Bangunan kuno berdiri megah di depan KODIM Jombang. Meski
sudah termasuk benda cagar budaya, bangunan peninggalan zaman kolonial ini
masih terlihat begitu kokoh. Bangunan lama ini, adalah salah satu dari rumah
kuno di Jalan Wahid Hasyim yang masih tersisa. Bangunan depan KODIM Jombang
ini, kini menjadi sebuah restoran yang menggunakan ayam bakar sebagai menu
andalannya.
Meski Jombang City Guide tidak sempat masuk ke dalam, namun
kami berusaha menyajikan potret semampu kami. Mengingat sedang ada acara
pertemuan di dalam salah satu ruangannya, Jombang City Guide yang tidak
berkepentingan cukup melihat dari luarnya saja. Kami pun tak ingin tragedi di
Kantor Pos Jombang terulang. Hahhahahaha………….
Bangunannya terdiri dari rumah utama yang memiliki banyak
jendela dan pintu besar khas arsitektur kolonial. Di sampingnya terdapat
semacam rumah kecil. Di sisi samping satunya juga terdapat paviliun yang
memanjang ke belakang hingga menembus ke garasi. Antara bangunan utama dan
paviliunnya, dihubungkan semacam selasar kecil yang indah.
Diantara dua bangunan ini ada angsa yang sedang berkelompok
dengan tenangnya, di balik hiruk pikuk aktivitas dapur warung yang berada di
paviliunnya. Angsa-angsa ini mungkin bagian dari peternakan yang ada di
belakang bangunan rumah kecil. Dimana banyak hewan disana, termasuk burung dan
kalkun.
Rumah kuno ini memiliki dua teras di bagian samping
kanan-kirinya. Dengan semacam pagar yang mungkin bisa difungsikan para meneer
dan nyonya belanda di masanya untuk duduk dan mengobrol menikmati suasana negri
timur yang subur dimana berlangsung musim semi sepanjang tahun.
Setiap ruangan tampak dilengkapi dengan atap berhias garis
kayu kecoklatan, dan bisa dimasuki melalui pintu besar khas belanda. Sebuah
atap yang indah yang bagi masyarakat Indonesia baik zaman dulu maupun masa
sekarang. Mungkin atap yang cukup artistik ini merupakan ‘hiburan’ yang
memanjakan mata kala dipandang menjelang tidur.
Di bagian belakang juga terdapat teras yang cukup besar,
yang ukurannya lebih besar dari teras di bagian belakang. Mungkin fungsinya
untuk pertemuan dan bersantai. Di sampingnya terdapat beberapa ruangan yang
bersebelahan dengan garasi.
Garasi |
Sepertinya dulu tempat ini sempat dijadikan tempat tinggal
tentara, mengingat dulu Jombang City Guide mengenal kawan sekolah yang tinggal
di sini yang ayahnya bekerja sebagai tentara. Kawan kami itu merupakan siswi
pindahan dari kota lain yang kebetulan ayahnya ditugaskan di Jombang.
Kini, bagian depan bangunan utama dicat warna-warni.
Padahal, dengan tren foto selfie di bangunan kuno harusnya warna bangunan
dipertahankan seperti aslinya. Warna warna-warni ini seakan membuat bangunan
ini terlihat ‘hina’ karena tidak sesuai dengan kemegahan arsitektur
kekunoannya.
Jombang City Guide masih ingat, sebelum menjadi sebuah
restoran, bangunan ini dulunya memiliki halaman yang luas. Halaman itu sekarang
tetap luas, namun sudah dirombak menjadi gubuk yang berisi tempat duduk untuk
para pengunjung restoran dan menjadi lahan parkir untuk pengunjung.
Di bagian tengahnya diletakkan semacam replika perahu ‘kapal
phinisi’ yang biasa digunakan para tamu untuk berfoto ria. Meski terlihat bagus
dari kejauhan sebagai pajangan, replika kapal phinisi ini sayangnya sudah
benar-benar reyot dan keropos di sana-sini. Si Gadis Ambon bahkan tertawa,
karena bila dibandingkan maka perahu ini kalah bagus dengan kapal-kapal yang
ada di desanya di Pulau Seram. Mungkin detailnya bisa disimak di artikel Wisata
Kapal Phinisi Jombang.
Wisata Kapal Phinisi |
Bangunan utama dengan salah satu bagian atap lancip ini sekarang disewakan untuk rapat dan pertemuan. Belum ada catatan khusus mengenai fungsi bangunan ini ketika era kolonial. Kini, tak jarang pihak restoran menggunakannya sebagai salah satu penawaran fasilitas yang disediakannya. Terbukti saat Jombang CIty Guide mampir, tampak beberapa persiapan yang sudah dilakukan untuk menghelat adanya pertemuan di dalam salah satu ruangan bangunan utama.
Sedangkan rumah kecil di bagian sampingnya, sempat
dijadikan lokasi TK Dahlia dimana beberapa kawan Jombang City Guide sempat mengecap
manisnya dunia taman kana-kanak. TK itu kini berpindah lokasi di dalam area
KODIM yang berada di seberangnya. Dan Bangunan ex-TK Dahlia kini difungsikan
sebagai warung mie yang menyajikan mie terbang melayang sebagai menu uniknya.
Secara umum, bangunan
kuno ini kondisinya masih sangat bagus dan cukup terawat meski perlu adanya pengecatan ulang untuk membuat penampilannya makin cantik. Semoga pemilik
dan penggunanya masih rela mempertahankan bentuk asli bangunannya dengan warna aslinya pula sehingga rumah
kuno saksi sejarah perkembangan Jombang ini tetap terjaga kelestariannya.
Meski terlihat sederhana, lokasi ini sebenarnya menyimpan
potensi sebagai destinasi wisata. Wisata sejarah benda vcagar budaya bangunan
kuno era kolonial, wisata kuliner di Warung Apung yang makannya tidak di tempat
yang mengapung, dan wisata replika kapal pinisi yang bisa dijadikan tempat
untuk berfoto ria.
Ayo, dimana lagi ada tempat wisata hybrid seperti ini?? Satu tempat bisa tiga wisata sekaligus. Hebat kaaan???
Rumah Kuno Depan KODIM Jombang
Warung Apung Rachmawati
Jalan Wahid Hasyim
Jombang - Jawa Timur
Secara umum apresiasi orang Indonesia atas seni arsitektur, albeit bangunan bernilai histrosis memang masih rendah. Rumah elegan peninggalan jaman kolonial dicat warna-warni menyerupai TK, benar-benar meng'hina' kecantikan rumah ini. Kadang saya berharap di Indonesia tidak dijual cat warna hijau norak dan kuning kinclong karena orang kita masih 'buta' cara mengaplikasikan yang tepat. Sayang sekali
BalasHapus