Rabu, 08 September 2010

Desain Arsitektur Seragam dari 'Rumah Adat nJombangan'


Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari ribuan suku dengan berbagai budayanya. Bentuk kebudayaan pun ada berbagai macam, termasuk seni yang diwujudkan dalam aneka karya. Salah satu bentuk karya itu adalah arsitektur rumah adat yang hampir setiap daerah dan propinsi di Indonesia memiliki ciri khasnya masing-masing.

Jombang, adalah bagian dari Jawa Timur yang berkultur selayaknya masyarakat Jawa pada umumnya. Tentunya, pengaruh budaya Jawa jelas begitu mendarah daging di Kota Santri yang diiringi kearifan lokal sesuai kultur setempat. Rumah Joglo masih diakui sebagai rumah khas dari Propinsi Jawa Timur dimana Jombang menjadi bagian di dalamnya. Tapi bukan berarti setiap daerah termasuk Jombang, tak punya bentuk rumah adat khas lainnya.

Saat berkunjung ke pelosok desa di perbatasan utara Kota Santri, Jombang City Guide kerap menjumpai rumah-rumah penduduk yang bentuknya serupa. Tak jarang, beberapa rumah yang bertetangga memiliki bentuk yang sama. Pemilik kediaman sepertinya hanya memodifikasi warna sesuai selera Si Empunya rumah untuk membedakan antara bangunan satu dengan lainnya.

Rumah-rumah rakyat dengan bentuk lama tersebut masih berdiri di banyak titik di Jombang. Memang, rumah-rumah tersebut tak bisa dikatakan mewah magrong-magrong layaknya bangunan kolonial yang sedang digandrungi anak muda masa kini. Bukan pula bangunan penuh filosofi layaknya rumah Joglo Jawa. Namun kesederhanaan bentuk dan model ‘Rumah Adat nJombangan’ tampak hampir seragam seakan berciri khas dari kota yang menjadikan BERIMAN sebagai slogan kebanggaannya.

Kemiripan bentuk ‘Rumah adat nJombangan’ itu tergambar satu sama lain dengan ciri khas yang seragam : Rumah kayu, berpintu dan atap rendah, cenderung melebar dengan pintu di tengah termasuk dua jendela di kanan dan kirinya. Tak terlalu besar, begitu sederhana, namun seakan berupa template yang berpakem sama. ‘Rumah adat nJombangan’ jadi tampak mirip seperti gambar kartun, potret rumah tradisional yang ada di buku Sejarah dan Kebudayaan Indonesia yang biasanya muncul dalam pelajaran IPS.

Kebanyakan rumah terbuat dari kayu yang disusun ala rumah kayu seperti rumah pedesaan pada umumnya. Rumah kayu ini murni hunian yang terbuat dari kayu sebagai kediaman yang berdiri di atas permukaan tanah. Jelas, rumah-rumah ini bukan seperti rumah kayu di pohon yang biasa digunakan untuk bermain dalam gambaran kartun anak-anak.

Biasanya, dinding keliling rumah terbuat dari kayu seutuhnya. Namun, ada pula rumah yang sudah lebih baik kondisinya, dengan membangun tembok bata seperti bangunan modern.  Atau dikombinasi, bagian depan tembok dengan dinding keliling rumahnya masih berupa kayu tergantung selera dan kondisi ekonomi penghuni rumah yang bersangkutan.

Rumahnya agak tinggi, dengan atap yang lebih tinggi, tapi desain tetap dengan pakem yang sama

Uniknya, masih banyak pemilik rumah yang mempertahankan bentuk lama rumah meski sudah mengganti tembok kayunya dengan dinding bata. Jadi semacam renovasi rumah dengan bentuk tetap tapi dengan arsitektur yang sama.

Beberapa rumah memiliki modifikasi dengan memasang ornamen tambahan seperti dinding ukiran kayu, maupun hiasan wayang atau lukisan sederhana, tergantung selera pemilik rumah. Di depan dinding kayu, biasanya digunakan sebagai teras rumah yang umumnya terdapat kursi panjang untuk bale-bale.

Atap bangunan biasanya jelas tak terlalu tinggi, dengan genting yang hampir setinggi manusia Indonesia pada umumnya. Desain genting akan terlihat seperti bentuk mirip trapesium saat dilihat dari depan. Bisa jadi, desain arsitektur ini memang menjadi kebiasaan yang dianut pemilik rumah sebagai bagian dari budaya setempat. Atau kemungkinan lain sebagai bentuk cerminan budaya Jawa yang biasanya sengaja membuat pintu rumah yang pendek supaya para tamu dan siapapun yang masuk rumah harus menunduk sebagai bentuk kesopanan dan hormat terhadap tuan rumah sekaligus kebudayaan Jawa.

Biasanya, pintu ada di tengah dengan dua daun pintu yang juga dari kayu. Sedangkan di kanan dan kiri pintu terdapat jendela sebagai bagian dari ventilasi rumah. Saat pertama menginjakkan kaki di dalamnya, biasanya ruang pertama adalah ruang tamu yang memiliki kursi kedua sisi kiri dan kanan. Ruang tamu ini umumnya menjadi ruang yang paling besar dimana ukurannya yang mencerminkan budaya Jawa yang senang menyambut tamu.

Di zaman modern, biasanya ruangan tamu ditambahkan televisi di salah satu bagiannya karena memang menjadi tempat yang paling lapang untuk menonton tv bersama seluruh anggota keluarga. Ruang tamu ini menjadi semacam living room yang jadi tempat seluruh keluarga paling banyak beraktivitas. Bisa untuk anak-anak bermain, mengerjakan PR, ngobrol-ngobrol antar anggota keluarga, tapi tetap berfungsi sebagai ruang tamu saat ada tamu yang bertandang.

Pintu selanjutnya biasanya juga sejajar dengan pintu masuk yang menghubungkan lorong yang umumnya kanan dan kirinya merupakan kamar anggota keluarga. Lorong tersebut bisa panjang atau pendek, tergantung ukuran kamar dan rumahnya, yang jelas jalan itu menuju bagian belakang yang biasanya merupakan dapur dan kamar mandi.


Bentuk ‘Rumah adat nJombangan’ ini seakan sebuah pakem desain yang entah darimana asalnya, yang jelas masih banyak warga Jombang terutama di pelosok desa bagian utara Jombang yang masih mempertahankan bentuk rumahnya. Entah apa pula fengshui ala Jawa yang tercermin dalam desain arsitekturnya. Mungkin ada yang bisa bantu jelaskan???

Desain rumah adat lokal yang seragam ini seakan menjadi bukti saksi sejarah yang mencerminkan rumah rakyat yang sesungguhnya. Pintu rumah ada di tengah seakan jadi sarana salam 'Guten Morgen' Jombang! jadi lebih terasa. Rumah adat nJombangan, jelas bukan rumah mewah, maupun rumah Joglo yang sepertinya hanya dimiliki orang kaya atau pejabat desa pada masa lampau.

Jombang City Guide memang bukan pakar sejarah maupun lulusan prodi Antropologi. Namun dari pengamatan di lapangan, mungkin bisa dikatakan inilah rumah adat ala nJombangan.

Belum diketahui apakah daerah selain Jombang juga punya bentuk yang sama atau tidak, yang jelas masyarakat Jombang masih banyak yang mempertahankan bentuk rumah lamanya, yang seakan mencerminkan rumah kuno ala rakyat pada umumnya. Semoga bisa menjadi sumbangsih dokumentasi rumah kuno ala rakyat regional Jombang.

Rumah Adat nJombangan
Dapat ditemui di berbagai pelosok Jombang
Kebanyakan berada di pedesaan daerah utara
Kabupaten Jombang

1 komentar:

Tentang Jombang Lainnya

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...