April di tengah wabah corona, tak menghalangi alam untuk menampilkan
kecantikannya. Sang Kanigoro bermekaran di Kebun Bunga Matahari di Bulurejo,
Kepuhrejo, Kudu, Jombang. Taman bunga periodik ini ramai dikunjungi wisatawan
yang berburu pemandangan cantik yang hanya sekejap bisa disaksikan kala musim
bunga bermekaran. Namun, kali ini ada yang berbeda : Bunga Matahari tak
sendirian menghiasi kebun ini, tapi ditemani Si Cantik Celosia yang
menjadikannya tampak seperti taman sungguhan!
Sejatinya, kebun ini adalah budidaya aneka tanaman musiman yang dikelola
oleh Mas Akroma Hadi dan keluarganya. Pemuda yang kerap dipanggil Mas Hadi ini mengisi waktunya
selama daring dengan berkebun, mengelola lahan milik orang tuanya yang
bertempat di seberang rumahnya. Aneka tanaman dibudidayakan, sesuai musim dan
pesanan. Ada benalu, binahong, bahkan tembakau. Semua dibudidayakan secara periodik,
sesuai kebutuhan.
Lokasinya cukup tersembunyi, berada di balik sebuah rumah. Namun bila
ditelusuri jalan setapak di sampingnya, sampailah pengunjung pada hamparan
kebun subur yang penuh bunga. Tampilannya agak berbeda dengan tahun lalu,
dengan layout yang jelas tak sama lagi. Lebih bagus, lebih cantik pula. Pun
ditambahkan dekorasi berupa kitiran warna-warni yang berputar-putar diterpa
angin. Hayoo... kitiran itu apa hayoooo... Disebut kincir kok kecil amat ya.
Hehehehe....
Kebetulan, bulan Maret-April saatnya budidaya Bunga Matahari menjadi
primadona. Lahan yang sudah dikerjakan beberapa bulan sebelumnya kini menjadi
tempat wisata yang bisa dikunjungi masyarakat umum, dan dinikmati kecantikan
pemandangannya. Destinasi musiman ini dinamakan Wisata Kebun Bunga Matahari Jombang, yang tahun lalu sudah diulas di Jombang City Guide.
Meski belum saatnya puncak semua bunga matahari bermekaran, tetap tak
mengurangi kegirangan berkunjung ke kebun ini. Menariknya, kini ada jalan
setapak yang dipagari oleh deretan bunga Celosia berwarna-warni, yang makin
mempercantik indahnya kebun ini. Berasa di taman bunga betulan.
Celosia, adalah bunga yang sering dijuluki Si Kembang Jengger karena
beberapa jenis bunganya punya bentuk mirip jengger ayam. Jika diperhatikan, mahkota
bunga berjenggernya terdapat bulu-bulu halus. Setidaknya ada sekitar delapan
jenis bunga celosia dengan aneka variasi warnanya. Ada yang merah, kuning,
oranye, bahkan magenta. Kebetulan semuanya sedang berbunga dengan indahnya di
Kebun Bunga Matahari ini, jadi spot foto yang bikin orang-orang iri kala
dipajang di media sosial.
Bunga Jengger ini masuk dalam keluarga Amaranth yang aslinya dari benua
Afrika. Jenis bunga Celosia yang ditanam Mas Akroma Hadi di kebunnya, berasal
dari Badungan dan Pasuruan. Lalu dari sana, dibudidayakan di Jombang dan
jadilah taman bunga cantik ini. Menariknya Celosia bisa hidup di tempat dingin
maupun panas, yang tumbuh dari benih yang disemai. Makin dingin lokasi tempat
yang ditanami Celosia, makin subur tanamannya tapi makin banyak daunnya.
Sebaliknya, saat ditanam di tempat panas, daun makin sedikit tapi makin banyak bunga yang bisa muncul
menampakkan kecantikannya.
Dikatakan, bunga ini sebenarnya bisa dikonsumsi oleh manusia. Kedekatan
kekerabatannya dengan bayam membuatnya punya khasiat yang tak jauh berbeda.
Rasanya manis dan segar setelah dimasak. Khasiatnya mencegah peradangan dan
menjernihkan penglihatan.Sari bunganya dapat menjadi alternatif obat penyembuh
yang alami. Intinya, ramuan herbal yang berasal dari alam tak kalah ampuh
dibanding obat kimia pabrikan.
Keindahan Celosia jelas menjadi pelengkap bunga matahari yang bermekaran
di kebun ini. Seperti tahun lalu, Sang Kanigoro yang dibudidayakan di sini
berjenis bunga matahari dengan banyak bunga dalam satu pohonnya. Jadi, tak bisa
dilahap karena yang jenis untuk kwaci adalah yang berbunga tunggal dalam satu
pohon. Bedanya, yang istimewa tahun ini adalah eksistensi bunga matahari berkelopak
merah dan putih yang juga dibudidayakan di sini. Tak banyak, tapi jadi lebih
banyak tahu karena bisa melihatnya secara langsung.
Kebunnya bersih, tapi harus disadari setelah hujan pastinya tanah jadi
lebih gembur sehingga kemungkinan jembrot
makin besar. Berkunjung dengan sandal elek-elekan
dirasa patut dilakukan karena sepatu bagus jadi eman kalau kena jembrotan.
Nyekermann lebih nyaman dilakukan,
selain lebih membumi juga jadi tak keberatan alas kaki yang menebal karena
lempung. Tak usah khawatir, cuci tangan dan kaki di pancuran air sudah
disediakan di dekat kediaman keluarga Mas Hadi.
Selain bisa dikunjungi untuk menikmati pemandangannya, wisatawan juga
bisa membeli aneka benih dan bibit tanaman yang tersedia di kediaman keluarga
Mas Hadi. Ada benih bunga matahari, bunga celosia dan masih banyak lainnya.
Selain itu, bibit tanaman yang sudah bertunas dalam polybag cocok jadi
oleh-oleh atau bagi yang tertarik bisa dibudidayakan sendiri di rumah.
Belum banyak fasilitas di kebun ini untuk pengunjung. Tapi kursi kayu di tepi kebun bisa jadi berteduh kala sinar mentari mulai menyengat. Cocok juga sebagai sarana melepas lelah menanti anggota rombongan yang tak selesai-selesai mengambil gambar atau alas duduk untuk melepaskan tanah yang lengket di alas kaki.
Destinasi di kawasan yang diyakini sebagai bagian wilayah kejayaan masa
Prabu Airlangga ini juga cukup banyak, didominasi oleh wisata sejarah dan
budaya. Prasasti Sumber Gurit jadi yang paling dekat, disusul Prasasti
Kusambyan yang agak mbrasak adventure.
Di seberang Prasasti Kusambyan jangan kelewatan makan Bakso Airlangga yang
jumbo ukurannya dengan isi telur ayam. Kenyang gulung-gulung pastinya, tapi
nambah ketagihan. Wadoh.
Sendang Made dan aneka kirab budaya juga tak boleh dilewatkan, sambil mampir ke Gua Made yang juga masih menyimpan sejuta teka-teki penuh misteri. Wisata Religi Gunung Pucangan yang jadi tempat pertapaan Sang Dewi Kili Suci, juga bisa jadi rantai kunjungan yang lain untuk napak tilas kediaman putri mahkotanya di balik kejayaan kerajaan Prabu Airlangga.
Embung Kepuhrejo yang masih asri bisa dinikmati, meski aksesnya trabas
adventure tetap menarik dikunjungi. Jangan lupa jauh-jauh hari pesan Jajan
Banjar khas Kudu, pastikan pesannya dalam jumlah banyak supaya kerabat-kerabat juga
bisa menikmatinya sebagai oleh-oleh dari kawasan ini.
Setelah sebelumnya sudah ada Taman Sayur Banjarsari Keukenhoff-nya Jombang yang sudah bertransformasi jadi Agrowisata Petik Buah Jambu Kristal, Kebun Coklat Terminal Kepuhsari, Agrowisata Petik Salak Dewasarejo, Kebun Kelengkeng Suwarno yang kini sudah kembali buka saat akhir pekan dan lokasinya juga di utara Brantas, Wisata Petik Salak Galengdowo ala Raden Baron Kusumo, Taman Kebon Ratu, dan bakalan Kebun Jambu Gongdanglegi yang masih dinanti, destinasi penyejuk mata ini jelas menambah deretan wisata kebun-kebunan yang ada di Jombang.
Kebun buka setiap hari dari pagi hari hingga pukul 17.00 WIB selama masa dibuka untuk wisatawan. Berhubung
kebun bunganya periodik, maka setelah kembang-kembang dipanen maka akan musnah
dan berganti rupa jadi tanaman lain yang dibudidayakan. Selama masa mekar dan
sebelum dipanen, itulah kesempatan para wisatawan untuk menikmatinya. Jadi
sebelum keburu diganti tembakau dan sebagainya, harus segera datang ke kebun
ini untuk menikmati momentum tahunan yang cukup langka di Jombang.
Di Indonesia ada banyak taman bunga Celosia yang bisa dikunjungi
wisatawan, kini Jombang punya salah satunya. Taman Celosia di Kebun Bunga Matahari kawasan
utara Brantas ini sementara masih satu-satunya di Jombang. Jadi tak perlu jauh-jauh ke
kota sebelah, Jombang juga punya lho!
Hayohhh, nunggu apalagi. Segera datang ke Kebun Bunga Matahari Jombang, selak dipanen lho yaaa!!!!
Kebun Bunga Matahari Jombang
Jalan Bunga Matahari
Dusun Bulurejo, Desa Kepuhrejo,
Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang
Buka setiap hari
Pukul 07.00 WIB – 17.00 WIB
Mas Akroma Hadi : 085 60 8184 151
Tidak ada komentar:
Posting Komentar