Taman Kehati didefinisikan sebagai kawasan pencadangan
sumber daya alam hayati lokal di luar kawasan hutan yang mempunyai fungsi
konservasi in-situ maupun ek-situ, khususnya bagi tumbuhan yang penyerbukan dan
penyebaran bijinya harus dibantu oleh satwa dengan struktur dan komposisi
vegetasinya dapat mendukung kelestarian satwa penyerbuk dan penyebar biji.
Peraturan Menteri No.03/2013
Dari definisi diatas,
dapat disimpulkan selain sebagai konservasi tanaman, taman kehati juga
diharapkan menjadi penyokong tanaman yang bisa melestarikan satwa dan dibangun
sebagai pusat observasi pengamatan flora dan fauna. Dengan perlindungan yang
berada di bawah naungan kementrian Lingkungan Hidup, diharapkan potensi dan
informasi mengenai tumbuhan lokal dapat terdata dengan baik. Dengan fisiknya yang
berupa laboratorium alam inilah, juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
dan kepedulian masyarakat dalam konservasi keanekaragaman hayati.
Laboratorium alam ini
merupakan sarana penelitian serta pengenalan jenis-jenis tumbuhan lokal langka
di Jawa Timur. Pengertian tanaman lokal di sini mengacu pada tumbuhan daerah
setempat. Sedangkan endemik adalah tumbuhan asli daerah tersebut dan tidak
dijumpai di tempat lain. Sedangkan tanaman kategori langka adalah tumbuhan yang
telah ditetapkan oleh lembaga internasional seperti International Union for
Conservation of Nature (IUCN) sebagai jenis yang sulit dijumpai.
Ada 85 jenis tanaman
yang dikembangkan di Taman Kehati Jombang, dengan 10.000 bibit yang ditanam. Terdapat
sekitar 130 spesies tumbuhan lokal Jawa Timur dan ada 2500 individu tanaman
langka yang dipelihara sebagai koleksi ilmiah di dalam kebun. Sekitar 46
spesies telah dideskripsi manfaat dan perannya bagi kehidupan masyarakat.
Beberapa spesies sudah umum digunakan masyarakat sebagai bahan pangan,
bangunan, obat, jamu dan keperluan dalam upacara adat.
Identifikasi pelabelan
dan titik tanam terhadap seluruh koleksi diperoleh data sekitar 2.774 titik
tanam. Koleksi yang telah diidentifikasi meliputi 36 family, 78 genus, dan 114
spesies. Tegakan koleksi paling banyak dari kelompok Beringin-beringinan dengan
jumlah genus terbanyak adalah Ficus dengan 11 spesies.
Di tempat kedua adalah Jambu-jambuan dengan Syzygium sebanyak 5 spesies dan Medang-medangan dengan genus Litsea sebanyak 5 spesies. Kemudian kelompok mangga-manggaan dengan genus Magnifera dengan 3 spesies dan Kayu Hitam yang lebih dikenal dengan Eboni dengan marga Diospyros sebanyak 3 spesies.
Di tempat kedua adalah Jambu-jambuan dengan Syzygium sebanyak 5 spesies dan Medang-medangan dengan genus Litsea sebanyak 5 spesies. Kemudian kelompok mangga-manggaan dengan genus Magnifera dengan 3 spesies dan Kayu Hitam yang lebih dikenal dengan Eboni dengan marga Diospyros sebanyak 3 spesies.
Konsepnya, Taman
Kehati sebagai sumber dan perlindungan bibit langka, pemuliaan tanaman dan
sarana pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan edukasi serta lahan
penyuluhan untuk kepentingan kelestarian lingkungan. Selain itu juga sebagai
pelindung dari resiko pencurian hayati dan menjadi jendela informasi kekayaan
sumber daya genetik lokal.
Meski sama-sama
sebagai lahan pelindung tanaman, Taman Kehati berbeda dengan Kebun Raya dan
perbedaannya terletak pada jenis flora yang ditanam. Kebun Raya digunakan untuk
penelitian dan menyimpan sebanyak mungkin koleksi tanaman untuk kepentingan
penelitian. Jadi koleksi tanamannya tidak hanya tanaman lokal maupun endemik
saja tapi juga aneka ragam tanaman yang bisa mendukung kesuksesan penelitian.
Sedangkan Taman Kehati
lebih berfokus pada penyelamatan jenis-jenis tanaman lokal dari ancaman
kepunahan. Intinya, konsep Taman Kehati adalah penanaman jenis tumbuhan beserta
ekosistem penunjangnya agar kelestarian hubungan antara tumbuhan dan satwa
penyerbuknya dapat menghasilkan biji dan benih dengan genetik yang baik dan
kuat.
Taman Kehati
diharapkan mampu menjadi satu kawasan ek-situ yang melakukan perlindungan
keanekaragaman hayati yang berdampingan bersama kebun raya, khususnya untuk
tanaman lokal. Konservasi dilakukan secara ek situ, artinya dilakukan di luar
habitat alami dari berbagai jenis tumbuhan dan satwa. Konservasi eksitu juga
memungkinkan taman kehati sebagai sumber benih dan bibit.
Taman Kehati juga
merupakan penetapan sebuah lokasi yang digunakan sebagai areal khusus untuk
penanaman tumbuhan endemik, tumbuhan lokal maupun tumbuhan langka. Lahan yang
digunakan bisa merupakan aset pemerintah daerah, kampus, perusahaan dan
pribadi. Tak heran, areal yang digunakan untuk perlindungan biasanya tidak seluas
kebun raya dan umumnya berada di lahan yang tak terlalu luas tetapi bisa
menampung koleksi tanaman langka yang dilindungi.
Taman Kehati bisa
berupa perlindungan tanaman lokal di area sempit. Syaratnya ada di luar area
hutan, sehingga meski lokasinya berada di dalam Agrowisata Panglungan yang
mirip kebun raya, arealnya dibedakan dan memiliki gerbang masuk sendiri. Akses
masuk masih berupa jalan setapak, namun sudah bisa dilalui dengan mobil.
Uniknya, Taman Kehati Jombang berada di lahan yang sangat luas.
Secara ekologis dan
ekonomis, areal yang tersedia merupakan daerah dengan kontur tanah berwarna
merah, yang dapat dikembangkan dan memiliki kesesuaian lahan untuk tanaman
keras, perkebunan dan pertanian. Sedangkan lahan didominasi dengan penutupan
vegetasi berupa tanaman semak belukar dan tanaman semusim.
Bentang alam Taman
Kehati Jombang berada pada kisaran ketinggian 500 mdpl dan secara umum memiliki
topografi yang beragam dengan tingkat kemiringan lereng berkisar antara 15%
hingga 40%. Suhu minimum rata-rata 22®C dan temperatur maksimum rata-rata
mencapai 33®C. Curah hujan 1759 mm/th dengan hari hujan per bulan 76 mm/bln.
Sebagai pendukung
sistem kehidupan, Taman Kehati juga bermanfaat untuk menjaga kualitas tanah,
siklus pemurnian udara bahkan siklus karbon dan nutrisi. Taman kehati juga
berfungsi sebagai reservoir air yang menyimpan dan memurnikan air. Hidrologi
lokasi Taman Kehati mengandalkan air hujan dan sedikit sokongan dari sumber
mata air Gondang yang berada tak jauh dari lokasi dan masih satu area dalam
Agrowisata PDP Panglungan.
Selain itu, ruang
terbuka hijau yang disediakan di dataran tinggi Wonosalam dengan bentang alam
yang luas berpotensi sebagai sarana rekreasi dan ekowisata. Apalagi tanaman
langka yang ada di lokasi, merupakan kekuatan destinasi ini untuk menjadi
jujugan para wisatawan. Para wisatawan yang mengunjungi Taman Kehati selain
bisa mengenal tanaman lokal dan langka Jawa Timur juga bisa bernostalgia.
Tanaman yang dulu sering kita jumpai dan sekarang sudah jarang dan hampir
hilang karena tergerus zaman, mungkin bisa kita temui di sini.
Beberapa diantaranya
digolongkan agak jarang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Tanaman-tanaman
itu diantaranya ; Cendana, Nogosari, Tranggulun, Wuni, Rukem, Kepel, Wiru Sintok,
Mundu, Sawo Kecik, Kemloko, Jangkang, Gayam, Kedawung, Gowok, dan Juwet.
Beberapa koleksi lain merupakan koleksi unggulan lokal seperti Durian Bido yang
punya citarasa khas pahit, dan pete wonosalam yang berbuah sepanjang tahun.
Pembangunan dan
Pengelolaan Taman Kehati secara benar dipastikan dapat meningkatkan
keanekaragaman hayati lokal dan mendukung konservasi flora dan fauna di luar
kawasan hutan. Beberapa satwa juga terdapat di kawasan ini mulai dari binatang
mamalia seperti musang, luwak, kelelawar, dan tupai. Sedangkan reptil seperti
ular, bunglon dan kadal serta katak terbang dari jenis amfibi juga hidup di habitat
ini. Tak ketinggalan spesies burung seperti elang ular bido, srigunting,
cerocokan, kutilang, perkutut, derkuku, alap-alap, kukuk beluk, kelompok burung
perkici dan burung rangkong yang menjadi salah satu ikon wonosalam.
Pembangunan Taman
Kehati dapat menyelamatkan tanaman langka dari ancaman kepunahan jenis tumbuhan
berbiji, serta penyerbukannya di lahan kering sekunder akibat alih fungsi lahan
pada elevasi 0-1000 mdpl. Koleksi tumbuhan yang disukai burung dan kelelawar
juga terdapat di banyak titik di Taman Kehati seperti Kelompok
Beringin-Beringinan, Jambu-Jambuan, Medang-Medangan dan masih banyak lagi.
Tanaman-tanaman ini, bisa menjadi sumber makanan yang membantu menyokong
keseimbangan lingkungan.
Taman ini juga
memiliki fungsi lanjutan sebagai penghasil tanaman obat, berbagai bahan pangan,
tanaman komoditas, bahan produksi dan energi bahkan bahan dasar sumber daya
genetik pemuliaan tumbuhan. Masih ada beberapa tumbuhan liar di kawasan ini
seperti pegagan yang begitu melimpah, dimana bahan bioaktifnya sebagai sediaan
obat penyakit syaraf. Beberapa koleksi lain bahkan dimerupakan bahan kayu
tradisional yang baik seperti uru lilin, sogo, sonokeling, angsana, dan
cempaka.
Diantara koleksi
tanaman yang berpotensi sebagai bahan biokatif obat modern (obat paten) antara
lain mengkudu untuk penyakit tekanan darah, diabetes, dan meningkatkan stamina
tubuh bagi wanita. Sedangkan buah kepel juga telah diketahui sebagai bahan
penyerap bau, dan digunakan sebagai bahan penyusun kosmetika.
Ada 72 Taman Kehati
yang sudah dibangun di Indonesia, ada yang dibangun oleh pemerintah propinsi
maupun didirikan oleh Kementrian Lingkungan Hidup. Dari jumlah itu, masih bisa bertambah karena setiap kota kini membangun Taman Kehatinya masing-masing. Ada sembilan
Taman Kehati yang dibangun kementrian Lingkungan Hidup sejak tahun 2008 dan
satu diantaranya ada di Jombang.
Jombang terpilih
sebagai lokasi perlindungan tumbuhan langka endemik propinsi yang berada di
wilayah timur pulau Jawa ini, sehingga taman ini berstatus Taman Kehati Jawa
Timur. Pembangunan taman kehati ini bertujuan sebagai semacam ‘cagar alam’ yang
melindungi berbagai tumbuhan lokal dan langka Jawa Timur dan menyelamatkannya
dari ancaman kepunahan. Jenis ancamannya juga kepunahan tanaman yang masuk di
Taman kehati juga dikategorikan sangat tinggi terhadap kelestarian dan mengakibatkan
kepunahan.
Taman Kehati ini
dibangun oleh pemerintah sejak 2010, namun sepertinya pembangunannya begitu
lamban. Pembangunannya dimulai tahun 2011 dan diresmikan oleh Menteri Negara
Lingkungan Hidup pada 23 Agustus 2011. Luas Taman Kehati ini sekitar 15 hektar
dengan menyewa lahan di wilayah Agrowisata PDP Panglungan selama 15 tahun. Tahun
2011, pembangunan taman Kehati masih mencapai tahap penanaman, pemeliharaan, dan
pembangunan satu paket tandon air untuk mendukung kegiatan penyiraman.
Taman Kehati Jombang kini bekerja
sama dengan PT Indonesia Power UPJP Perak Grati dengan kontrak selama lima
tahun untuk pengembangan dan
pengelolaan, termasuk pembangunan sarana dan prasarana, program pendidikan
lingkungan, pengayaan tanaman, dan pemberdayaan kelompok masyarakat pengelola. Selain
itu juga diadakan penanaman tanaman langka dan berbagai acara termasuk lomba
lari 5K yang bebarengan dengan Green Cullinary Festival. Lomba lari berhasil
diikuti oleh 250 peserta dari kategori pelajar SMA dan umum.
Dengan adanya kegiatan
yang dilakukan pihak kerjasama, setidaknya Taman Kehati kini menjadi lebih
ramai karena sering dijadikan tuan rumah berbagai kegiatan. Berbagai acara
diselenggarakan pengelola dan mitra, termasuk kegiatan pramuka. Aneka kegiatan
yang diselenggarakan juga sebagai edukasi tentang kelestarian alam dan bagian
dari pengenalan lingkungan serta eksistensi Taman Kehati Jombang itu sendiri.
Akses masuk Taman
Kehati berada di dalam Agrowisata PDP Panglungan. Setelah memasuki gerbang PDP
Panglungan, lurus saja hingga ada pertigaan pertama. Pertigaan pertama belok
kiri lalu ikuti jalan. Sayangnya tidak ada sama sekali petunjuk mengenai arah menuju Taman Kehati, selain sebuah kertas laminating yang sudah memudar tulisannya. Hanya kertas inilah petunjuk satu-satunya menuju taman yang menyimpan koleksi tumbuhan langka di Wonosalam.
Aksesnya cukup terjal dan belum dipoles aspal maupun
paving. Meski berupa jalan setapak, setidaknya masih bisa dilalui kendaraan
roda empat satu arah. Akses ini sebaiknya dilalui dengan motor atau mobil
tinggi, karena sedan dan mobil kecil pasti akan sangat menderita melewatinya.
Sepanjang jalan makadam
nan urban legend, kita bisa menikmati pemandangan aneka perkebunan yang ada di
kawasan Agrowisata PDP Panglungan seperti kebun kopi, kebun cengkih, dan kebun
buah naga. Jalanan yang masih gronjal-gronjal ini cukup jauh, dan membuat rasa
penasaran karena memunculkan rasa tak kunjung sampai.
Sesampainya di gerbang
Taman Kehati, di sampingnya tampak banyak paving block yang ditumpuk. Sepertinya proses
pembangunan masih rehat, karena tak terlihat sama sekali pekerja yang
memasangnya. Meski demikian, tumpukan paving block ini adalah sinyal dimana
pengelola Taman Kehati cukup serius untuk memperbaiki akses, meski entah kapan
selesainya.
Gerbang Taman Kehati
sudah diperbaiki dan diperbarui menjadi lebih modern. Gerbang ini juga sudah berganti identitas dari Taman Kehati Jawa Timur menjadi Taman Kehati Jombang. Gerbang ini tidak
memiliki loket, karena masuk kemari tidak ditarik biaya. Siapapun boleh datang,
terutama untuk tujuan edukasi dan pelestarian lingkungan. Gerbang masuk Taman Kehati terbuka untuk siapa saja yang mencintai alam, dan buka setiap hari mulai
pagi hingga sore hari.
Bahkan tak jarang, beberapa perguruan tinggi di Jawa Timur terutama dari jurusan Biologi menjadikan Taman Kehati Jombang sebagai jujugan penelitiannya. Salah satunya ITS Surabaya yang dulunya menjadi kampus mimpi Jombang City Guide tapi nggak keturutan. Destinasi yang sangat cocok untuk penelitian ilmiah yang sesuai dengan materi perkuliahan jurusan terkait.
Memasuki Taman Kehati, ada satu jalur paving
yang merupakan jalur utama di dalam Taman Kehati yang langsung menuju ke
pendopo taman. Pendopo Taman Kehati, kerap dijadikan lokasi pertemuan dan berfungsi sebagai hall bila sedang dihelat sebuah acara di sini. Anak-anak pramuka juga biasanya melakukan kegiatan di pendopo ini.
Di kanan dan kiri taman terdapat pagar hijau dan banyak
pepohonan. Batu besar yang ada di taman tampak dicat berwarna-warni, sekilas
Jombang City Guide sempat tertipu dan mengira itu tenda karena kemiripan
warnanya. Btw itu gak diprotes
penggiat lingkungan ‘kah kok ngecat-ngecat batu sembarangan???
Sumpah itu tadi kukira tenda |
Lokasinya yang
tersembunyi membuat Taman Kehati tak terlalu ramai oleh pengunjung, sama dengan
keheningan Agrowisata PDP Panglungan yang menimbulkan sensasi berada di tempat
wisata pribadi. Sesekali hanya ada sekelompok pemuda setempat yang cangkruk dan
pemudi yang datang bersama kawan-kawannya mengambil foto dan berselfie ria.
Taman Kehati Jombang,
cocok untuk wisata murah hemat biaya yang edukatif untuk keluarga. Anak-anak yang
mungkin kebanyakan diantara mereka sudah tak memiliki lahan bercocok tanam di
rumah mereka, bisa mengenal berbagai jenis tanaman terutama tanaman langka yang
tidak familiar. Anak-anak bisa berlarian diantara kebun dan aneka tanaman sambil mengamati hijaunya pepohonan. Selain itu suasana yang asri bisa digunakan untuk interaksi dan
refreshing sambil menikmati atmosfer Lereng Anjasmoro.
Taman Kehati Jombang berada di kawasan Wonosalam. Meski hutan Salam sudah mulai menipis karena alihfungsi lahan dan pembalakan liar besar-besaran, setidaknya masih ada habitat burung yang tersisa. Sepaanjang waktu di lokasi, terdengar kicau burung yang bersahut-sahutan dengan merdunya.
Dirawat oleh tiga petugas yang bekerja setiap hari, tanaman di Taman Kehati mulai tumbuh dan berkembang secara bertahap. Dulunya pohon-pohon masih kecil, kemudian setelah berkembang lebih tinggi taman ini terlihat lebih rimbun.
Terdengar kicau burung |
Dirawat oleh tiga petugas yang bekerja setiap hari, tanaman di Taman Kehati mulai tumbuh dan berkembang secara bertahap. Dulunya pohon-pohon masih kecil, kemudian setelah berkembang lebih tinggi taman ini terlihat lebih rimbun.
Siang itu rombongan Jombang
City Guide berkunjung ke Taman Kehati. Kebetulan, Pak Pujiadi dan Pak Kasim dua
dari tiga petugas Taman Kehati sedang beristirahat di pendopo taman. Dua petugas yang setiap harinya mengurus kebun tanaman langka ini diamanati untuk menjaga lokasi.
Uniknya Pak
Kasim adalah pria asal Maluku yang dulunya eksodus ke Wonosalam akibat
kerusuhan Ambon tahun 1998, dan salah satu rombongan Jombang City Guide juga
berasal dari Ambon. Akhirnya dua orang itu bernostalgia tentang kampung
halamannya yang mirip dengan suasana alam di Wonosalam. Suatu kebetulan yang
begitu ajaib.
Melihat tren plesir
yang menjangkiti generasi milenial, pemerintah agak sadar meski sangat
terlambat akan pentingnya memoles tempat wisata miliknya, sehingga
dibangunlah toilet lucu nan imut di Taman Kehati Panglungan ini dengan bentuk
buah durian dan salak yang merupakan komoditas ciri khas Wonosalam.
Toilet yang bentuknya
sangat menarik untuk anak-anak ini, mengingatkan kita pada beberapa tempat umum
yang ada di Jombang yang juga menyediakan toilet yang lucu seperti di Toilet
Semangka di Kebon Rojo dan Toilet Rumah Teletubbies di Taman Kebon Ratu.
Dengan adanya toilet
ini, Taman Kehati yang letaknya cukup
tersembunyi di Jombang pun memiliki spot foto yang cukup unik dan menjadi magnet generasi muda milenial yang ingin menambah perbendaharaan selfienya dengan potret berbackground toilet unik. Semoga selain dari upaya pihak pengelola merawatnya dengan baik, pengunjung juga harus menggunakan toilet ini dengan bijak supaya bentuknya yang indah
tidak dinodai dengan kekumuhan ‘dalamnya’.
Pengunjung bisa
menyumbangkan sampah anorganik yang sudah dipilah. Jadi selain menggalakkan
pariwisata, pengelola juga mengajak masyarakat untuk bijak mengelola sampah.
Dari bijaknya pengelolaan sampah, kita bisa melestarikan lingkungan. Pengelolaan
sampah ini dimotori oleh Dinas Lingkungan Hidup Jombang, yang mendirikan Bank
Sampah. Jadi tujuannya juga supaya semakin banyak masyarakat yang menjadi
nasabah Bank Sampah Induk di Jombang.
Meski kemelut
pembangunan yang begitu lamban, tahun 2018 Dinas Lingkungan Hidup Jombang menerima penghargaan prestisius dari MenKo Ekonomi dan Menteri Lingkungan Hidup
sebagai pengelola Taman Keanekaragaman Hayati eksitu terbaik seindonesia. Jadi,
Taman Kehati Jombang merupakan Taman Keanekaragaman Hayati yang paling bagus
seluruh Indonesia.
Kedepannya,
keterlibatan kelompok masyarakat ini akan berkontribusi dalam fungsi
pengembangan Edu-EcoTourism and Research Tour. Terkait model Ekowisata, Dinas
Lingkungan Hidup sudah bersinergi dengan perguruan tinggi untuk menyiapkan
kapasitas masyarakat dalam peningkatan kemampuan tour guide, perilaku
masyarakat, pendampingan penyiapan menu makanan lokal, pendampingan penyiapan
guest house yang memenuhi syarat dan kegiatan lain yang medukung pariwisata.
Sedangkan dari sisi
edutourism, sudah bersinergi dengan obyek ekowisata lain di Wisata Mata Air
Desa Panglungan dan berbagai pihak yang terkait dengan gerakan kelestarian
lingkungan seperti KEPUH, Padepokan Wonosalam Lestari, dan ECOTON. Sayangnya
saat berkunjung kesana, Jombang City Guide masih belum mendapatkan tanda-tanda
apapun mengenai sinergi ini.
Indonesia merupakan
negara peringkat ketiga di dunia yang dikenal sebagai mega biodiversity
country, yang memiliki kekayaan flora, fauna dan plasma nutfah. Indonesia
memiliki 30.000 sampai 40.000 jenis flora tumbuhan berbiji atau sekitar 15,5%
dari total jumlah flora dunia secara keseluruhan. Sekitar 85% flora kekayaan
Indonesia itu proses penyerbukannya harus dibantu oleh satwa, sehingga konsep
Taman Kehati juga menyangkut satwa-satwa penunjang sistem ekologisnya.
Sayangnya kondisi
keanekaragaman hayati di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Penebangan hutan
secara liar, eksploitasi terhadap keanekaragaman hayati yang sembarangan,
menurunnya lahan resapan air hingga mengeringnya sumber mata air di berbagai
titik, konversi kawasan hutan menjadi areal lain, perburuan dan perdagangan
satwa liar dan dilindungi adalah beberapa faktor yang mengancam kelestarian
keanekaragaman hayati.
Bila dilihat dari
tujuan pembangunan taman kehati, kondisinya masih sangat jauh dari
harapan. Perlu dukungan berbagai pihak agar Taman Kehati Jombang dapat
terwujud seperti yang diharapkan. Setidaknya, adanya Taman Kehati Panglungan
ini dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan kesadaran perlunya menjaga kelestarian
lingkungan yang sudah rusak karena tangan-tangan manusia. Lumayan juga untuk
destinasi wisata alam tipis-tipis yang edukatif. Ayo kapan ke Taman Kehati
Wonosalam???
Taman Kehati Jombang
Di dalam areal Agrowisata
PDP Panglungan
Dusun Sumberjo, Desa
Panglungan,
Kecamatan Wonosalam,
Kabupaten Jombang
Buka Setiap Hari
Pukul 07.00 WIB - 17.00
WIB
Berapa harga tiket masuk ke taman sehati
BalasHapusGratisssssssssssssss
HapusTaman kehati kah maksudnya???