Di dalam area Makam Medelek, terdapat puing-puing batu bata
kuno yang disinyalir sebagai peninggalan Kerajaan Medang Kamulan. Puing-puing
itu dipercaya sebagai sisa bangunan kuno yang bentuknya sudah tak bisa
diperkirakan lagi. Oleh penduduk, dan juru kunci makam, pecahan batu bata kuno
itu disusun melingkar mirip sumur.
Batu bata kuno berwarna merah tampak sudah banyak yang
pecah menjadi beberapa bagian. Terlihat ukurannya yang lebih besar dari
batu-bata produksi zaman modern. Tampak beberapa ada yang memiliki ukiran
seperti batu-bata khas peninggalan kerajaan Medang yang berhiaskan pahatan
setengah lingkaran.
Warga setempat percaya bahwa di bawah susunan bata yang
membentuk seperti sumur ini terdapat makam Ki Ageng Medelek, yang merupakan
sesepuh desa yang dulunya membabat alas sekitar. Situs kuno ini, dikunjungi
oleh para pencari wangsit. Tampak di sekitar ‘sumur’
banyak sisa sesajen maupun bunga-bunga makam untuk ritual.
Entah apa yang menginspirasi penduduk menyusun puing-puing
makam ini menjadi seperti sumur. Pengurus makam kini juga telah memberi tutup
terpal di atas situs ‘sumur ‘ kuno ini. Yang jelas, dengan kondisinya ini,
pecahan batu bata kuno jadi terlihat rapi dan terawat. Tempatnya berupa punden yang
berada di dalam area khusus di makam Desa Medelek yang dianggap keramat, seakan
membuatnya menjadi lebih terjaga.
Tak ada catatan apapun mengenai Situs Medelek ini, asal
usulnya mungkin hanya bisa diperkirakan dari lokasinya yang berada di Dusun
Medelek, Desa Tampingmojo, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang. Medelek,
kadang disebut atau dituliskan pula sebagai Medeleg.
Kawasan Tembelang memang dipercaya sebagai Ibukota Kerajaan
Mataram Kuno era Wangsa Isyana yang didirikan
mpu Sindok sebagai kelanjutan dari Kerajaan Mataram yang sama dinasti
Wangsa Syailendra di Jawa Tengah. Tak bisa dipungkiri, banyak peninggalan kerajaan
kuno yang tersebar di Tembelang dan sekitarnya.
Paling dekat dari Medelek, ada Candi Tamping Mojo di
Tampingan, Tampingmojo, Tembelang yang bersebelahan dengan Megaluh yang mungkin
masih belum diketahui sejarahnya. Asal usulnya sendiri masih misteri, meski
yoni naga raja kecil yang ditemukan di sampingnya sepertinya sebuah pertanda bahwa
Candi Tamping Mojo merupakan sebuah check
point di masanya.
Ada pula Candi Dempok yang dipercaya sebagai lokasi
pertapaan Damarwulan. Sedangkan di Gilang, terdapat Watu Gilang yang dipercaya
sebagai bakalan prasasti. Petilasan Damarwulan di Sudimoro juga punya kisah
yang berkaitan dengan Damarwulan. Selain itu terdapat Candi Mireng yang
jelas-jelas tertera asal-usulnya dalam Kitab Negarakertagama sebagai candi
pendermaan Lembu Tal, ayahanda Raden Wijaya pendiri Majapahit.
Berada di dalam makam desa, membuat Situs Medelek ini
dikeramatkan warga sekitar. Berbagai kisah menarik berbau horor beredar di
antara penduduk desa dan siapapun yang berkunjung ke sana biasanya akan
merasakan hawa mistis. Area makam ini bahkan dinobatkan sebagai salah satu dari
tujuh makam paling angker di Indonesia oleh berbagai situs klenik.
Diceritakan di berbagai situs bahwa terdapat banyak kisah
mistis tentang makam ini. Termasuk kisah seorang tukang becak yang kebetulan
ingin buang air kecil. Karena tak ada tempat buang air, akhirnya terpaksa Pak
Becak itu pun buang air di gerbang makam. Anehnya, malam hari sekujur tubuh badan tukang becak itu terasa
panas, gatal-gatal seperti dikerubungi semut merah, terutama di bagian
kemaluannya bahkan seperti terbakar.
Ada kisah lain tentang makam ini, yang katanya sering
diadakan hajatan di area makam. Para pengisi acara seperti dipadati ribuan
penonton yang menikmati irama panggung gembira. Tapi tidak diketahui siapa yang menghelat acara.
Pernah ada acara desa yang mengundang bantengan dan sejenisnya yang memang salah satu atraksinya mengandung unsur kesurupan. Pemain jepaplek itu pun berlari masuk ke makam dan menggila di dalamnya. Entah apa yang merasukinya.
Pernah ada acara desa yang mengundang bantengan dan sejenisnya yang memang salah satu atraksinya mengandung unsur kesurupan. Pemain jepaplek itu pun berlari masuk ke makam dan menggila di dalamnya. Entah apa yang merasukinya.
Versi lain didapat dari cerita warga setempat yang berkawan
dengan penyedia jasa sound system hajatan dari Desa Banjardowo. Kebetulan, Si
Banjardowo itu mendapat order sewa hajatan di Medelek. Seperti biasa selayaknya
penyedia jasa sound system hajatan melakukan tugasnya dengan memasang pengeras
suara di area dekat lokasi acara. Acara berjalan normal seperti hajatan pada
umumnya, dengan para tamu yang berdatangan ke acara yang biasanya dihelat
beberapa malam. Petugas tersebut menjaga dan menjalankan sound sistemnya siang
dan malam hingga acara hajatan selesai.
Jasa pun dibayar oleh penghelat acara dengan uang kontan
sesuai kesepakatan. Entah bagaimana ceritanya, yang jelas setelah petugas sound
system selesai membereskan peralatannya dan siap pergi, tak sengaja disapa oleh
warga setempat yang kebetulan melintas. Warga tersebut bertanya, darimanakah
petugas-petugas itu, yang sepertinya baru membereskan perelengkapan hajatan.
Merasa tak ada yang aneh, petugas sound system itu menjawab
bahwa baru saja membereskan peralatannya dari sisa hajatan kemarin di lokasi.
Warga tersebut heran, mengapa petugas tersebut tampak membereskan acara di
depan makam, dimana lokasinya cenderung sepi dan tak mungkin dilakukan acara
hajatan di kuburan. Saat menoleh ke lokasi hajatan, baru tersadar bahwa lokasi
yang baru saja mereka isi acara hajatannya adalah area makam.
Beberapa ajang uji
nyali maupun siaran klenik pernah melakukan syuting di sini. Sempat di salah
satu scene saat berdoa di samping lingkaran sumur, ada angin nggebes yang
kemudian diikuti meledaknya dupa bagai petasan.
Dari cerita warga yang merupakan tetangga makam, biasanya penduduk setempat memang tidak terpengaruh dengan keangkeran makam.
Namun, warga pendatang atau tamulah yang biasanya merasakan efek khusus. Pendatang
dilarang berpikiran negatif atau apa yang buruk dalam benaknya biasanya akan terjadi.
Misalnya saat suasana hatinya buruk, maka hawa akan terasa begitu tidak nyaman.
Makam Medelek berada tak jauh dari jalan tol. Saat
pembangunannya, jembatan dalan tol yang biasanya memiliki terowongan untuk
warga setempat itu bahkan harus didesain ulang supaya tidak menggusur lahan
makam. Akhirnya, pembangunan jalan tol harus dibuat agak sedikit belok supaya
tidak memakan area makam.
Punden Medelek ini kabarnya tak boleh dikunjungi orang
luar. Biasanya bila ada orang luar yang berkunjung, pasti warga setempat
curiga, karena khawatir melakukan sesuatu yang dilarang. Miko Ajah, seorang
petualang sejarah pernah mampir ke situs ini dan melakukan pemotretan situs di
tengah tatapan mata warga yang penuh kecurigaan. Bersyukur, tak terjadi apapun
dalam kunjungannya.
Karena banyaknya cerita mistis yang terjadi mengenai makam Medelek,
akhirnya setiap orang luar yang mampir harus izin dahulu ke Kepala Dusun
setempat. Memang, ada sebuah spanduk peringatan di pagar situs yang menyatakan
untuk keamanan, para tamu harus lapor ke Kepala Dusun. Rumah Pak Polo tak jauh
dari area makam, jadi permintaan izin pasti jadi lebih mudah.
Foto-foto berikut didapat dari Google Plus Miko Ajah dan
Kabare Wong Jombang yang pernah mampir juga ke situs ini. Informasi mengenai
situs Medelek banyak terdapat di akun Google Plus Miko Ajah. Sayangnya, Google
Plus kini sudah kukut. Hanya situs
budaya.id yang sempat mengkopas mentah artikel ini. Semoga Apriliya Oktavianti
dari situs budaya.id tak lagi mengkopas ulang artikel ini sambil lupa
mencantumkan sumbernya ya.
Terlepas dari angkernya
makam ini, kuburan Medelek tetaplah area pesaeran pada umumnya yang memakamkan
warga setempat. Situs kuno di dalam makam jelas merupakan bagian dari sejarah
yang ada di Medelek, yang kemungkinan besar sangat berkaitan dengan Kerajaan
Medang. Bisa jadi juga situs ini adalah bagian dari cikal bakal Tamwlang, kota
kuno yang menjadi asal usul Jombang kini.
Sebagai generasi muda
kota santri kita harus menjaga dan melestarikan benda bersejarah, terutama yang
ada di Jombang. Sejarah dan asal usul situs di Makam Medelek, memang masih
misteri. Mungkn perlu waktu untuk menguaknya.
Situs Punden
Medelek
Makam Desa Medeleg
Dusun Medelek/Medeleg, Desa Tamping Mojo
Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang
Untuk keamanan, tamu harap lapor Kepala Dusun
Mantap Kang infonya
BalasHapusMenurut ulah batin dan trawangan ki Sambung Roso di makam Mendelek kabupaten Jombang ditempat sumur itu adalah makam yg dihuni mahkluk besar berbentuk manusia yg tingginya +- 50m dan rambutnya panjang dalam pengakuannya bernama Ki Gede( kemungkinan beragama hindu dulunya dan sbagai tokoh sepuh cikal bakal desa itu dan merupakan tokoh sakti semasa hidupnya , skarang orang yg berkunjung disitu banyak yg ngalab berkah
BalasHapusYa jelas ki gede lah namanya lha wong tingginya aja dibilang +-50m lha kalo tingginya 50cm ya bukan ki gede namanya tapi ki krucil...☺️
Hapus