Ada yang menarik dari motif batik yang dibuat oleh
rumah Batik Colet Jatipelem : Corak batik nJombangannya bisa direquest sesuai permintaan dan
disesuaikan dengan profesi pemesan. Hmm.... maksudnya???
Batik Colet merupakan salah satu pengrajin batik tulis di
Jombang yang menggunakan metode colet atau tolet dalam pewarnaannya. Entah
bahasa Indonesianya apa, tapi colet dalam istilah Jawanya yaitu ditutulno atau ditul-tulno ke bagian yang diinginkan. Ibaratnya sama dengan makan
tahu solet. Apakah tahunya disobek atau tak disobek, tapi tetap dicocolkan ke
bumbu petis. Aahhhh.... henyaaakkk....
Lho kok malah ngiler tahu petis ya???
Konsep colet sama dengan tolet, yaitu membubuhkan warna
ke kain batik dengan menggunakan pewarna dengan kuas yang terbuat dari bambu. Colet
juga disebut dicocoh atau diolet-olet, yang kini lebih sering
pengolesannya menggunakan spon.
Colet atau tolet dipilih sebagai metode oleh Sutrisno, yang lebih akrab disapa Pak Tris,
pendiri Batik Colet karena kepraktisannya mewarnai bagian yang dimaksud dalam
sebuah corak batik, sehingga tak perlu berulang kali kerja mencelup warna. Selain
ribet, mencelup warna tidak bisa menghasilkan ragam warna dalam selembar kain
batik.
Memang metode colet perlu ketelitian dan ketelatenan
dalam detail pengerjaannya, dibanding metode celup yang tinggal celup
sana-celup sini tapi hanya bisa menghasilkan sekitar dua warna saja dalam satu
kain. Pun misalnya metode celup bisa menghasilkan banyak warna, tentunya
menghabiskan lebih banyak tenaga dan waktu karena perlu adanya tumpang warna.
Pewarnaan dengan metode colet jelas menghasilkan warna
yang lebih banyak dalam satu kain, jadi bisa menyajikan beragam warna yang
menarik sesuai permintaan pelanggan. Istilahnya, warna bisa lebih detail dan
beragam karena pembatik bisa mewarnai bagian yang dimaksud tanpa perlu
repot-repot celup dan canting ulang berulang kali. Karena diwarnai secara
manual, juga bisa memodifikasi lebih banyak warna dengan mencampur warna-warna
sehingga didapat warna baru yang unik.
Selain itu, tipe pewarna yang digunakan dalam metode
colet menggunakan pewarna indigosol dengan warna dasar remasol yang tak mudah
luntur dibandingkan pewarna naptol yang rawan pudar yang kerap digunakan metode
pencelupan. Hasil pewarnaan indigosol dan remasol lebih awet, selain itu kualitasnya
pun lebih bagus.
Beberapa pengrajin batik Jombang ada yang menggunakan
metode colet dalam pengerjaannya, ada pula yang masih memodifikasi caranya
dengan pencelupan sesuai kebutuhan dan motif batik buatannya. Namun sepertinya
Batik Colet Pak Tris-lah yang konsisten dalam pembuatan metodenya, sesuai
dengan nama dagangnya.
Usaha Batik Colet milik Pak Tris tak terjadi begitu saja.
Awalnya Pak Tris adalah tenaga pembatik di Batik Sekarjati yang merupakan
pelopor batik nJombangan di Kota Santri. Sejak tahun 2000, Pak Tris mengerjakan
proses batik dan pewarnaan dengan motede colet dari rumah batik Sekarjati milik
Ibu Maniati yang masih memiliki hubungan kekerabatan. Pembatikan bisa dilakukan
siang hari di workshop, sedangkan proses pewarnaan bisa dibawa pulang untuk
dikerjakan di rumah.
Tahun 2011, Pak Tris kemudian berani membuka sendiri
galeri batik miliknya setelah dirasa bekalnya telah cukup. Dengan membuat
kreasi yang berbeda dengan pendahulunya sebagai diferensiasi dan didukung bakat
Sang Istri yang juga pintar menuangkan ide kreasinya ke dalam kain batik,
akhirnya dibukalah Galeri Batik Colet.
Galeri Batik Colet buka setiap hari mulai pukul 07.00 WIB
hingga pukul 17.00 WIB. Ketika itu pula, pengunjung bisa melihat langsung
proses pewarnaan dan penyantingan yang dilakukan para pembatik yang berada di
workshop samping galeri.
Bila ada tamu dan pelanggan yang datang saat petang
ketika galeri sudah tutup tapi ingin melihat galeri, masih dipersilakan Pak
Tris karena kediamannya memang berada di samping galeri. Fleksibel ‘kan?
Pak Tris pun tak pelit ilmu dan tak jarang membagi
keahliannya dengan orang lain. Dari kreativitasnya, Batik Colet Pak Tris pun
didapuk oleh pemerintah desa untuk memberikan pelatihan batik bagi pemuda
setempat dan warga Jombang yang ingin bisa membatik.
Batik Colet kini sudah menjadi salah satu bagian dari
komunitas Batik nJombangan yang berada di kawasan sentra batik Jatipelem.
Dengan mengusung berbagai filosofi yang dimiliki Jombang, Batik Colet selalu
memastikan ada kombinasi motif daun jati dan daun mangga dan sebagai ciri khas
coraknya. Motif daun jati dan daun mangga memang sebagai sebuah identitas yang
menampilkan daun jati dan daun mangga (pelem) sebagai Batik Jatipelem tempat
Batik Colet berasal.
Yang paling unik dari Batik Colet adalah varian batik
profesi yang biasa dibuat di rumah batik yang merupakan bagian dari sentra
batik Jatipelem ini. Batik ini bisa dipesan sesuai permintaan dan profesi
pemesan terkait. Bisa juga disesuaikan dengan komunitas, atau hobi yang
diinginkan.
Misalnya, pemesan berasal dari komunitas pecinta kereta
api kuno yang menginginkan batik bergambar sepur ala zaman kolonial. Maka Pak
Tris dan istri akan membuatkan sebuah motif batik yang bergambar kereta api
kuno lengkap dengan filosofi dan hal-hal yang terkait dengan sepur.
Contoh lainnya, corak batik profesi yang disesuaikan
dengan pekerjaan pemesan. Pemesan merupakan kontraktor besar yang kerap
menggunakan escavator alias bego sebagai armada operasional pekerjaannya.
Akhirnya dibuatlah motif batik bergambar truk keruk, yang tak meninggalkan khas
corak batik lengkap dengan filosofinya.
Mungkin Jombang City Guide mau pesan batik bergambar
balerina saja. Untuk Princess Dija, balerina cilik asal Jombang yang sangat
mencintai balet. Hehehehe....
Motif-motif buatan Batik Colet dijamin satu-satunya di
dunia, karena langsung lahir dari imajinasi istri pak tris yang ahli menggambar
dan menuangkannya dalam sebuah kain batik dengan cantingnya. Sebuah karya yang orisinil,
tak meninggalkan ketradisionalan corak batik sekaligus tetap modern karena
dilengkapi motif profesi.
Beberapa motif milik Pak Tris kadang ditiru oleh pembatik
pendatang baru, meski dengan dimodifikasi di beberapa bagiannya. Sebuah motif
dari ide Batik Colet pernah diadopsi batik lain dan diubah detailnya. Sebagai
pencipta yang paham betul hasil karyanya, Pak Tris dan istri tentunya mengenali
orosinialtas dan ciri khas motifnya yang kemudian ditiru oleh pembatik lain.
Draft batik : Pola yang ditiru lalu dimodifikasi |
Adalah motif yang dinamakan Serung Wibowo, yang berisi tentang berbagai gabungan filosofi dalam satu corak. Penamaan Serung Wibowo ini dengan harapan, saat mengenakan batik filosofis ini, pemakainya menjadi penuh wibawa.
Adanya motif tribuana khas Candi Arimbi sebagai motif khas Jombang, berada dalam bingkai jambu darsono yang terkenal dari Jombang. Di sampingnya juga terdapat hiasan jambu-jambu Gondanglegi kecil beserta bunganya yang nantinya akan berkembang sebagai potensi daerah Jombang. Hiasan tribal juga tampak menghiasi beberapa sudutnya, ditambah motif jambu yang digambar mirip bentuk motif kawung. Tak lupa daun jati dan daun mangga sebagai identitas sentra batik Jatipelem.
Herannya, detail corak batik Serung Wibowo kemudian digunakan dalam
acara resmi di Jombang dalam bentuk kain printing. Kain tekstil printing itu yang jelas bukan buatan Pak Tris, karena Batik Colet hanya membuat batik tulis. Meski terkesan kurang etis,
namun Pak Tris hanya menyayangkan penggunaan tekstil printing non batik tulis
yang digunakan dalam event sebesar itu.
Serung Wibowo |
Motif Serung Wibowo ketika dituangkan dalam sebuah kain batik |
Harusnya, berbagai event mode di Jombang hendaknya pemerintah kabupaten dan segala jajaran dinasnya mendukung dengan mencanangkan penggunaan karya batik tulis asli buatan putra daerah yang mengerti tentang filosofi kotanya. Termasuk juga dengan menetapkan tidak
digunakannya batik printing yang seakan menggerus nilai seni dari sebuah karya
corak yang filosofis.
Batik Colet yang digawangi Pak Tris, adalah salah satu unggulan dalam perpetaan Batik nJombangan karena coraknya yang begitu orisinil. Pak Tris dan istri, seakan tidak akan kehabisan ide tentang batik karena jiwa seni dan kreativitasnya sudah mendarah daging dalam nadinya. Para pemburu batik, utamanya
yang belum punya motif asal nJombangan, bisa menjadikan Batik Colet sebagai
destinasi selanjutnya. Cocok juga untuk oleh-oleh khas Jombang yang tak akan
basi karena dilengkapi filosofi tentang kota yang penuh harmoni.
Dunia perbatikan Jombang kian menarik karena diramaikan
oleh para pengrajin batik khas kota santri. Sebuah karya seni yang begitu
menarik nan orisinil, perlu imajinasi dan kreativitas tanpa batas yang
kemudian filosofinya dituangkan dalam sebuah kain batik.
Lokasi Sentra batik Jatipelem juga tak jauh Candi Pundong
dan cukup dekat dari sentra Manik-Manik Kaca Plumbon Gambang. Lumayanlah sekali
dayung, dua-tiga oleh-oleh dikantongi. Kalau ke ke Batik Colet, mau pesan batik
gambar apa nih??
Galeri
Batik Colet
Jalan Desa Jatipelem
Dusun Pelem, Desa Jatipelem
Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang
Buka Setiap Hari
Pukul 07.00 WIB – 17.00 WIB
Pak Tris : 0822 3321 7617
http://caramembatikcolet.blogspot.com/
Mantappppppp
BalasHapusSiippp...tapi jgn berpuas diri .tetap terus kreatif.
BalasHapusMantap pak tris, saya akan ikut jejak mu
BalasHapus