Hiruk
pikuk perkotaan tak jarang membuat banyak orang merindukan syahdunya suasana
desa, berikut budaya tradisional yang tak lagi ditemui dalam kehidupan
sehari-hari. Kerinduan itulah yang kemudian memunculkan ide untuk menciptakan
destinasi khas pedesaan di Wonosalam. Untuk mengobati kerinduan itu, sebuah kampung
di Dusun Segunung, Desa Carangwulung, didapuk sebagai destinasi desa wisata
yang menyajikan nuansa pedesaan khas Lereng Anjasmoro.
Destinasi
tradisional itu, dinamakan Kampung Adat Segunung yang diproyeksikan berupa
destinasi wisata yang menyajikan kekentalan suasana pedesaan berikut keramahan warganya. Ide pembuatan
kampung adat ini tak luput dari campur tangan Pak Sumrambah Wakil Bupati
Jombang, yang merasakan kerinduan yang sama akan nuansa pedesaan berikut
hal-hal tradisional yang sudah tak lagi bisa ditemui dalam kehidupan
sehari-hari di perkotaan.
Desa
wisata berupa kampung adat ini juga tercipta akibat bentuk keprihatinan orang
nomor dua di Jombang mengenai kapitalisasi yang makin lama makin menggerus
Wonosalam. Banyak destinasi baru bermunculan di Lereng Anjasmoro, namun hampir
semuanya berupa tempat wisata dengan modal besar oleh pengusaha perseorangan.
Belum adanya destinasi wisata kerakyatan yang berbasis tradisional dan kegotong
royongan. Dari situlah, ide mengangkat kearifan lokal berupa Kampung Adat
Segunung pun tercipta.
Intinya,
penduduk setempat tak ingin hanya jadi penonton di tengah merebaknya banyak
destinasi wisata setempat. Jadi, warga harus ikut andil dan menjadi penggerak
wisata yang bisa memajukan desanya. Nantinya, setiap penduduk di Kampung Adat
Segunung adalah guide yang mewakili potensi wisata desanya.
Kleber |
Desa
Wisata Kampung Adat Segunung, memang berlokasi di Dusun Segunung, Desa
Carangwulung, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. Lokasinya tak jauh dari
Pos Pendakian Anjasmoro yang dikenal dengan I-Kancil dengan jalur ke Puncak
Cemorosewunya. Bertempat agak tersembunyi agak ke atas setelah jalur ke De
Durian Park, Kampung Adat Segunung tetap bisa diakses dengan kendaraan roda
empat karena sudah dilengkapi dengan jalanan beton.
Destinasi
yang bernama kampung ini memang tak berupa satu lokasi utuh, namun berupa
semacam dukuh yang hampir setiap rumah di dalamnya akan menjadi bagian yang
bersinergi satu sama lain. Sudah ada sepuluh rumah yang siap, dimana nantinya
aka nada 50 rumah yang tersebar menjadi ‘partisipan’ penyaji Wisata Kampung
Adat Segunung ini. Fitur yang ditawarkan bisa beragam, misalnya angkringan,
warung kopi robusta dan ekselsa, maupun wisata kuliner pedesaan.
Salah satu lokasi angkringan yang siap juga untuk homestay |
Oleh-oleh kopi robusta, ekselsa dan permen susu sapi |
Warung
kopi diperkirakan akan menjadi salah satu fitur andalan karena Segunung identik
dengan kopi robustanya. Meski demikian, pecinta kopi ekselsa juga tak perlu
kecewa karena varian kopi langka warisan kolonial itu juga tersedia di berbagai
omah kopi yang secara bertahap mulai diselesaikan. Mau kopi bistak (robusta)
oke, mau ngopi sesah (asisah/ekselsa) juga boleh.
Omah Kopi |
Dalam
event Kendurenan 2020 bahkan diselenggarakan minum kopi gratis lebih
dari 2020 cangkir di lokasi. Kenapa dikatakan lebih dari 2020 cangkir? Karena sebelum
perhelatan minum kopi gratis pun, kru Jombang City Guide pun sudah incip-incip
kopi di berbagai titik di lokasi. Minuman kopi dan sajian ndeso bisa dinikmati
siapapun yang berkunjung ke Kampung Adat Segunung. Berhubung Jombang City Guide
nggak suka kopi, jahe yang ngawe-ngawe
di meja pun bisa jadi penggantinya. Langsung samber, glek-glek-glek
segerrrrrrr...
Langsung samber |
Hidangan ndeso |
Kolak
durian nantinya juga pasti tersedia dalam setiap warung, tapi hanya saat musim
durian yang biasanya terjadi di bulan Desember sampai Mei. Dalam hati Jombang
City Guide mbatin : Pastinya nanti
bisa incip sensasi ngopi duren ya? Maksudnya ngopi dicemplungi sepongge durian yang ada dalam secangkir kopi,
pastinya???
Menu untuk
wisata kuliner dijamin berupa sajian khas pedesaan yang pastinya penuh gizi
tapi juga sangat menggugah selera. Nasi Jagung, nasi tiwul menjadi pilihan karbohidratnya.
Lauk nya berupa iwak kali seperti wader dan kutuk, maupun pilihan protein halal
lainnya yang sedang tersedia.
Sambel Pete |
Cah Kangkung |
Kayak Bihun ya : Padahal Tumis Pepaya Muda |
Lodeh Rebung |
Sayurnya
pun beragam, diambil dari tanaman yang tumbuh di pekarangan warga setempat atau
di pinggir sungai seperti sayur lompong, tumis daun papaya, lodeh, sayur
rebung, urap-urap, cah kangkung, oseng-oseng pepaya muda dan masih banyak
lainnya. Sajian makin lengkap dengan sambel petai. Kokinya pun merupakan
ibu-ibu penduduk setempat yang selalu siaga menyajikan hidangan khas rumahan
yang sederhana tapi nikmat.
Nasi Jagung |
Kru Dapur |
Nasi Tiwul |
Konsentrasi |
Rencananya,
setiap rumah bisa memberikan penawaran wisata dengan berbagai fitur yang saling
melengkapi, misalnya pondok ngopi, warung ndeso, atau homestay. Rumah yang akan
menjadi homestay mungkin bisa jadi alternatif penginapan para backpacker untuk
para pendaki yang butuh bermalam sebelum nanjak di Pendakian Anjasmoro ke
Puncak Cemorosewu. Bisa juga nantinya jadi penginapan wisatawan yang ingin menikmati
suasana Lereng Anjasmoro maupun alternatif bermalam dengan harga terjangkau ketika
perhelatan festival Kendurenan yang masih minim tersedia di Wonosalam.
Menjual hasil bumi dan menyewakan bangunannya untuk homestay |
Wisatawan
yang menginap nantinya bisa melihat langsung kegiatan sehari-hari penduduk
desa, sehingga Kampung Adat Segunung ini juga bisa menjadi wahana wisata
edukasi. Memang, penduduk setempat mata pencahariannya adalah petani dan
peternak, sehingga kesehariannya tak jauh dari potensi alam yang ada di lokasi.
Heri : Heboh sendiri, xixixixi |
Dari
pengalamannya bermalam, waktu yang dihabiskan di Kampung Adat Segunung jadi
lebih panjang sehingga bisa punya banyak kesempatan menikmati kehidupan di
pedesaan. Misalnya wisatawan bisa melakukan pengamatan bagaimana menanam pohon,
merawat dan memanen kopi bila musimnya, atau berternak kambing bahkan belajar
memerah susunya.
Kostum adat |
Untuk
mendukung nuansa pedesaannya, beberapa penduduk dan kru bahkan mengenakan
pakaian beskap Jawa Timuran hitam lengkap dengan udengnya yang identik dengan
penampilan tradisional. Kostum hitam lengan panjang dengan celana glowor itu tampaknya menjadi pakaian khas yang dikenakan para kru kampung adat. Kepala Dusun Segunung, didapuk sebagai ketua kampung
adat. Para wanitanya pun banyak yang mengenakan kebaya dengan jarik batik tradisional.
Jadi kalau dilakukan pemotretan, pastinya serasa kembali ke masa lalu, tapi
dalam gaya masa kini.
Penduduk
juga menyediakan permainan tradisional berupa balap klompen, kekompakan bakiak
sambung dan jalan-jalan pakai egrang yang mungkin generasi milenial bahkan tak
pernah mengenalnya. Beberapa permainan tradisional seperti gobak sodor, main
bekel maupun patel lele mungkin sangat bisa dilakukan di sini, mengingat
anak-anak masa kini sudah terlalu banyak yang terbius dengan gadget. Kampung
Adat segunung agaknya ingin mengembalikan atau sekedar mengenalkan kebahagiaan
masa kecil tanpa gadget pada generasi jaman now dengan keramahan khas pedesaan.
Suasananya
memang masih berupa rumah-rumah penduduk desa biasa. Namun secara bertahap akan
ditambahkan elemen-elemen yang bisa digunakan untuk kepentingan wisata yang
bisa menampung kunjungan wisatawan. Beberapa di antaranya adalah pusat
oleh-oleh, pusat informasi, sekertariat, termasuk memperbanyak gazebo maupun
pondok-pondok bergaya tradisional.
Pembangunan
lokasi sudah dilakukan sekitar enam bulan lalu, dan masih dalam fase pengerjaan
lanjutan. Diperkirakan semua akan rampung enam bulan ke depan. Meski demikian,
destinasi Kampung Adat Segunung sudah bisa dikunjungi dan dinikmati. Beberapa
wisatawan mancanegara yang sempat kesangsang
di sana mengaku senang sekali dengan nuansa pedesaan yang disajikan di Kampung
Adat Segunung.
Untuk
menambah gaung Kampung Adat Segunung, pemuda setempat juga berkontribusi dengan
menjadi panitia dalam berbagai perhelatan di Wonosalam sambil mempromosikan
potensi kampungnya. Jombang City Guide bahkan pernah kebagian gantungan kunci
berlogo Kampung Adat Segunung ketika perhelatan kontes durian yang
diselenggarakan tak jauh dari lokasi.
Desa
Carangwulung juga nantinya akan menjadi wisata berbasis budaya dan lingkungan.
Ada banyak destinasi di sana, diantaranya resort Kampong Djawi, Wisata Bukit
Pinus, Ekowisata Banyumili, dan De Durian Park agritourism. Ada Kebun Si Mbok
dan Petirtaan Sendang Mireng sebagai bagian aliran artesis terbesar di
Wonosalam yang ada di atas Segunung.
Sungai
yang mengalir di samping sekertariat Kampung Adat Segunung nantinya akan
dibersihkan, sehingga bisa menjadi lokasi kecek-kecek yang seru untuk
wisatawan. Tentunya, nanti akan ditata sedemikian rupa dan dirapikan sehingga
tetap aman untuk keselamatan pengunjung meski aliran air cukup deras dengan
medan berbatu andesit besar.
Nanti bisa kecek-kecek di sini |
Desa
wisata Kampung Adat Segunung ini belum punya gapura khusus untuk gerbang masuk. Hanya banner
penunjuk jalan kecil yang bisa jadi penanda masuk lokasi. Jadi, masuk ke
dalamnya pun tak dikenakan biaya, karena lokasinya yang memang berupa kampung
yang tersebar di setiap rumah. Para wisatawan bisa menikmati suasana desa salah
satunya dengan andok di kedai-kedai yang ada.
Belum ada gapura khusus |
Banner penunjuk jalan |
Pertanyaannya, kenapa Segunung yang didapuk jadi kampung adat? Kenapa bukan daerah lain di Wonosalam? Apa yang berbeda dari segunung dibandingkan dusun lain di Wonosalam? Adakah yang istimewa dari Segunung sehingga dipilih jadi desa wisata kampung adat? Serius nanyak, soalnya kemarin lupa pas ketemu pak Wabup kok pertanyaan ini luput dari pembicaraan. Mungkin ada yang bisa bantu jawab??? Tapi, tunggu apalagi??? Kapan mampir ke Kampung Adat Segunung??
Atmosfer kerakyatan |
Atau mau
langsung dikopas aja ya, Mas Comot Bukan Wong Jombang Si Mister Kopas ????
Kampung
Adat Segunung
Dusun Segunung, Desa Carangwulung
Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang
Pak Yanto : 0822 5753 1100
fb : Kampung Adat Segunung
ig : @kampung_adat_segunung
fb : Kampung Adat Segunung
ig : @kampung_adat_segunung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar