Di tengah panen kopi, Wonosalam juga sedang berlangsung
musim cengkih. Cengkih memang menjadi salah satu komoditas yang dihasilkan
kawasan Lereng Anjasmoro selain salak, manggis, kopi dan durian.
Cengkih, yang merupakan bahasa Indonesia baku dari sejenis
tanaman yang bunga dan tangkai bunganya menjadi salah satu bahan campuran untuk
rokok selain tembakau. Cengkih yang sering dilafalkan cengkeh oleh logat
manusia Indonesia, adalah memberikan bau harum yang membuat aroma batang rokok
seperti mewangi, meski racun nikotinnya jelas mematikan saat dihisap.
Panen cengkih sedang berlangsung di Bumi Wonosalam, dimana pohon
cengkih banyak tumbuh di setiap sudut Lereng Anjasmoro. Tampak hampir setiap halaman
rumah menjemur cengkih hasil petiknya. Para wanita, duduk bersama sambil
menyortir bunga cengkih yang sebelumnya telah dipetik oleh kaum adam.
Mereka tampak telaten menyortir satu demi satu batang dan
bunga cengkih, yang nantinya dikeringkan dahulu dengan cara dijemur. Setelah benar-benar kering, kemudian dikumpulkan ke pengepul setempat untuk dikirimkan
ke produsen rokok nasional. Meski menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat,
sumbangsih cengkih sebagai campuran bahan rokok yang mematikan masih belum
disadari masyarakat.
Cengkih, jelas harus diolah dalam bentuk lain selain rokok,
supaya masyarakat tak lagi menghisap barang haram yang merusak kesehatan diri
dan keluarganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar