Bukan rahasia lagi bila Wonosalam terkenal sebagai
penghasil Durian Bido kebanggaan Jombang. Tapi selain Durian Bido yang
digandrungi banyak orang itu, sebenarnya Wonosalam juga penghasil salak, kopi
dan cengkeh.
Dari Kiri : Kopi Luwak dan Kopi Super Hasil Bumi Wonosalam |
Sumber daya yang melimpah memungkinkan masyarakat Wonosalam
memanfaatkan potensi bumi dengan sebaik-baiknya, begitu pulalah yang dilakukan
Pak Satiran dan istrinya.
Pak Satiran |
Sebelumnya, Pak Satiran dan Bu Sulasmi istrinya berjualan
makanan di Warung Pojok, dan mengisi waktu luang dengan memelihara luwak.
Menyadari adanya potensi kopi Wonosalam dan pengolahan kopi Luwak yang sedang
naik daun, maka sejak tahun 2011 akhirnya mereka melebarkan sayap bisnisnya
dengan memproduksi kopi luwak asli Wonosalam.
Awalnya mereka hanya memelihara satu luwak. Kemudian untuk
meningkatkan produksi, dibelilah luwak-luwak dari Surabaya dan ditangkar di
samping Warung Pojok. Luwak-luwak tersebut diberi makan kopi hasil bumi
Wonosalam, dan kotoran luwak yang mengandung kopi dijemur dan dikeringkan di tempat
khusus dekat kandang.
Saat Jombang City Guide ke sana, kami senang sekali bisa
melihat penangkaran luwak secara langsung. Sebuah destinasi wisata baru yang sederhana,
murah meriah tapi tetap menyenangkan untuk didatangi di Wonosalam. Lokasinya cukup mudah, karena berada di pinggir jalan. Selain jalanan wonosalam juga hanya itu saja sih... tapi karena spanduk dan warung pojok yang mudah dijangkau juga sangat memudahkan para wisatawan untuk berkunjung.
Wisata Penangkaran Luwak Wonosalam |
Pak Satiran dengan senang hati membukakan tempat
penangkarannya dan menunjukkan lokasinya. Tempatnya berada tepat di bawah
warung pojok, dengan jalan yang agak sedikit curam yang menurun. Mungkin agak berbahaya kepreset saat hujan, untungnya kami berkunjung saat kering.
Awas Kepreset |
Eh, Bapak Jombang City Guide sudah turun duluan |
Tadi ada kakak yang melambaikan tangannya dari atas |
Karena berada
di bawah, kami pun bisa melihat kakak Jombang City Guide yang melambaikan
tangan dari balkon warung. Tujuh belas luwak ditangkarkan dan sudah berhasil ‘menghidupkan’
Kopi Luwak Wonosalam Pak Satiran.
Hiii takut yaaa |
Luwak-luwak ditangkarkan dalam kandang besi berjajar, dan
ada tanda peringatan untuk para pengunjung supaya berhati-hati saat melihat
penangkaran. Maklumlah, luwak memang hewan buas, yang bisa saja melukai kita
apabila kita berada terlalu dekat. Karena agak takut, kami tidak terlalu berani untuk mengambil potret luwak dari dekat. Sekedar cekrik-cekrik seadanya lah. Hehehhe...
Cekrik-Cekrik secukupnya |
Kondisi kandang tampak bersih, bahkan aroma
khas kandang hewan hampir tidak tercium di sini. Tampak luwak-luwak berada di
kandangnya masing-masing dan ‘beraktivitas’ dengan lincahnya.
Adek Bayi jangan dekat-dekat yaa |
Tak jauh dekat kandang, ada tempat penjemuran kotoran luwak
yang sudah mengandung kopi. Tampak dua tempat penjemuran yang sepertinya
membedakan jenis kopinya. Warung Pojok memang menjual dua jenis lopi yaitu kopi
luwak dan kopi super. Mungkin ini sebabnya ada kelompok penjemuran.
Lokasi Penjemuran |
Dua Kubu Kopi |
Mungkin ini yang nanti jadi kopi super |
Kopi Luwak : Kopi dari kotoran luwak |
Kopi yang dijemur dan diproses sekarang, baru bisa
dikonsumsi tahun depan. Begitu pula dengan kopi luwak Wonosalam yang sudah
dikemas sekarang, berarti kopinya hasil dari pemrosesan tahun lalu.
Secangkir Kopi Luwak Wonosalam |
Kopi Luwak ini dijual seharga Rp.10.000,- per cangkirnya di
Warung Pojok, Anda bisa langsung menikmatinya dalam secangkir kopi hangat sambil
memandangi indahnya lereng Gunung Anjasmoro dari view Wonosalam di ‘balkon’
Warung Pojok.
Menikmati pemandangan |
Sepuluh Ribu Rupiah untuk secangkir kopi paling nikmat di seluruh dunia |
Ada pula kopi luwak bubuk dalam kemasan yang dibandrol
seharga Rp. 100.000,- yang bisa dikonsumsi untuk lima belas cangkir. Kemasan
kopi luwak wonosalam ini cukup keren, jadi bisa juga digunakan untuk oleh-oleh
kerabat pecinta kopi.
Warung Pojok yang menjual kopi luwak ini dikelola oleh Bu
Sulasmi dan adiknya yang bernama Bu Suharti. Selain menjual hasil produksi kopi
luwaknya, mereka juga tetap menjual makanan dengan menu-menu seperti rawon dan
nasi rames.
Bu Suharti (kiri) dan Bu Sulasmi (Kanan) |
Biasanya pengunjung memang paling ramai saat hari libur, Sabtu dan
Ahad. Para Andokers di sini bisa menikmati kopi luwak sambil andok dengan
menu-menu yang tersedia di Warung Pojok. Ketika kami berkunjung ke sana, pengunjung cukup ramai. Beberapa kelompok keluarga sedang andok dan menikmati hidangan.
Warung Pojok Wonosalam |
Membaca Ampas Kopi |
Sambil menunggu pesanan dan menikmati kopi, kami sempat bermain-main membaca ampas kopi ala-ala membaca daun teh seperti di film Harry Potter and The Prisoner of Azkaban. Ya, kami memang penggemar film itu, bahkan adik Jombang City Guide saking sukanya dengan Harry Potter sampai tidak mau melepas syal Gryffindornya. Hehehhe...
Potensi Kopi Luwak memang naik daun belakangan ini, namun
pro dan kontranya juga mengiringi. Meski demikian, harus diakui bila kopi luwak
Indonesia memang kopi paling nikmat di dunia. Tak hanya diakui oleh Bapak dan
Adik Jombang City Guide, tapi juga oleh seseorang dari Turki yang pernah kami
temui. Kopi luwak harganya bisa selangit bila dijual di luar negri karena
kenikmatannya, sayangnya banyak yang tidak mengetahui bahwa kopi paling nikmat
di dunia ini hasil ide dan produksi di Indonesia.
Kopi Luwak |
Populer dan nikmatnya kopi luwak ini pun juga menjadi
berkah untuk Pak Satiran, karena upayanya dalam ekspansi bisnisnya tidak
sia-sia. Pak Satiran bahkan pernah didatangi oleh orang dari Korea yang penasaran
dengan kopi luwaknya. Bersama seorang penerjemah, orang Korea tersebut melihat
sendiri penangkaran dan proses pembuatan Kopi Luwak. Orang Korea tersebut ingin
bekerja sama mengembangkan bisnis kopi luwak asli bumi Wonosalam ini dengan bekerja
sama dengan Pak Satiran. Dari kerjasama tersebut bisa jadi, kopi luwak Wonosalam
ini sudah sampai Korea, atau bahkan mungkin di belahan bumi yang lain.
Menyadari potensi global dari kopi luwaknya, Pak Satiran
pun membuat akun facebook dan instagram untuk pemasaran produknya. Dibuatkan akun
oleh putranya yang sekarang tinggal di Jakarta, kita yang mungkin berhalangan untuk
mampir tapi tetap penasaran dengan kopi paling nikmat di seluruh dunia ini bisa
melihat sekilas tentang kopi luwak hasil bumi Wonosalam di facebook dengan akun
kopiluwakjombang dan instagram dengan nama yang sama.
Kekayaan bumi Wonosalam ini sudah terkenal sejak zaman
kolonial, tak heran Alfred Wallace Sang Peneliti Flora dan Fauna itu sampai
penasaran mampir ke Wonosalam untuk mengumpulkan spesimen penelitiannya. Meski
tidak sengaja akhirnya menemukan Candi Rimbi saat melewati Bareng, tapi
perburuan spesimen tentang flora dan fauna endemik Wonosalam tidak sia-sia.
Sayangnya, Sang Ilmuwan mungkin belum sempat menikmati Kopi
Luwak Wonosalamnya Pak Satiran ya… Jelasnya Pak Wallace juga gak menangi mampir ke penangkaran luwak
Wonosalam juga. Hehehhe….. Lalu bagaimana dengan Anda sekalian??? Pasti
tertarik ingin mencobanya ‘kan???
Atau mau lihat langsung penangkarannya???
Yang jelas, kenikmatan minum kopinya dan melihat pemandangan indahnya lembah Gunung Anjasmoro harus dinikmati langsung di lokasi... Hehehhehe.......
Kopi Luwak Wonosalam Jombang
Warung Pojok
Dusun Sumber, Kecamatan Wonosalam,
Jombang-Jawa Timur
Pak Satiran : 081 332 620 252
Wisata Penangkaran Luwak Wonosalam
Fb : kopiluwakjombang
Ig : kopiluwakjombang
Twitter : kopiluwak_JBG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar