Satu lagi
kuliner khas Jombang yang muncul akibat sebutan dan bumbu ajaibnya : Tahu Solet. Tahu Solet sendiri, sejatinya merupakan ‘spesies’
makanan yang sama dengan tahu petis. Bedanya, di Jombang tahu petis
kerap dijajakan dengan dibonceng atau digelar dan disebut Tahu Solet karena petisnya kerap
dimakan di tempat dengan mengoles-oleskan bumbu hitam eksotis itu ke dalam tahunya.
Henyaakkk!!!! Haujek secenping!
|
Tahu Solet Khas Jombang |
Tahu
petis, merupakan makanan yang menjadi jajanan khas Semarang. Makanan ini
kemudian diadaptasi di berbagai daerah di Jawa karena selera cita rasa yang
sama dan kecintaan terhadap petis.
|
The Real Obor Rakyat |
Tahu Petis, memang kudapan Jawa yang berupa
tahu goreng yang dimakan dengan petis. Saus petis yang diusung jajanan ini
biasanya dioleskan di tengah-tengah tahunya. Miriplah posisinya bila makan kue
sus, atau chocolate éclair, dimana saus nikmatnya diletakkan di tengah-tengah
kue. Tapi yang ini bukan roti, melainkan versi tahu gorengnya.
|
Pengolesan petis ke tengah tahu yang telah disobek |
Unsur
petis yang terbuat dari campuran aneka bumbu, ikan dan udang membuat Si Saus
Hitam ini begitu digandrungi di Jawa Timur. Penampilan Si Bumbu Hitam ini
sangat tidak mempesona. Namun jika disantap, membuat lidah berdansa hingga hampir
kegigit karena saking nikmatnya. Kesaktian petis dalam menyihir makanan jadi nikmat, patut diakui. Tapi itu menurut orang Jawa Timur.
|
Bumbu |
Sebuah
paham yang entah darimana asalnya memang menyatakan bahwa hanya orang Jawa
Timur yang doyan makan petis. Sudah, jangan berdebat. Jadi makanan yang
mengandung petis di dalamnya, pasti para penggandrungnya adalah orang Jawa Timur.
Mulai Ndhog Petis, Tahu Petis, Tahu Bumbu, bahkan Tahu Campur sekalipun.
|
Lautan Tahu Solet |
Menariknya, petis yang digunakan Tahu Solet berbeda dengan saus hitam Tahu Petis. Petis yang digunakan memang saus hitam dengan racikan resep istimewa dari penjualnya karena mengandung aneka campuran berbagai bahan termasuk tambahan kacang dan berbagai bumbu dari resep turun temurun para penjual Tahu Solet Jombang yang legendaris. Bumbu inilah yang membuat Tahu Solet menjadi 'spesies' kuliner yang berbeda dengan Tahu Petis.
|
Proses penggorengan tahu |
Tahu yang
digunakan sebagai bahan utama tahu solet merupakan tahu yang digoreng sangat
kering hingga renyah berwarna coklat sampai ada kesan kriuk-kriuk karena saking
garingnya. Umumnya, tahu yang berwarna kecoklatan itu dibubuhi garam untuk
menambah selera. Jelas, rasanya jadi sangat asin karena garamnya ‘masih hidup’.
Kemudian, tahu biasanya dibelah tengah
dengan pisau sehingga ‘dalaman’ putihnya kelihatan. Si Saus Hitam kemudian
dibalurkan di ‘dalaman’ putih tahu tadi, dan tahu petis siap disantap. Eits,
awas ndrodos!
|
Dengan api besar |
|
Penyoletan Petis : Pembubuhan petis ajaib |
Pengolesan
petis ke ‘dalaman’ tahu tadi adalah cikal bakal penamaan solet untuk istilah
kuliner Tahu Petis dalam Bahasa nJombangan. Solet berasal dari bahasa Jawa yang
artinya oles. Sehingga bisa dikatakan istilah Tahu Solet adalah berasal dari
kosa kata nJombangan yang artinya tahu yang dioles-olesi petis.
|
Momentum pengolesan petis |
Variasi lainnya
dari kata solet adalah tolet, olet, dan colet. Kosa kata variasi terakhir ini
kemudian menginspirasi pemberian sebuah nama rumah batik tulis ‘Colet’ yang
juga mengusung filosofi asli nJombangan dengan metode oles dalam pewarnaannya.
Tahu Solet
biasanya dijual di atas gerobak atau rombong goncengan sepeda kebo, yang kemudian penjualnya menggelar lapaknya dengan nampan lebar yang berisikan tahu goreng. gelaran lapak itu lengkap dengan obor menyala di
bagian sampingnya. Obor ini berfungsi sebagai lampu dadakan yang biasanya
terbuat dari kaleng bekas yang diberi sumbu. Penjualnya biasanya ngider di pusat keramaian dan menjajakan
dagangannya saat malam hari, terutama saat ada acara-acara tertentu seperti
layar tancap dan orkes.
|
Eksistensi Obor |
|
Obor sebagai identitas Tahu Solet |
Tahu-tahu
biasanya digelar di bawah obor di atas rombong goncengan atau di gelaran lapak penjualnya. Kadang penjual juga
menggoreng tahu di atas goncengannya, dengan kompor yang ‘terkoneksi’ dengan
sepedanya. Sedangkan penjual yang menggelar lapak tahunya, biasanya memiliki kompor dan panci besar yang berguna untuk menggoreng langsung Si Tahu.
|
Mencocol garam |
Saat dijajakan, pembeli biasanya duduk di sekeliling nampan gelaran, kemudian memilih tahu pilihannya untuk dimakan
langsung atau dikemas di dalam kresek. Bagi yang andok di tempat, bisa menikmati suasana malam sambil mencocol tahunya dengan sedikit garam, kemudian menyobek tahu di bagian tengahnya. Lalu tahu sobek diberi bumbu petis ajaib di
tengahnya, kemudian disantap bersama cabe hijau pedas. Nyam!
|
Andok Tahu Solet : Mengelilingi nampan gelaran |
Dalam perkembangannya, penjual Tahu Solet biasanya tak hanya menjual Tahu Solet saja dalam gelaran lapaknya. Biasanya ada varian gorengan lain yang menjadi tambahan pilihan bagi para pembeli sehingga dagangannya jadi lebih variatif. Meski demikian, 'menu' Tahu Solet tetap jadi andalan dengan menjaga eksistensi obor yang menyala sebagai ciri khasnya.
|
Juga menjual beberapa gorengan sederhana lainnya |
|
Andok |
Penjual
Tahu Solet masih banyak ditemui di sudut Kota Santri, terutama di Alun-Alun
Jombang saat malam hari dan Taman Kelinci di Pasar Buah Stadion Merdeka.
Umumnya, mereka masih menggelar dagangannya dengan menggunakan goncengan maupun gerobak dan nampan gelaran dengan aneka modifikasinya. Biasanya, mereka memang menggelar dagangannya ataupun ngider hanya di malam hari karena jajanan ini identik dengan
kudapan malam yang hangat.
|
Malam hari |
Sepotong Tahu Solet biasanya dihargai dalam kisaran Rp. 500,- rupiah. Harga yang sangat terjangkau untuk camilan khas rakyat ala Kota Santri Jombang BERIMAN. Biasanya, tahu solet dipotong panjang seperti balok, dengan porsi yang mungkin tak cukup makan satu. Selain karena kurang, juga karena nikmatnya jadi terasa ada candu ingin nambah dan nambah lagi, apalagi saat lapar.
|
Prisma segi empat : Dipotong panjang seperti balok |
Penjual
tahu solet di Jombang kebanyakan menggunakan tahu asli made in Jombang. Jadi tak hanya istilah solet yang khas Jombang tapi tahunya pun buatan asli Jombang. Memang, banyak produsen
tahu yang ada di Jombang seperti Tahu Pong Gloria, Tahu Pong Jempol, sentra
tahu pong di Desa mBapang Kecamatan Jogoroto, dan sentra UKM tahu di Desa Bajang
Kecamatan Mojowarno. Jadi, tak heran kalau memang Jombang punya varian kuliner
khas berupa Tahu Solet, karena banyak produsen tahu yang berasal dari Jombang.
|
Armada tahu asli made in Jombang |
Menariknya,
persebaran penjual Tahu Solet bergonceng ini menyebar pula ke kota sekitar,
termasuk Mojokerto, Lamongan dan Gresik. Terbukti seorang mama cookpad sempat
menulis tentang kerinduan pada tahu solet Jombang dalam resepnya. Menariknya,
istilah tahu solet Jombang ini masih tetap terjaga dan masih identik dengan
Kota Santri yang menggunakan BERIMAN sebagai slogannya.
|
Eksis di kota tetangga |
Meski kini
ada pula penjual tahu solet yang menggelar lapak di depan rumahnya dan tak lagi
menggunakan rombong tahu soletnya, setidaknya kita tau ada satu lagi kuliner
nJombangan yang punya varian berunsur goncengan selain Jajan Gonceng, Lijo Tukang Sayur
Gonceng, Favorki Gonceng, maupun Pecel Gonceng.
Yang
jelas, sebagai kudapan hangat Tahu Solet tentunya punya efek ndrodos
apalagi bila disantap saat malam hari yang dingin atau ketika hari sedang hujan. Btw, nggak lucu juga lah masang obor siang-siang sambil ndrodos-ndrodos makan tahu panas, kan yaaa. Ndrodos karena petisnya menetes saat
digigit, atau ndrodos karena membuat ngiler melihat orang yang menyantapnya.
Wahai Tahu Solet, I’m Comiiiiiing!!!!!!!
Nur ingin
tampil cantik hari itu. Kemudian dia mengoleskan lipbalm pada bibirnya, karena
memakai lipstik dirasa terlalu menor. Saat Nur bertemu gebetannya, pujaannya
itu melihat bibir Nur agak nggilap tak seperti biasanya.
Si Gebetan
kemudian nyeletuk: “Habis makan tahu solet ta kamu itu? Kok gak bagi-bagi
seh???”. Nur hanya diam tak berkata-kata. Di hatinya berkecamuk : “Dasar
laki-laki! Ini lipbalm Bung, bukan kena tahu solet!!
Tahu Solet
nJombangan
Dapat
ditemui di sudut-sudut Kota Santri
Diantaranya
di Alun-Alun Jombang, dan
Taman
Kelinci Pasar Buah Stadion Merdeka Jombang
Hanya bisa ditemukan setelah surya tenggelam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar