Setelah berpetualang menemani Frodo Baggins membuang cincin sakti ke Kawah Gunung Mordor, Samwise Gamgee
membangun keluarga kecil barunya. Sayangnya Frodo dan Bilbo Banggins harus pergi
dari Shire ke alam keabadian bersama Gandalf Sang Penyihir Putih dan para peri
termasuk Lord Elrond serta Lady Galadriel, sehingga meninggalkan rumah warisan
keluarga Baggins. Akhirnya Sam yang menjaga dan merawat rumah medhag itu di
Ekowisata Banyumili. Xixixixix………
Di seberang atas Villa Rosari Refresh Wonosalam, tak jauh dari Kampoeng Djawi, dibuka
destinasi wisata baru. Ekowisata Banyumili, dibuka tanggal 4 November lalu yang
sudah banyak didatangi para wisatawan yang penasaran dengan foto-foto rumah
para Hobbit yang beredar di media sosial.
Tak jauh dari Kampoeng Djawi
Seberang Rosari Refresh
Ekowisata Banyumili menambah deretan lokasi wisata di
Indonesia yang menyajikan spot foto dan selfie berbentuk rumah Hobbit
seperti dalam film Lord of The Rings, salah satu film kesukaan Jombang City
Guide. Hehehhehe…..
Dua Rumah Hobbit yang bertetangga
Ada dua rumah hobbit di taman ini. Satu rumah hobbit yang agak sedikit lebih besar dan satu lainnya lebih sederhana. Ukuran keduanya dibuat lebih
kecil dari tinggi manusia normal supaya makin mirip dengan Hobbit Hole yang
memang memiliki ukuran skala anak-anak. Jadi, Liang Hobbit ini seperti rumah kecil yang begitu imut, dan menjadi kegemaran anak-anak dan spot foto favorit pengunjung.
Rumah Hobbit yang lebih besar dan lebih rumit
Dua rumah Hobbit ini bertetangga, jadi makin mirip seperti di Shire, Hobbiton ya... Mungkin rumah satu milik Bilbo dan yang satunya milik Samwise. Atau malah milik Pippin??? hehhehe....
Rumah Hobbit yang sederhana
Sayangnya, seperti yang ada di Selandia Baru
pula, rumah hobbit ini hanyalah sebuah pintu tanpa ‘liang’ Hobbit betulan di
dalamnya. Seandainya ada ruangan di dalamnya, mungkin kita harus membungkuk
seperti Gandalf yang sampai tak sengaja kesamplak
lampu. Dua rumah Hobbit inilah yang menjadi spot foto yang paling digemari oleh
para pengunjung.
Menunduk ala Gandalf
Untuk mengunjungi spot foto favorit berupa Liang Hobbit ini,
beberapa pengunjung memang harus tertib mengantre supaya mendapat giliran.
Mungkin dengan bergiliran secara tertib, sebaiknya giliran selanjutnya secara
sukarela memfotokan giliran sebelumnya, jadi ceritanya saling memfotokan gitu lho. Itung-itung menyenangkan orang, sodaqoh
juga kan. Heheheheh…..
Bayi Jombang City Guide sampai ketiduran saat antre
Meski sudah dibuka awal November ini, Taman Banyumili masih
belum rampung seratus persen. Belum selesainya pembangunan taman ini tidak
mengurangi animo masyarakat untuk mengunjungi destinasi wisata yang sementara
ini paling baru di Kota Santri. Terbukti meski kami berkunjung di hari Jumat,
tempat ini cukup ramai oleh para wisatawan.
Masih dikerjakan
Tetap ramai
Tiket masuk seharga selembar lima ribu rupiah per orang
digunakan untuk kebersihan dan pembangunan tempat ini. Tarif ini dibayarkan
ketika masuk ke lokasi parkir yang tak jauh dari baliho gerbang Taman
Banyumili.
Gate
Drive Thru Ticketing
Tarif
Pembayaran dilakukan secara 'drive thru', dengan kendaraan pengunjung yang melalui loket tanpa terlebih dahulu menurunkan penumpang. Tukang Parkir menghitung jumlah pengunjung langsung yang ada di dalam mobil, sambil menambahkan tarif parkir untuk kendaraan. Setelah membayar, kendaraan pengunjung menuju lokasi parkir yang ukurannya cukup luas untuk menampung banyak mobil.
Tiket Perorangan
Karcis Parkir
Tentunya, memasuki lokasi wisata ini juga dilarang membawa benda tajam berbahaya, narkoba-psikotropika, maupun minuman keras. Sebenarnya larangan ini juga berlaku di mana saja, demi kenyamanan dan keselamatan orang di sekitar kita.
Jalan masuk parkir sepeda motor
Di samping lahan parkir, terdapat jalan setapak ala taman yang menuju ke lokasi wisata. Beberapa petugas masih mengerjakan beberapa spot, termasuk
membangun gazebo-gazebo untuk kenyamanan pengunjung. Beberapa jalan setapak
sudah dipaving, namun beberapa ada yang belum selesai sehingga jalan seakan terputus. Meski demikian, lokasi ini masih aman untuk dilalui.
Putus
Di jalan setapak yang belum dipasang paving tampak kontur tanah merah wonosalam
dan medannya yang bergelombang tak rata. Beberapa jalan setapak kadang berubah menjadi
tangga sehingga tidak memungkinkan untuk kunjungan manula atau difabel dengan
kursi roda.
Bergelombang
Terdapat ground yang dikhususkan untuk lokasi hammock
gratis bagi para wisatawan yang mungkin ingin tidur bergaya mirip Bibi Lung-nya Mas
Yoko. Biasanya digunakan untuk bersantai oleh keluarga, atau sekedar duduk melepas penat karena medan yang bergelombang. Jombang City Guide mendapati
seorang pelajar yang sedang serius mengerjakan laporan kunjungannya di Taman Banyumili ini sambil duduk di hammock.
Ada pula kolam yang ukurannya tak terlalu besar yang
nantinya akan dioperasikan sebagai sarana dayung-mendayung santai. Entah kapan
mulai dioperasikan, namun dermaga yang masih berupa pondasi dan perahu yang masih bersandar di daratan di samping
kolam menandakan belum siapnya infrastruktur ini.
Bagi wisatawan yang lapar, sudah ada stan makanan yang oke
punya di Taman banyumili ini. Tarifnya beragam sesuai selera. Sayangnya saat
Jombang City Guide berkunjung, sepertinya pramuniaganya belum standby di
posisinya. Ketika Jombang City Guide berkunjung di lain kesempatan, tempat ini begitu ramai karena menjadi satu-satunya 'logistik perut' di lokasi.
Meski demikian, pihak pengelola sudah berupaya memoles Taman Banyumili ini dengan tanaman hias
sehingga mengundang banyak kupu-kupu yang berterbangan dengan riangnya. Taman Banyumili
tampak semakin asri dengan hiasan bunga ini.
Disamping itu, banyak pohon yang
khas Wonosalam seperti kopi, durian, coklat dan avokad. bahkan bisa dikatakan, karena banyaknya coklat yang tumbuh di Banyumili, lokasi ekowisata ini semacam Wisata Kebun Kakao ala Wonosalam lho...
Pohon Kakao
Memang, Taman Banyumili ini adalah destinasi berkonsep ekowisata karena berada di dataran tinggi Wonosalam. Tempat ini menyajikan wisata segarnya bermain air di sungai, kebun kakao, dayung perahu di kolam, pemandangan pepohonan mirip hutan yang asri namun tetap dikemas apik dengan infrastruktur yang modern.
Kebetulan pas ada pertunjukan air
Pengerjaan infrastrukturnya begitu apik, halus, unik dan modern. Kesan 'masa kini' dan begitu telaten dalam pemolesan desainnya. Pengerjaan ini mengingatkan kita pada imut dan uniknya ornamen-ornamen yang ada di Agrowisata Bale Tani.
Rupanya kemiripan ini ada kaitannya. Bale Tani merupakan agrowisata sekaligus balai pelatihan pertanian, dan Ekowisata Banyumili adalah murid dari Bale Tani. Sepertinya, selain berguru tentang pertanian, Banyumili juga berguru tentang pariwisata dan pembangunan infrastrukturnya. Jadi pantaslah tipe pengerjaannya mirip dengan Bale Tani.
Banyaknya infrastruktur yang masih dikebut pengerjaannya ini, ternyata juga memiliki sebab tersendiri. Dari penuturan pengelola Bale Tani, Banyumili sebenarnya belum siap buka sepenuhnya. Namun karena pengunjung Bale Tani sudah begitu overload, sehingga Banyumili sebagai murid perguruan diburu untuk segera menerima wisatawan.
Bale Tani membantu mempromosikan Banyumili, dan mengarahkan pengunjung untuk datang juga di Banyumili. Dengan segala kondisi yang ada, Banyumili membuka tempat wisata seadanya sambil melanjutkan pengerjaan. Semua ini demi memecah konsentrasi wisatawan supaya sedikit teralihkan ke Banyumili.
Gemericik air dari gelas raksasa mengisi kolam
Taman Banyumili, orang-orang biasa menyebutnya, dinamakan
banyumili mungkin karena banyaknya air dari sumber mata air yang mengalir
gemericik mengisi olam-kolam yang ada di lokasi. Selain itu, beberapa aliran
air terjun kecil tampak menghiasi beberapa sudut taman sehingga cocoklah dengan
namanya, yaitu banyu yang airtinya air, dan mili yang artinya mengalir lembut.
Diisi air mengalir lembut
Kola diisi dari gelas
Memang taman ini belum selesai sepenuhnya, mungkin perlu
waktu beberapa bulan lagi untuk mendapatkan bentuk terbaiknya. Mungkin Jombang
City Guide akan mengupdate liputan ini setelah taman ini selesai. Selain itu
saat berkunjung mungkin karena sedang libur sehingga belum ada petugas yang
bisa ditanya-tanya. Masih syukur boleh masuk ya… matur nuwun sanget..
Sssttt....... Adik Bayi Jombang City Guide ketiduran....
Setidaknya, dengan adanya Taman Banyumili ini warga Jombang
yang ingin berfoto dengan gaya rumah para Hobbit tak perlu jauh-jauh ke Taman
Kelinci Batu Malang, atau ke Seribu Batu Songgo Langit Bantul Jogjakarta, atau ke
Pinewood Lodge and Organic Farm Cisarua Bogor, atau ke Kubu Hobbit Pedawa Buleleng, atau ke Farmhouse Susu Lembang Bandung, atau bahkan ke Auckland Selandia
Baru untuk berfoto langsung di Shire desa para Hobbit. Bangga lho, di Jombang
juga ada kok………
Ekowisata Taman Banyumili
CarangWulung, Wonosalam
Di seberang atas Villa Rosaria Refresh
Buka Setiap hari (kecuali Jumat)
Gandalf The Grey versi perempuan yang mengintip rumah Bilbo
Setelah mengintip rumah Bilbo dari jendela, lalu Gandalf memberi tanda seperti huruf F di pintu Bilbo... Bilbo pun sangat ketakutan. Wajarlah Gandalfnya bentuknya kayak gini. Hyahahahaay......
wah keren ya wisatanaya....
BalasHapusDk Tour
Lokasinya wonosalam sebelah mana ya ??
BalasHapusMungkin bs kasih referensi jalur menuju wisata banyu mili