertemuan di dalam salah satu ruangan bangunan utama.



Sedangkan rumah kecil di bagian sampingnya, sempat dijadikan lokasi TK Dahlia dimana beberapa kawan Jombang City Guide sempat mengecap manisnya dunia taman kana-kanak. TK itu kini berpindah lokasi di dalam area KODIM yang berada di seberangnya. Dan Bangunan ex-TK Dahlia kini difungsikan sebagai warung mie yang menyajikan mie terbang melayang sebagai menu uniknya.



Secara umum, bangunan  kuno ini kondisinya masih sangat bagus dan cukup terawat meski perlu adanya pengecatan ulang untuk membuat penampilannya makin cantik. Semoga pemilik dan penggunanya masih rela mempertahankan bentuk asli bangunannya dengan warna aslinya pula sehingga rumah kuno saksi sejarah perkembangan Jombang ini tetap terjaga kelestariannya.


Meski terlihat sederhana, lokasi ini sebenarnya menyimpan potensi sebagai destinasi wisata. Wisata sejarah benda vcagar budaya bangunan kuno era kolonial, wisata kuliner di Warung Apung yang makannya tidak di tempat yang mengapung, dan wisata replika kapal pinisi yang bisa dijadikan tempat untuk berfoto ria.


Ayo, dimana lagi ada tempat wisata hybrid seperti ini?? Satu tempat bisa tiga wisata sekaligus. Hebat kaaan???


Rumah Kuno Depan KODIM Jombang
Warung Apung Rachmawati
Jalan Wahid Hasyim
Jombang - Jawa Timur

1 komentar:

  1. Secara umum apresiasi orang Indonesia atas seni arsitektur, albeit bangunan bernilai histrosis memang masih rendah. Rumah elegan peninggalan jaman kolonial dicat warna-warni menyerupai TK, benar-benar meng'hina' kecantikan rumah ini. Kadang saya berharap di Indonesia tidak dijual cat warna hijau norak dan kuning kinclong karena orang kita masih 'buta' cara mengaplikasikan yang tepat. Sayang sekali

    BalasHapus

Tentang Jombang Lainnya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...