Jombang kawasan utara Brantas tak memiliki banyak destinasi seperti wilayah Kota Santri di pucuk utara. Meski demikian, bukan berarti tak ada tempat wisata sama sekali yang bisa dijadikan jujugan. Kini yang terbaru ada Puncak Jomblo Gunung Gemblong, yang ada di Desa Munggut, sebuah kota kuno yang menjadi salah satu tempat yang disebutkan dalam prasasti Prabu Airlangga.
Namanya Puncak Jomblo. Jomblo sendiri menurut KBBI berarti gadis tua,
atau seseorang yang belum punya pasangan hidup. Jomblo sebenarnya berasal dari
Bahasa Sunda yaitu jomlo yang berarti perawan tua. Kemudian istilah ini
berkembang menjadi, seseorang yang belum punya pasangan tak peduli pria atau
wanita, siapapun yang masih melajang dikategorikan jomlo. Mengenai ada
penambahan aksen ‘b’ di tengah, mungkin akibat logat ataupun berasal dari ambisi para pengejek yang durjana.
Entah apa tujuannya penyematan nama jomblo untuk destinasi ini. Mungkin
ingin memberikan ruang bagi para lajang untuk menikmati kesendiriannya, atau
hanya sekedar nama merek yang bisa menggaungkan destinasi ini. Yang jelas, siapapun
boleh mampir. Baik yang tidak bisa dikatakan jomblo, sedang menjomblo, sudah
tak jomblo lagi, atau kembali jomblo setelah tak menjomblo juga boleh. Kok pusing
ya bacanya.
Sangat mungkin pemrakarsanya ingin memberikan nama yang unik, selain faktor
lokasi dan toponim wilayah terkait. Ya, destinasi ini memang ada di Jombang.
Tapi tak jauh dari Lamongan. Jombang utara Brantas memang berbatasan dengan
Lamongan sebagai kota tetangga. Sangat mungkin dulu kawasan ini masih masuk
wilayah Lamongan yang kemudian tergabung ke Jombang, mengingat sejarah Prabu
Airlangga diduga menjadikan salah satu istana dan ibukotanya di sini. Jombang
dan Lamongan bergabung menjadi JombLo.
Destinasi Puncak Jomblo berada di kawasan Gunung Gemblong, Dusun Munggut, Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang. Dusun Munggut sendiri diperkirakan dulu lebih
luas dari kawasan yang sekarang, karena menjadi salah satu kota penting yang
tergurat dalam Prasasti Sumber Gurit, yang kini masuk wilayah desa tetangga. Kampung tetangga sisi lainnya, menjadi sentra pengrajin tikar pandan, yang telah
menjadi komoditas turun temurun dari warga setempat karena melimpahnya sumber
daya tanaman pandan sebagai bahan baku.
Photo by Syamsul Huda - G |
Puncak Jomblo menawarkan fitur berupa destinasi bersantai di puncak
bukit dengan panorama elok hamparan pedesaan Kudu, Ngusikan dan sekitarnya. Sangat
mungkin pinggiran Lamongan terlihat dari sini, meski hanya berupa bentang alam
karena memang dibatasi oleh hutan. Meski tak bisa dibilang sejuk, langit yang
masih biru setiap hari bisa menjadi daya tarik untuk berburu foto indah
menawan. Jadi bagi para pemburu potret eksistensis bin narsistik bisa
menjadikan Puncak Jomblo Munggut sebagai destinasi spot foto lanjutan.
Organisasi yang sepertinya berkontribusi dalam pembangunan destinasi ini |
Pembuat destinasi Puncak Jomblo tak lain adalah karang taruna setempat,
dibantu organisasi pemuda lainnya. Mereka membangun gardu pandang berupa spot
foto yang mirip dengan lokasi wisata kekinian yang sedang marak digandrungi
para pemuda. Dulunya, lokasi ini merupakan lokasi thenguk-thenguk remaja setempat. Setelah diberi beberapa spot untuk
berswafoto, lokasi ini jadi lebih ramai dari sebelumnya. Dari Puncak Jomblo, setidaknya
diharapkan bisa mengangkat potensi desa, dan menjadikan kawasan ini lebih
banyak dikunjungi wisatawan.
Untuk menikmati suasana di puncak Gunung Gemblong ini, pengunjung tak
perlu membayar tiket masuk. Destinasi ini masih gratis, mengingat fasilitas yang
ada juga masih sangat minim, terutama akses masuk yang terjal. Memang,
pengunjung yang datang harus rela menanjak bukit untuk menggapai puncaknya yang
tak bergemilang cahaya. Kendaraan roda empat dan roda dua tak bisa naik. Ketinggian bukit pun masih belum diukur. Tapi positifnya, lokasi ini sangat ideal untuk
wahana para pecinta motor trail dan trabas adventure.
Jombang City Guide sendiri belum sempat mencapai Puncak Jomblo ini, dan
terhenti di pintu masuk bertuliskan selamat datang. Jombang City Guide masih
belum punya nyali untuk menanjak karena punya konsekuensi untuk menggendong
balita usil yang jelas menambah bobot melawan gravitasi. Memang, destinasi ini
agak ‘tak ramah’ anak kecil. Sementara ini, beberapa foto diambil dari gmaps
Puncak Jomblo Munggut.
Usiiiil |
Meski demikian, para wisatawan yang sudah sampai tak perlu berkecil
hati. Masih banyak destinasi yang bisa dinikmati di kawasan Jombang utara
Brantas ini. Kebanyakan memang destinasi bernuansa sejarah seperti Petirtaan Sendang Made, Gua Made, Prasasti Sumber Gurit, dan Prasasti Kusambyan. Adapula
destinasi lainnya seperti Taman Kanigoro Kebun Bunga Matahari dan Embung
Kepuhrejo. Order Kue Banjar khas Kudu-Ngusikan Jombang untuk oleh-oleh maupun wisata kuliner
bakso Airlangga, Si Bola Daging jumbo isi telur ayam.
Kalaupun masih terngiang-ngiang ingin nanjak ke puncak karena ngidam panorama utara Brantas namun tak
sudi menggos-menggos, masih ada
destinasi Wisata Religi Makam Dewi Kilisuci di Gunung Pucangan yang punya fitur
serupa. Destinasi yang sering dijadikan tempat berdoa oleh para pengunjung,
wisata sejarah yang sama sekali tidak ada makam Sang Putri, tapi kini juga ada gardu pandang yang bisa dijadikan spot
swafoto. Pemandangan kurang-lebih sejenis, tak kalah indah dengan samar-samar Pawitra dari kejauhan, mengingat lokasi yang tak terlalu
jauh dan masih tercakup dalam desa yang sama yaitu Desa Cupak .
Ingat, jangan sampai tertukar dengan destinasi Puncak Jomblo Tulungagung
yang punya nama yang sama dan menawarkan fitur sejenis. Yang jelas, Puncak Jomblo
regional Munggut kini menjadi salah satu wisata tambahan yang dimiliki Jombang
dan meramaikan destinasi dari kawasan utara Brantas. Ayo, kapan menikmati
suasananya,,,,
Puncak Jomblo Munggut
Gunung Gemblong,
Dusun Munggut, Desa Cupak
Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang
081330334318
Tidak ada komentar:
Posting Komentar