Pendakian Gunung Anjasmoro memang tidak setenar
gunung-gunung tetangga yang menjadi langganan para pendaki. Dikenal ada tiga
jalur pendakian Anjasmoro yaitu puncak Cemorosewu via Carangwulung-Wonosalam,
Puncak Kukusan via Nawangan dan Rejosari-Mojokerto, dan Top Anjasmoro via Pabrik Jamur,
Cangar-Batu-Malang.
Tahun 2016, pemuda penggerak pariwisata regional Wonosalam
Selatan yang menyebut pariwisata desanya sebagai Argowayang, melakukan inovasi
dengan membuka jalur pendakian keempat yang masih benar-benar baru di kalangan
pendaki. Selain track baru yang belum pernah dikenal, kawasan Wonosalam Selatan
lebih liar karena belum banyak yang mengeksplorasi wilayah ini.
Tapak Bunder, dijadikan sebagai lokasi yang menjadi tujuan
pendakian. Tapak Bunder, dinamai demikian karena di puncak Tapak Bunder
terdapat batu yang berbentuk bundar.
Ada tiga jalur jalan setapak yaitu dari arah Gunung
Argowayang, dari arah Desa Jarak dan Jalur ke arah Gunung yang ada di samping
Tapak Bunder. Untuk mencapai Puncak Tapak Bunder ini, dibutuhkan waktu sekitar
2,5 jam waktu tempuh dari lokasi start. Jalurnya cukup menanjak dan teradapat
tebing yang sangat ekstrim dan harus dilewati untuk mencapai puncak tersebut.
Saat berada di Puncak Tapak Bunder, apabila cuaca cerah dan
tidak diselimuti kabut, akan tampak keindahan Gunung Anjasmoro sisi selatan
yang kerap disebut kawasan Argowayang. Gunung-gunung di sekitar Puncak Tapak
Bunder tampak berjajar-jajar rapi seperti sebuah pementasan wayang.
Di Puncak Tapak Bunder hanya terdapat dataran selebar
sekitar 4 meter yang dilengkapi batu yang berbentuk bulat atau bundar dan
ditumbuhi rerumputan dan ilalang. Kanan dan kiri puncak Tapak Bunder
dikelilingi jurang yang sangat terjal. Jadi bila para pendaki ingin mendirikan
tenda, hanya bisa muat untuk satu tenda saja.
Tak jauh dari Tapak Bunder, juga terdapat Puncak Watu Bima. Di Puncak Watu Bima, terdapat batu dengan cap kaki kiri
yang sangat besar. Telapak kaki besar ini dipercaya sebagai jejak Bima salah
satu tokoh pewayangan dalam kisah Pandawa yang digambarkan sebagai seorang
raksasa. Misteri masih berkembang mengenai telapak kaki ini. Beberapa cerita
penduduk lokal menyatakan tapak kaki satunya ternyata berada di Lereng Gunung
Arjuna.
Jangan heran bila tidak ada penunjuk jalan atau penanda
apapun di jalur pendakian ini. Jalan yang dilalui juga bukan berupa jalan, tetapi full semak belukar rimba ekstrim yang super basah dan dipenuhi tanaman pakis. Selain masih baru dan masih dalam pengembangan,
jalur pendakian ini sebenarnya track yang biasa dipakai penduduk setempat untuk
masuk hutan mencari madu dan kekayaan hutan lainnya. Memang, jasa pemandu lokal sangat dibutuhkan demi kesuksesan
pendakian.
Seperti pendakian pada umumnya, hendaknya para pendaki yang
berminat untuk melakukan jelajah hutan juga harus memiliki izin dari PERHUTANI
sebagai ‘pemilik lahan’. Pengurusan perizinan bisa dilakukan dengan mendatangi
kantor PERHUTANI setempat maupun menggandeng para pemuda setempat yang
tergabung dalam pemuda penggerak pariwisata Argowayang regional Wonosalam
Selatan. Biasanya pemuda-pemuda ini dengan senang hati mengantarkan para
pendaki yang penasaran untuk menjelajah sisi lain dari Anjasmoro, dan bisa
membantu melakukan pengurusan perizinan.
Awalnya, pendakian Anjasmoro di Jombang memang hanya dibuat satu pintu karena medan yang begitu perawan. Satu-satunya pintu itu adalah vai Carangwulung. Namun karena pegunungan Anjasmoro terbentang begitu luas dan masih memiliki kekayaan besar untuk digali dan dikembangkan, pemuda Argowayang juga tak sabar untuk memperkenalkan potensi wisata desanya.
Wonosalam Selatan yang menamakan dirinya sebagai kawasan Argowayang memang memiliki potensi yang belum banyak dieksplorasi. Masih banyak destinasi yang menarik di kawasan ini seperti Wisata Kuliner Sumber Banyu Biru, Wisata Sejarah di Gua Jepang, Watu Lumbung, Wisata Kunjungan Peternakan Sapi Perah, Wisata Batu Pelangi, Wisata Air Terjun Tretes Pengajaran yang merupakan air terjun tertinggi di Jawa Timur, dan Wisata Bumi Perkemahan Galengdowo dan Kompeni Waterpark juga mempesona untuk didatangi.
Wonosalam Selatan yang menamakan dirinya sebagai kawasan Argowayang memang memiliki potensi yang belum banyak dieksplorasi. Masih banyak destinasi yang menarik di kawasan ini seperti Wisata Kuliner Sumber Banyu Biru, Wisata Sejarah di Gua Jepang, Watu Lumbung, Wisata Kunjungan Peternakan Sapi Perah, Wisata Batu Pelangi, Wisata Air Terjun Tretes Pengajaran yang merupakan air terjun tertinggi di Jawa Timur, dan Wisata Bumi Perkemahan Galengdowo dan Kompeni Waterpark juga mempesona untuk didatangi.
Lokasi Wonosalam Selatan memang dekat dengan
Kandangan-Kediri yang mendapat bagian kaki Anjasmoro. Rimbunnya hutan dan
pemandangan eksotis ala Wonosalam disajikan di kawasan Argowayang, tak kalah
memukau dibandingkan tiga pendahulunya. Meski di kawasan Argowayang belum
diketahui memiliki puncak yang menjulang seperti tiga titik lain, bukan berarti
penaklukan rimba Wonosalam Selatan tidak menantang.
Gunung Anjasmoro memang masih langka dalam daftar
penaklukan para pendaki. Apalagi, jelajah Gunung Argowayang dan pendakian Anjasmoro
via Argowayang. Pendaki sejati pastinya tergoda untuk menjelajah rimba liar Galengdowo dan menambah nama Gunung Anjasmoro
via Argowayang dalam daftar penaklukannya!!!
Pendakian
Anjasmoro via Argowayang
Desa
Galengdowo, Kecamatan Wonosalam
Track yang Ekstrim dan menantang..👍
BalasHapusYuk ke puncak tertinggi Anjasmoro...
BalasHapusBrangkat
HapusPuncak anjasmoro yang pling cocok untuk diklat yang mana
BalasHapus