Tak melulu bumi durian, Wonosalam juga merupakan penghasil
salak berkualitas. Komoditas salak yang bisa dipanen sepanjang tahun
benar-benar menguntungkan petani. Bahkan seluruh penjuru Wonosalam adalah
penghasil salak. Galengdowo dan sekitarnya merupakan pusat kebun salak
Galengdowo yang menjadi primadona kebanggaan Wonosalam selatan.
Salak Galengdowo memang terasa lebih istimewa. Salaknya
terkenal sangat manis, tanpa rasa kecut sama sekali. Ukurannya besar dan begitu
renyah. Dari ukurannya, Salak Galengdowo jelas memiliki daya tarik yang disukai
penjual dan pembeli. Selain penampilannya yang sangat menggiurkan, rasanya juga
enak. Salak Galengdowo ini pun makin menggoda dan cocok sebagai oleh-oleh yang
istimewa bagi penerimanya.
Komoditas salak Galengdowo rupanya sudah dibudidayakan para
petani di Wonosalam sejak puluhan tahun lalu. Awalnya bibit
Salak Galengdowo dibawa dari Salak Pondoh Sleman. Karena dibudidayakan di
lereng Anjasmoro, akhirnya salak beradaptasi dan ‘bermutasi’ memiliki rasa yang
berbeda dari indukannya. Salak Galengowo dikenal sangat manis, tanpa rasa kecut
sama sekali. Rasanya renyah, dan berair. Ukurannya yang besar, membuat siapapun
yang melahapnya pasti terkesan. Ukurannya besar, manis pula.
Letak Galengdowo yang berada di ketinggian 482 mdpl membuat
hawa desa yang berbatasan dengan Medowo, Kediri ini terasa lebih sejuk
dibandingkan kawasan Wonosalam lainnya. Suhu yang berada pada kisaran 25-28
derajat celcius, menjadikan siang hari di Galengdowo pun terasa sejuk. Tingkat
kesuburan tanahnya tinggi, didukung kondisi geologi desa yang sebagian besar
berkontur tanah alluvial hitam yang kaya humus.
Salak memang cocok tumbuh di tanah basah, namun tidak tahan
genangan air, serta memerlukan tanah gembur yang banyak mengandung bahan
organik. Kondisi tanah yang sangat subur dengan pH yang tepat, menjadi syarat
tumbuh salak pondoh yang berkualitas tinggi. Salak Galengdowo bisa dikatakan
sangat produktif. Para petani salak mengaku bisa memanen salak lebih dari empat
kali dalam sebulan.
Tak heran jika kemudian, Salak Pondoh tumbuh subur dan
bertransformasi menjadi Salak Galengdowo yang lebih nikmat dari indukan
aslinya. Menariknya, di musim hujan ukuran salak yang dihasilkan bisa semakin
besar dibandingkan yang dipanen di musim kemarau.
Buah berkulit sisik ala Galengdowo ini akan menghasilkan ukuran yang makin besar saat musim penghujan, karena pohon-pohon salak akan ternutrisi dengan optimal. Abaikan pertimbangan ukurannya, Salak Galengdowo begitu istimewa karena tetap tersedia sepanjang tahun. Jadi tak perlu menunggu musimnya untuk menikmati pengalaman memetik buah salak langsung dari pohonnya.
Si Buah Berkulit Sisik dari Galengdowo ini punya karakteristik yang buah bagian atas kerucut dan cembungginuk-ginuk
dengan ukuran yang kebanyakan jauh lebih besar dari buah salak pada umumnya.
Daging buahnya tebal berwarna putih agak kekuningan dengan bentuk biji normal
seperti salak pada umumnya, meski ada yang bilang lebih gepeng dibandingkan Si
Kulit Sisik lainnya.
Si Buah Berkulit Sisik dari Galengdowo ini punya karakteristik yang buah bagian atas kerucut dan cembung
Warna sisik kulitnya coklat kurma, dengan sedikit warna
kekuningan. Yah, miriplah dengan warna kecoa' astaghfirullah, xixixiixixi. Kulitnya mengkilap, membuat tampilannya makin mempesona. Kulit
sisiknya ini, terlihat makin mengkilap ketika baru dipanen. Mungkin bisa
dikatakan karena faktor fresh dan organiknya. Jadi bisa dikatakan, buah yang
punya nama ilmiah Salacca zalacca
dari Galengdowo ini tak hanya menggiurkan dari segi rasa, tapi juga menggairahkan
dari segi penampilan.
Karena rasanya yang begitu nikmat, Salak Galengdowo bahkan
lebih enak dimakan ‘hidup-hidup’, tentu dengan mengupas dulu kulitnya lah yaaa.
Yang Jelas, salak Galengdowo tak perlu diolah menjadi aneka olahan salak
seperti camilan Snake Fruit yang
sedang populer di sudut lain Jombang. Sebab sudah enak!
Dalam metode pertaniannya, para petani Salak Galengdowo
menerapkan penggunaan pupuk organik untuk menyuburkan kebunnya. Biasanya, pupuk
organik yang digunakan adalah pupuk kompos dari kulit kopi dan pupuk kandang
yang didapat dari kandang sapi perah warga setempat. Sebagai informasi pula,
Galengdowo juga merupakan kampung sapi perah di Wonosalam penghasil susu murni
yang sudah menjadi penyumbang produk laktasi nasional.
Supaya panen melimpah, para petani Salak Galengdowo tekun
merawat kebunnya dengan metode penyerbukan manual. Serbuk bunga jantan
ditaburkan ke bunga betina yang ada di tangkai pohon salak. Saat sudah
berbunga, bunga yang sudah dibuahi ‘diblongsong’ dengan plastik.
Usaha salak Galengdowo makin menjanjikan. Bahkan perluasan
kebun salak pernah mencapai 30 hektar, dan minat petani untuk menanam salak
makin banyak. Prestasi Gapoktan Galengdowo dalam menjuarai lomba tingkat
propinsi dalam kategori Agribisnis Buah. Usaha ini makin berkembang dan membawa
korelasi positif bagi para petani lokal termasuk dalam bidang perekonomian
masyarakat sekitar serta turut mewarnai perkembangan buah dalam negeri.
Para petani kemudian mendapatkan pendampingan dari
GAPOKTAN, sehingga terjadi peningkatan hasil yang cukup menggembirakan.
Akhirnya dari peningkatan ini, terjadilah panen raya yang sangat membanggakan.
Dari sinilah kemudian digelarlah Bancakan Salak Galengdowo, yang merupakan
kenduri versi Salak yang mirip dengan Kendurenan Duren yang juga digelar di
Wonosalam.
Bancakan Salak Galengdowo merupakan festival panen raya buah
bersisik di Galengdowo yang diselenggarakan setiap tahun di Lapangan Desa
Galengdowo. Digelar seperti layaknya tumpengan raksasa salak, Si Kulit Sisik
ini dibagikan secara gratis pada masyarakat yang hadir sebagai wujud syukur
pada Allah atas panen yang melimpah.
Selama ini, Galengdowo lebih dikenal dengan air terjun
Tretes Pengajarannya yang menjadi ikon utama destinasi Wonosalam sejak zaman
mbah-mbah kita dulu. Kini, munculnya banyak destinasi wisata di Wonosalam jadi
makin meramaikan Desa Galengdowo. Apalagi dibuatlah paket Wisata Argowayang
Galengdowo dengan segala destinasinya yang menarik, termasuk Wisata Sejarah Gua
Jepang, Wisata Edukasi ke Kampung Sapi Perah, maupun Wisata Petik Salak
Galengdowo.
Sayangnya bagi yang berminat berwisata petik salak maupun
membeli salak Galengdowo sepertinya harus booking dulu. Komoditas andalan
Galengdowo ini memang khusus dijual langsung oleh petani di lumbung salaknya
sendiri dan tidak dijual di pinggir jalan karena tak semua penjual salak punya
stok ready maupun membuka kebunnya setiap saat.
Bila ingin menikmati salak Galengdowo maupun berwisata
petik salak, sebaiknya menghubungi Pak Endon (085259005057) selaku Guide
Argowayang AgriEduEco Tourism. Pak Endon inilah yang akan menyediakan Si Buah
Bersisik langsung dari petani salak Galengdowo telah ready stock maupun yang
siap panen.
Anehnya, Salak Galengdowo tak punya nama khusus sebagai
jargon andalannya. Hanya Salak Galengdowo, sebutannya tanpa ada nama lainnya.
Beberapa petani menyebutnya dengan jenis Salak Pondoh Madu, atau Salak Pondoh
Lumut dimana nama ini masih mengusung indukan aslinya tanpa rasa lokal.
Padahal, sudah jelas rasa Salak Galengdowo sudah berbeda dari indukan aslinya,
bahkan jauh lebih enak.
Bila Wonosalam punya dengan sebutan Bido sebagai unggulannya,
Salak Galengdowo belum punya julukan khusus. Saudara sekota Salak Galengdowo
dari Tembelang, sudah punya nama khusus yaitu Salak Doyong. Sedangkan Salak
Galengdowo masih mengusung nama desanya.
Mungkin Galengdowo perlu mengingat legenda yang beredar di
Air Terjun Tretes Wonosalam yang menceritakan salah satu episode kehidupan
suami Dewi Anjarwati yaitu Raden Baron Kusumo dari Gunung Anjasmoro. Bisa jadi,
kediaman Raden Baron Kusumo dulunya ada di Galengdowo, bukan?
Bila Jombang City Guide boleh usul, mungkin Salak
Galengdowo dijuluki Salak Baron saja. Selain mengusung legenda lokal kisah
Raden Baron Kusumo, juga identik dengan komoditas unggulannya berupa Si Buah
Bersisik dengan ukuran besar yang pantas dinobatkan sebagai bangsawannya para
salak. Hehehehhe….. Jadi Salak Galengdowo punya julukan yang bernapaskan
kearifan lokal setempat. Keren, ‘kan???
Baron juga bisa diartikan sebagai bangsawan. Jadi, Salak Baron
Galengdowo, bukan hanya salaknya para bangsawan tapi juga bangsawannya para salak!
Hehehehehe…..
Salak Baron Galengdowo
Desa Galengdowo
Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang
Tersedia wisata petik salak sepanjang tahun
Info, Booking dan Pemesanan :
Pak Endon Guide Argowayang : 085259005057
Tidak ada komentar:
Posting Komentar